27. Other side?

828 83 1
                                    

Nathan menatap pantulan dirinya di depan cermin, ia meraih minyak wangi dan menyemprotkan nya diseluruh tubuhnya. Lalu ia tersenyum melihat pantulan dirinya sendiri

"Gue ganteng banget anjir" Puji nya pada dirinya sendiri sambil menyentuh dagunya.

"Siapa sih yang bisa nolak pesona gue?" Lanjutnya dengan tingkat kepedean nya yang diatas rata-rata

Ceklek

"Nath, beliin gue----- lo mau kemana?" Tanya Aldo sambil menatap Nathan dari atas sampai bawah dengan kening mengernyit, Nathan memakai kaos putih polos, celana jeans warna hitam, sepatu putih dan juga topi hitam. Aldo menyedekapkan tangannya didadanya

"Mau kemana lo?" Tanyanya dengan menyelidik, Nathan meraih jaket hitamnya dan memakainya.

"Jalan lah" Jawab Nathan acuh, Aldo semakin memicingkan matanya menatap tajam Nathan.

"Nggak boleh! Lo nggak boleh pergi kemana-mana!" Ujarnya membuat Nathan menatap kearahnya dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Dih, kenapa? Ini hari minggu, free day" Jawab Nathan. Aldo menjitak pelan kening Nathan

"Lo lupa besok tes? Belajar! Nggak usah keluar!" Perintah Aldo, Nathan memutar bola matanya malas.

"Nggak belajar gue juga udah pinter" Jawabnya dengan sombong, Aldo berdecak.

"Pinter kek apa menurut lo hah?! Ranking 1 dari belakang itu pinter?!" Tanya Aldo dengan tajam, Nathan hanya tersenyum polos kearah kakaknya.

"Tes kemarin gue nggak fokus kak, kan pujaan hati gue nggak ada" Jawab Nathan alay seraya mengerling kearah Aldo membuat Aldo mengernyit jijik.

"Ela mana mau sama cowok bego kek lo" Sarkas Aldo sambil melenggang pergi.

⚔⚔⚔⚔

Ela menuruni tangga menuju ruang makan, ia menguap pelan dan menatap sekitarnya dengan lesu.

"Pagi El" Sapa Mila dengan ceria, ia menatap Ela yang masih dengan piyama tidurnya dengan lucu.

"Kamu belum mandi?" Tanyanya setelah Ela duduk tepat di hadapannya.

Ela mengambil nasi dan lauk pauknya, ia menatap Mila dengan malas

"Menurut lo?" Jawab Ela dengan dingin. Mila mengerucut sebal mendengar jawaban Ela.

Lalu hanya ada suara detingan sendok yang mengisi ruang makan ini. Ela mengambil air minum lantas meneguk nya hingga tandas, ia mengusap sudut bibirnya yang basah lantas menatap Mila yang belum menyelesaikan sarapannya

"Dad mana?" Tanya Ela membuat Mila mengalihkan atensinya

"Di ruang kerjanya" Jawab Mila, Ela hanya mengangguk. Ia berdiri dari duduknya dan beranjak menuju ruangan kerja Leo.

Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, ia langsung membukanya membuat Leo yang tengah fokus dengan laptopnya seketika mengalihkan atensinya.

"Kenapa?" Tanya Leo penasaran sambil menaikkan satu alisnya. Ela menutup pintu ruangan ini, ia berjalan dan langsung duduk tepat dihadapan ayahnya.

"Dad bunuh Jordan karena perintah dokter Rian?" Tanya Ela to the point, ia menatap ayahnya dengan datar.

Leo menutup laptopnya. Ia menopang kan wajahnya dan menatap Ela dengan seringaian kecilnya.

"Kenapa kau bilang begitu? Aku membunuhnya karena dia sudah lancang melukaimu" Jawab Leo membuat Ela memicingkan matanya.

"Tidak seperti dirimu" Sindir Ela dengan dingin. Lalu detik selanjutnya. "Jawab saja" Lanjutnya dengan dingin.

[2]  NEW LIFE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang