7. Ready?

1.6K 157 21
                                    

"ELAAA!!!!" Teriak Nathan nyaring. Napasnya terengah-engah, ia menatap sekitarnya, lalu memegang kepalanya kala pening mulai menyerangnya.

"Gu-gue kenapa?" Tanya Nathan saat melihat kelima temannya masuk kedalam ruangan yang ia yakini UKS sekolahnya

"Harusnya kita yang nanya ke lo. Lo kenapa? Kenapa lo bisa lengah?" Tanya Alex sambil menatap Nathan tajam

Nathan menyentuh pelipisnya. Terdapat plester yang ia yakini untuk menutupi luka yang ia dapat akibat balok kayu yang dilayangkan Varo kearahnya.

Nathan menghembuskan napasnya pelan. Ia memijit pelipisnya.

"Gue tadi liat ada-----" Mereka berlima menatap Nathan serius.

Nggak! Mereka nggak mungkin percaya sama gue. Batin Nathan sambil menggeleng pelan

"Lupain" Ucapnya singkat. Ia turun dari brankar dan berjalan keluar dari UKS

Meninggalkan ke lima temannya serta beberapa anggotanya yang menatapnya bingung

Alex menatap kepergian Nathan dengan tatapan yang sulit diartikan

Apa dia juga liat?

⚔⚔⚔⚔

"Gu-gue tadi pasti salah liat! Iya! Gue pasti salah liat! Ela udah meninggal! Dia nggak mungkin bisa hidup lagi!" Ujar Nathan. Ia menatap tajam jalanan yang tengah ia lalui.

Pikirannya melayang pada saat kejadian yang berlalu sekitar kurang lebih satu jam yang lalu.

Ia mematikan motornya kala ia sudah sampai tepat didepan rumahnya. Ia menghela napasnya lalu turun dari motor tak lupa melepas helmnya.

Ia masuk kedalam rumahnya, pemandangan Bunga yang tengah menonton TV pun menyambut kedatangannya.

"Eoh Nathan, tumben kam----- ASTAGA ITU WAJAH KAMU KENAPA NATH!" Teriak bunga menggelegar. Ia beranjak dari duduknya dan menghampiri putra bungsunya itu.

Ia mendudukkan Nathan disofa ruang keluarga. Dengan cepat ia berlari untuk mengambil kotak P3K

Ia duduk dihadapan Nathan.

"Kamu tawuran lagi?" Tanya Bunga tajam. Ia menuangkan alkohol ke kapas yang ia pegang

"Shh, pelan pelan ma!" Ringis Nathan kala sang ibu menekan kuat luka disudut bibirnya

"Biarin! Udah mama bilang berkali-kali kalo kamu tuh nggak usah ikut tawuran segala. Kamu itu masih sekolah! Kamu harusnya fokus sama pelajaran! Bukan malah baku hantam nggak jelas! Mau jadi apa kamu kalo udah besar!" Ujar bunga dengan kesal.

"Jadi orang lah. Gitu aja bingung" Jawab Nathan santai. Bunga mendelik, ia menekan kuat lebam yang ada di pipi Nathan

"AWW!! Sakit ma!" Pekik Nathan. Ia menatap ibunya dengan kesal

"Dibilangin nyaut mulu! Diajarin siapa kek gitu ha?!" Tanya bunga sambil menatap tajam putra bungsunya.

"Siapa lagi kalau bukan mama"

"Ni anak kok---"

Puk

"MA! SAKIT shhh!"

Teriak Nathan menggelegar kala bunga menepuk kuat luka yang ada disudut bibirnya. Ia menatap bunga dengan memelas

Bunga menghela napasnya. Ia kembali mengobati luka yang ada di wajah Nathan. Keningnya mengernyit kala melihat sebuah kain kasa dan plester yang terpasang di pelipis putra bungsunya itu.

"Ini kenapa?" Tanya Bunga sambil menunjuk plester itu. Nathan berdeham pelan

"Biasa, kena kayu" Jawabnya acuh. Bunga menahan napasnya. Ia menendang kuat kaki Nathan membuat sang empu seketika mengaduh.

[2]  NEW LIFE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang