43. Love?

540 62 3
                                    

****

"Lo kenapa?" Tanya Nathan penasaran kala melihat Ela yang berjalan kearahnya dengan tatapan kosong.

Ela mengerjapkan matanya, ia mengedarkan pandangannya lantas menghela napasnya pelan

"Lo ngomongin apa sama kak Aldo?" Tanya Nathan lagi. Ia menarik pergelangan tangan Ela membuat Ela seketika terduduk disampingnya.

"Ah, lo nggak perlu tau. Ini nggak penting" Jawab Ela. Nathan memicingkan matanya, seolah tidak puas dengan jawaban Ela. Lantas ia mengangguk

Mungkin privasi. Lagipula gue bisa tanya kak Aldo nanti. batinnya

"Loh ada Ela? Kapan kamu kesini?" Tanya Bunga yang merasa terkejut melihat kehadiran Ela. Ia duduk di sofa yang berhadapan dengan Ela dan juga Nathan

"Tadi tan" Jawab Ela membuat Bunga terdiam sambil menatapnya intens. "Tan?" Ulang Bunga membuat Ela mengernyit, lalu tak lama

"Eh, maksudnya tadi Ma" Ulang Ela pelan membuat Bunga tersenyum. Nathan menatapnya dengan cengo

"Udah dapet restu nih ma?" Tanya Nathan sambil mengerling genit kearah bunga. Bunga menghela napasnya, ia melempar kripik singkong yang akan ia makan kearah Nathan

"Ela udah jadi anak mama" Jawab Bunga ketus. Kedua mata Nathan membola

"Wah bagus dong. Jadi kalo Nathan nikah sama E----AWW! Sakit El!" Teriak Nathan kencang kala perutnya dicubit keras oleh Ela, ia menatap sebal Ela yang menatapnya tajam.

Bunga memperhatikan Ela dan Nathan yang tengah bertatapan. Ah maksudnya, Ela yang menatapnya tajam dan Nathan yang meringis pelan menatap Ela

"Kalian mau jalan?" Tanya Bunga sambil menatap Nathan dan Ela secara bergantian.

"Ng----"

"Iya ma!" Jawab keduanya bertolak belakang. Bunga menaikkan sebelah alisnya dan tersenyum tipis melihat wajah masam Ela

"Lo tunggu sini El. Gue ganti baju, gue tau kok lo kesini karena pengin jalan sama gue" Ujar Nathan dengan pedenya. Ela mendengus, ia menendang pelan kaki Nathan.

Setelah Nathan berjalan kearah kamarnya. Hening pun mulai melanda Bunga dan Ela. Bunga yang terlihat fokus dengan kripik yang tengah ia makan serta Ela yang juga mulai fokus dengan ponselnya

"El, Nathan nggak pernah macam-macam kan sama kamu?" Tanya Bunga tiba-tiba membuat Ela sedikit tersentak. Ia mengalihkan atensinya pada Bunga.

"Nggak kok Ma" Jawab Ela seraya tersenyum tipis

Bunga menutup toples kripik singkong nya. Ia meletakkan toples tersebut ke meja dan kembali menatap Ela dengan senyuman misterius.

"Kamu tau Cyra?" Tanya Bunga. Ela mengernyitkan keningnya. Cyra? Siapa dia? Kenapa terdengar tidak asing ditelinganya.

"Siapa ya, Ma?" Tanya Ela balik kala ia tak menemukan memori apapun tentang Cyra.

"Mantan Nathan" ah! Ia mengingatnya. Bagaimana mungkin ia bisa melupakan korban 'spesialnya'?

"Nathan dulu cinta banget sama Cyra. Kamu tau El?" Ela menganggukan kepalanya. Ia tidak menyangkal itu, dan ia tahu dari ekspresi Nathan sewaktu cowok itu di bully oleh Cyra dulu.

"Waktu tau Cyra cuma main main sama Nathan. Mama sedih, mama takut kalo Nathan berubah. Mama takut kalo dia jadi pemberontak dan nggak bisa diatur. Tapi semua yang mama bayangkan tiba-tiba hilang waktu Nathan bawa kamu ke rumah ini pertama kali" Ela memejamkan matanya. Mengingat-ingat kapan ia datang ke rumah ini. Ah! Waktu mengerjakan kelompok.

[2]  NEW LIFE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang