19. Jealous?

1K 92 2
                                    

"Itukan mobil----"

"Hari ini ada dokter baru, dia pengganti dokter Viola" Ujar Bima dengan pelan. Ela langsung menoleh kebelakang. Ia berhenti berjalan membuat semuanya langsung menatapnya

"Namanya dokter Ri------"

"Ela!" Perkataannya terpotong kala mendengar seruan seseorang. Dengan refleks ia menoleh kearah suara diikuti semuanya

Sial! Umpat nya dalam hati kala ekor matanya menangkap seorang pria muda yang tampan dengan pakaian jas putih khas dokter yang tengah menghampirinya.

"Kenapa kau ada disini, dokter Rian?" Tanya Ela dengan penuh penekanan membuat mereka semua mengernyit. Sang dokter tersenyum misterius.

"Aku bekerja disini, Ela" Dan aku akan mengawasimu. Jawabnya yang dilanjutkan dalam hati. Ela mengernyitkan keningnya. Ia menatap dokter Rian dengan tatapan tak sukanya.

Nathan menyadari hal itu, dimana kedua mata tajam Ela menatap dokter itu. Yang ia rasa, Ela itu tak suka dengan pria muda yang ada di hadapan mereka.

"Bagaimana? Sudah lebih baik? Apakah perbannya sudah diganti?" Tanya dokter Rian membuat Nathan dan yang lain mengernyit.

"Ekhem" Deham Ela pelan, ia menatap dokter Rian dengan tajam.

"Ah ya, kalau begitu aku duluan Ela, datanglah ke UKS saat istirahat" Ujar dokter itu sambil melangkah pergi.

Nathan menatap Ela dengan mengintimidasi

"Perban apa? Lo terluka?" Tanya Nathan dengan tajam. Raut kekhawatiran tercetak jelas diwajahnya.

"Hm, luka kecil" Jawab Ela acuh, ia kembali melangkahkan kakinya diikuti semua cowok itu.

"Luka dimana?" Tanya Nathan sambil menelisik menatap Ela intens. Keningnya mengernyit kala melihat bahu kiri Ela yang terlihat berbeda dari biasanya. Dengan refleks ia menyentuh bahu kiri itu.

"Sshh sakit bego!" Umpat Ela sambil meringis pelan.

"El, da-darah"

⚔⚔⚔⚔

"Ck! Ela! Aku sudah mengatakan berkali-kali jika kau terluka ganti perban itu minimal satu hari dua kali. Dan sekarang, bahkan dari kemarin perban itu belum kau ganti!" Omel dokter Rian sambil mengobati bahu kiri Ela yang kembali mengeluarkan darah.

Ela hanya memutar bola matanya malas mendengar omelan dari dokter Rian itu. Ia menatap Nathan yang memperhatikannya yang tengah diobati oleh dokter Rian.

"Masuk sana Nath, bel udah bunyi" Ujar Ela membuat Nathan mengerjapkan matanya

"Nggak, gue bakal nunggu lo" Tolak Nathan cepat. Hell! Ia tidak mungkin meninggalkan Ela berduaan dengan pria muda yang berkedok dokter itu. Entah mengapa ia merasa sepertinya dokter muda ini mungkin 'tertarik' dengan Ela.

Dokter Rian menjauhkan tubuhnya. Ia meletakkan kotak P3K di lemari kaca. Ia kemudian menatap kedua siswa dan siswi itu.

"Kalian pacaran?" Tanya dokter itu penasaran

"Nggak"

"Iya"

Sahut mereka bertolak belakang. Dokter Rian mengangkat satu alisnya, dan menatap mereka berdua dengan senyumannya.

Nathan berdeham pelan

"Maksudnya sebentar lagi" Ujar Nathan membuat Ela mendelik. Ia lalu kembali mengalihkan atensinya pada dokter Rian.

"Kenapa dokter bekerja disini?" Tanya Ela dengan menuntut, dokter Rian mengernyit. Ia tersenyum penuh misteri kearah Ela.

"Kenapa? Hanya mengisi waktu luang sebelum bekerja dirumah sakit" Jawab dokter itu tenang.

[2]  NEW LIFE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang