16. Markas

1.4K 104 2
                                    

Hening

Setelah ucapan yang terlontar dari bibir Ela, keheningan mulai menyapa mereka berdua. Ela yang kembali memainkan handphonenya, dan Nathan yang juga tengah menatap layar handphonenya yang menyala dengan tatapan kosong.

"Ini Ela! Cake nya udah jadi!" Seru bunga dengan antusias membuat kedua kaum adam dan hawa itu seketika tersentak.

Bunga meletakkan cake itu dimeja di hadapan mereka berdua, ia duduk tepat disamping Ela.

"Dimakan ya, kalo bisa dihabisin" Ujarnya dengan lembut, Ela hanya mengangguk, tangannya terulur untuk mengambil sepotong cake cokelat itu. Lantas ia memakannya

"Gimana? Enak kan?" Tanya bunga dengan semangat. Ela tersenyum sekilas

"Enak Tan" Jawab Ela membuat senyuman Bunga seketika meredup.

"Hmm, nggak enak ya kalo kamu manggilnya tante" Ceketuk bunga membuat Nathan dan Ela seketika mengernyit

"Emang harus manggil apa ma?" Tanya Nathan, tangannya terulur untuk mengambil cake itu dan langsung memakannya

"Gimana kalo kamu manggilnya mama!"

"Uhuk uhuk"

⚔⚔⚔⚔

Pintu rumah Nathan pun terbuka, terpampang lah seorang pria muda berpakaian formal yang berjalan dengan lesu sambil membawa tas khas kantor berwarna hitam.

"Nath-----" Perkataan pria itu terpotong. Keningnya mengernyit kala melihat seseorang yang ia yakini seorang gadis yang tengah duduk membelakanginya. Ia menatap gadis itu, rambutnya terasa familiar di ingatannya. Ia melangkah, mendekati gadis itu.

"Maaf, l-lo si------ASTAGA!! ELA!!" Pekik pria itu membuat Ela seketika tersentak, ia langsung menoleh kebelakang, dan tersenyum canggung

"I-ini beneran lo? Gu-gue nggak mimpi kan?" Tanya Aldo yang masih shock, ia menatap Ela dengan terkejut.

"I-iya kak" Jawab Ela dengan kikuk

"Gue bener kan kak, kalo Ela masih hidup." Ucap suara lain dibelakangnya. Aldo dengan refleks membalikkan badannya dan menatap Nathan dengan terkejut

"Gi-gimana bisa? Gu-gue nggak salah liat kan?" Tanya Aldo meminta penjelasan pada Nathan. Nathan hanya tersenyum, ia menepuk bahu Aldo berkali-kali.

"Keknya lo lebih cocok konsultasi ke psikiater deh kak" Ujarnya dengan senyuman menyebalkan.

"Yuk, El pulang" Ajak Nathan, Ela mengangguk, ia menggendong tasnya, dan menatap Aldo yang masih terdiam cengo dengan seringai tipisnya.

"Gue pulang dulu kak" Pamitnya sambil melenggang pergi. Aldo mengerjap pelan, ia menepuk kedua pipinya

"I-ini nggak mungkin!"

⚔⚔⚔⚔

"Belok kanan Nath!" Seru Ela sambil mencondongkan wajahnya, Nathan hanya mengangguk.

Motor yang ia kendarai masuk kedalam perumahan elit yang membuatnya berdecak kagum, tapi tak urung ia sedikit mengernyit melihat sebuah bangunan megah berwarna serba hitam. Ia mematikan motornya tepat didepan gerbang bangunan itu yang masih tertutup.

"Ini rumah lo El?" Tanya Nathan, Ela melepas helmnya, ia menyerahkannya pada Nathan yang langsung diterima oleh cowok itu, ia merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Iya" Jawabnya singkat, Nathan mengernyitkan keningnya

"Bukannya lo tinggal di rumah di tengah hutan itu ya?" Tanya Nathan memastikan, Ela mengernyit dan menatap Nathan tajam

[2]  NEW LIFE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang