12. Tawaran?

1.9K 148 3
                                    

Leo menghela napasnya kasar. Ia lalu menatap Mila yang senantiasa mendengar ceritanya.

"F-foto! A-apa kau punya foto ibu kandung ku?" Tanya Mila dengan cepat. Ia menoleh kearah Leo yang tersenyum kearahnya.

Leo mengeluarkan handphonenya, ia menyalakannya dan memberikannya kepada Mila. Mila dengan cepat meraih handphone itu.

Darahnya berdesir entah kenapa melihat potret seorang wanita berparas sangat cantik itu. Dengan kulit putih pucat, kedua bulu mata lentik, berhidung mancung, memiliki bibir tipis yang berwarna cherry alami, serta kedua pipi yang berisi dak jangan lupakan kedua netra matanya yang persis seperti dirinya. Berwarna coklat gelap.

Ia menahan napasnya menatap potret wanita itu. Tanpa ia sadari air matanya kembali keluar.

"B-bunda?" Ucapnya dengan lirih, tubuhnya bergetar hebat.

"Besok Dad akan bawa kamu ke makam Bunda" Ujar Leo sambil mengusap pelan bahu bergetar Mila.

⚔⚔⚔⚔

"Rumah Ela ada dimana ya?" Monolog Nathan. Ia merebahkan tubuhnya sambil menatap langit-langit kamarnya. Kemudian ia menggulingkan tubuhnya kesamping.

"Ck! Kenapa gue nggak minta nomor handphonenya sih?! Goblok banget lo Nath!" Ujarnya pada dirinya sendiri, ia mengacak rambutnya gusar.

Ceklek

Ia langsung mengalihkan atensinya kala mendengar pintu kamarnya yang terbuka. Disana terlihat Aldo dengan setelan pakaian formalnya tengah berkacak pinggang kearahnya.

"Tumben lo ada dikamar terus." Cibir Aldo membuat Nathan menatapnya malas.

"Gue lagi mikirin Ela kak" Jawab Nathan membuat Aldo mengernyitkan keningnya

"Nath, udah berapa kali gue bilang ikhlasin dia Nath. Dia udah tenang disana" Ucap Aldo lirih. Nathan memutar bola matanya malas dan mengubah posisinya menjadi duduk

"Dia masih hidup" Jawabnya membuat Aldo melayangkan tatapan sinis Kearahnya

"Apa susahnya sih Nath buat ikhlasin dia?" Tanya Aldo sinis, Nathan berdecak keras sambil mengacak rambutnya.

"Dia emang masih hidup!" Ucapnya penuh penekanan. Aldo menatapnya tak percaya.

"Nggak mungkin! Orang yang udah meninggal nggak mungkin hidup lagi! Besok gue bawa lo ke psikiater!" Ujar Aldo mutlak. Nathan menatapnya kesal.

"Besok gue bawa Ela kesini!"

⚔⚔⚔⚔

"Dad" Panggil Ela sambil membuka pintu ruangan Leo.

Leo mengalihkan atensinya dari berkas yang ia baca kearah Ela. Ia mengangkat sebelah alisnya.

"Aku akan ke dokter Rian" Ujar Ela membuat Leo berdiri dari duduknya

"Kenapa? Apa sakitmu kambuh?" Tanya Leo dengan khawatir. Ela menggeleng pelan.

"Tidak, hanya akan mengucapkan terimakasih" Jawab Ela acuh. Lalu ia keluar dari ruangan Leo dan berjalan keluar dari rumahnya.

"Ela!" Seru seseorang dibelakangnya. Ela tak berhenti berjalan, tak lama suara derap langkah kaki seseorang terdengar.

"Kamu mau kemana?" Tanya Mila pelan

"Rumah sakit" Jawab Ela dingin.

"Ngapain? Aku ikut boleh?" Tanya Mila. Ela menatapnya lantas menghembuskan napasnya.

"Nggak" Jawabnya singkat membuat Mila seketika mengerucutkan bibirnya.

Ia lalu menaiki mobilnya, lalu menutup pintunya meninggalkan Mila yang masih berdiri di teras rumahnya sambil melambaikan tangan kearahnya. Ia memutar bola matanya malas melihat kelakuan kembarannya itu.

[2]  NEW LIFE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang