35. Pangeran kecil?

1K 93 6
                                    

"Ck. Sialan! Jumat depan rapor dibagi" Ujar Nathan dengan gusar. Ia berjalan mondar-mandir didalam kamarnya sambil menggigit kuku jarinya.

"Kalau gue ranking kek biasanya gimana anjir. Yakali gue 3 bulan jadi babu disekolah" Rutuknya dengan kesal. Ia kemudian berjalan menuju kasurnya lantas merebahkan tubuhnya

"Hah~ okey Nathan. Positif thinking aja. Bisa aja lo masuk ranking 5 besar. Iya positif thinking aja" Ucap Nathan menyemangati dirinya. Ia menghela napasnya berkali-kali.

"Tapi kan gue bego anjir! Nggak mungkin lah masuk 5 besar! Buat masuk 20 besar aja susah!" Lanjutnya lagi dengan kesal. Ia mengacak rambutnya dengan gusar.

"Pasrah aja lah. Siapa tau besok ada keajaiban"

⚔⚔⚔⚔

Ela menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong. Pikirannya berkelana entah kemana

"Pria itu siapa ya?" Monolognya pelan. Ia mengerjapkan matanya

"Maksud dad tadi siang apa? Keadaan apa yang bakal ngebongkar siapa dokter Rian sebenarnya?" Tanyanya lagi. Ia memiringkan tubuhnya lantas meraih gulingnya kemudian memeluknya erat.

"Apa mungkin pria itu dad?" Terkanya dengan refleks. Lantas ia menggelengkan kepalanya

"Itu nggak mungkin" Sangkalnya. Lalu ia memejamkan matanya, mencoba tidur. Tapi baru beberapa saat ia memejamkan matanya. Ia kembali membuka matanya dengan cepat.

"Cowok tadi siapa?" Monolog Ela dengan kening mengernyit. Pikirannya berkelana pada

Flashback on

"LO!!!----" Ela mengernyitkan keningnya melihat cowok itu terkejut ketika menatap wajahnya. Ia menatap cowok itu dengan tatapan anehnya.

"Siapa?" Tanya Ela dengan datar dan dingin. Cowok itu menormalkan ekspresinya menjadi biasa saja. Lantas ia mengulurkan tangannya kearah Ela

"Varo" Ucap cowok itu memperkenalkan dirinya. Ela menaikkan sebelah alisnya. Ia menatap datar uluran tangan cowok itu tanpa minat untuk membalas nya.

Cowok itu yang melihat tangannya tidak dibalas oleh Ela pun dengan nekat langsung meraih tangan Ela. Ia menggenggamnya membuat Ela seketika menatapnya nyalang

"Lo apaan sih?!!" Kesal Ela sambil menyentak kasar tangan cowok itu. Cowok itu tersenyum. Ia menyembunyikan tangannya disaku hoodienya

"Lo Ela kan?" Tanya cowok itu sambil menyeringai.

Ela menatap cowok dihadapannya dengan intens. Wajah itu, sepertinya ia pernah melihatnya. Tapi kapan dan dimananya ia tidak tau.

"Gue tau kalo gue ganteng. Bisa biasa aja liatnya" Ujar cowok itu dengan pedenya. Ela mengerjapkan matanya berkali-kali.

Ia semakin mengerutkan keningnya. Sumpah demi apapun ia yakin seratus persen bahwa ia pernah bertemu dengan cowok ini.

"Apa sebelumnya gue pernah ketemu lo?" Tanya Ela memastikan. Cowok itu terlihat mengernyit bingung. Ia menatap wajah Ela intens. Lantas menganggukkan kepalanya berkali-kali.

"Maybe yes. Wajah lo kek nggak asing dimata gue" Jawab cowok.

Ela Tiba-tiba saja memegang kepalanya. Rasa nyeri Tiba-tiba saja langsung menghantam nya dengan begitu kuat. Ia terjongkok. Siluet dua orang anak perempuan dan anak laki-laki seketika terlintas dikepalanya walau hanya hitam-putih.

"E---eh l-lo kenapa?" Tanya cowok itu panik. Ia ikut jongkok tepat dihadapan Ela.

Ela mengerang tertahan. Kepalanya benar-benar sakit. Ia mencengkram lengan cowok itu menyalurkan rasa sakit yang dideritanya.

[2]  NEW LIFE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang