54. Be mine

472 52 37
                                    

"El, gue masih suka sama lo"

Deg

Ela mematung mendengar perkataan Nathan, otaknya seketika blank. Apa katanya??? Nathan masih menyukai dirinya? Nathan?! Dirinya?! Suka?!! Ia tidak salah dengar kah???

"N-nath l-lo----"

"Iya El, gue masih suka sama lo dan sampai kapanpun gue bakal tetep suka" Potong Nathan cepat, ia menggenggam erat tangan Ela dan mendekatkan wajahnya ke wajah Ela.

Ela menahan napasnya, ia tidak bisa berpikir jernih saat ini, dengan gerakan bak slow motion ia membuang wajahnya dan menghela napasnya lelah.

"Jangan gitu Nath" Ucap Ela lirih, ia melepaskan tangan Nathan yang menggenggam tangannya

"Maksud lo?" Tanya Nathan tak paham, perasaannya mulai tak enak melihat perubahan ekspresi wajah Ela yang terlihat sendu.

"Lo nggak boleh suka sama gue. Singkirin perasaan itu Nath" Jawab Ela pelan. Nathan mematung mendengar jawaban Ela. Apakah dirinya ditolak sebelum ia mengatakan dengan jelas perasaannya???

"Kenapa?" Tanya Nathan terdengar putus asa. Ela menatap wajah tampan Nathan dibawah sinar rembulan, ia tersenyum tipis. Sangat tipis sampai nyaris tidak terlihat.

"Gue terlalu buruk buat disukai, Nath. Dan gue emang nggak pantes buat itu" Jawab Ela membuat Nathan memejamkan kedua matanya, ia menghela napasnya pelan. Apa-apaan alasan itu?!!

"Nggak El, jangan ngomong gitu. lo pantes kok nerima rasa suka dari seseorang, termasuk gue" Balas Nathan berusaha meyakinkan. Ela terkekeh dingin, dan hal itu membuat Nathan terkesiap. Ini kali pertama ia melihat Ela tertawa, meski terdengar sangat dingin dan penuh kehampaan.

"Lo tau Nath, kalo lo tau rahasia ini mungkin lo bakal benci sama gue" Ucap Ela tiba-tiba. Nathan mengernyitkan keningnya, tak paham dengan perkataan Ela.

"Maksud lo?" Tanyanya, Ela menatapnya lekat.

"Gue yang udah bunuh Deci dan Damian"

Deg

Tubuh Nathan menegang hebat mendengar perkataan Ela, ia mengerjapkan kedua matanya berkali-kali dan menatap Ela dengan tatapan terkejut, seolah tak percaya kenyataan yang baru saja ia dengar.

"Anak sial kek gue yang udah bunuh orangtuanya, mana bisa dapetin rasa suka dari seseorang. Terlebih itu lo Nath, gue bener-bener nggak pantes. Sorry" Lanjut Ela dengan suara lirih. Ia berdiri dari duduknya dan menepuk pelan tangannya dan bagian belakang tubuhnya yang kotor.

Ia berbalik, hendak pergi dari tempat ini, tapi pergelangan tangannya ditahan oleh Nathan membuatnya menoleh ke belakang dan menatap Nathan dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Lo nggak denger kata gue?" Tanya Nathan sambil menatap Ela lekat. "Sampai kapanpun gue bakal tetep suka sama lo. Gue nggak peduli siapapun yang udah lo bunuh" Lanjut Nathan membuat Ela mengerjap-ngerjapkan kedua matanya terkejut. Lebih tepatnya ia merasa heran sekaligus takjub dengan perkataan Nathan.

Nathan berdiri dari duduknya, dengan lembut ia menarik tangan Ela agar lebih mendekat kearahnya.

"Gue masih inget lo pernah bilang kalo lo sama Mila dituker waktu bayi sama Om Damian. Kalo gue diposisi lo mungkin gue juga bakal bunuh mereka." ujar Nathan sambil memegang kedua bahu Ela. Lalu detik selanjutnya. "Jangan merasa terbebani El, lo pantes buat disukai" lanjut Nathan menenangkan. Ela memejamkan kedua matanya, pikirannya berkecamuk saat ini.

"Gue tetep nggak bisa Nath, lo terlalu baik buat gue yang iblis ini" sangkal Ela membuat Nathan menatapnya tak suka. Dengan cepat ia menangkup wajah Ela dan menatapnya intens

[2]  NEW LIFE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang