53. Takdir?

424 47 27
                                    

"AKHIRNYA SAMPAI JUGA DI BALIIII!!!" Teriak Nathan sambil merentangkan tangannya, menikmati udara segar yang menerpa wajahnya.

"Norak banget sih" Cibir Mila, ia menatap Nathan sinis

"Yeee terserah gue dong, sewot aja lo" Balas Nathan tak mau kalah. Ia kembali menarik kopernya dan berjalan kearah sebuah Vila besar yang ada dihadapan mereka.

Pintu Vila itu terbuka, menampakkan seorang pria paruh baya yang menatap keempat remaja itu dengan terkejut.

"Eh Nathan? Kok kamu nggak nelfon bapak buat jemput kamu?" Tanya pria itu terkejut, Nathan tersenyum lebar. Dalam hati ia merutuki ibunya. Kerjaan mama nih, kalo gitu buat apa gue kemaren ngerengek minta kunci kalo dah ada pak Bara. Batinnya tersenyum miris.

"Itu nggak sempet pak, habisnya udah nggak sabar mau kesini jadinya naik taksi aja biar lebih cepet" Jawab Nathan sambil tersenyum kikuk. Pria paruh baya itu hanya mengangguk, lantas ia menatap satu persatu teman-teman Nathan.

"Kalau gitu, bapak pergi dulu ya. Kalau butuh apa-apa jangan sungkan buat panggil bapak" Ucapnya sambil tersenyum tipis, lantas ia berjalan meninggalkan Vila ini setelah mendapat respon dari keempat remaja itu.

"Ayo masuk, anggep aja rumah sendiri" Ujar Nathan sambil membuka pintu vila ini, ia masuk kedalam diikuti Ela, Mila dan Alex.

"Kalian pilih sendiri deh mau di kamar mana." Ucap Nathan sambil melenggang pergi menuju kamarnya, meninggalkan ketiga temannya yang masih melihat-lihat segala penjuru villa ini yang memang sangatlah mewah.

"El, kita sekamar ya?" pinta Mila kala ia melihat Ela yang hendak menarik kopernya, Ela hanya berdeham pelan membuat Mila memekik, lantas ia menarik kopernya dan membawanya ke lantai dua.

"Cih, gue dianggap batu nih?" Cibir Alex pelan, ia mendengus kesal lantas menarik kopernya menuju kamar yang berada tepat di samping kamar Nathan.

"Nath, kenapa kita nggak sekamar?" Tanya Alex mengencangkan suaranya agar terdengar oleh Nathan yang berada di  kamar sebelahnya.

"Ogah, jaman sekarang cowok sekamar itu pamali, yang ada disangka yang iya-iya!" Jawab Nathan sambil mendengus sebal.

"Homo maksud lo?" Tebak Alex membuat Nathan berdecak.

"Nggak usah diperjelas juga bangsat! " seru Nathan geram. Alex hanya tertawa pelan mendengar nada tinggi dari perkataan Nathan.

Nathan keluar dari kamarnya, ia membuka pintu kamar Alex lantas ia bersandar di pintu. Memperhatikan Alex yang tengah menaruh pakaiannya dilemari kamarnya.

"Ngapain lo?" Tanya Alex sambil menjatuhkan tubuhnya di ranjang kamar ini. Ia menghela napasnya lelah. Perjalanan dua jam yang sangat melelahkan.

"Makan, lo nggak mau liat pemandangan dari atap?" Tanya Nathan sambil melenggang pergi menuju dapur. Alex yang mendengar itu lantas dengan gerakan cepat langsung berdiri dan berlari menghampiri Nathan.

"Wihh, siapa yang masak nih?" Tanya Alex takjub melihat beberapa lauk yang menggiurkan yang ada di meja makan. Nathan mengambil dua nampan yang cukup besar. Ia meletakkan lauk pauk itu di nampan itu lantas menyerahkan nampan satunya pada Alex.

"Istrinya pak Bara. Buat minuman gih, sama bawa camilan yang ada dikulkas. Terus bawa ke atap." perintah Nathan seenak jidat. Dengan tak ikhlas Alex pun mengangguk malas.

"El, Mil, ke atap buru!" Teriak Nathan sambil melangkahkan kakinya menaiki anak tangga satu persatu.

Pintu kamar terbuka, menampakkan Mila dan Ela yang mengenakkan pakaian santainya. Mereka berjalan mengikuti langkah Nathan dibelakangnya.

[2]  NEW LIFE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang