18. Dokter baru?

1K 89 0
                                    

Tin tin

Ela membunyikan klakson mobilnya saat mobilnya berada didepan gerbang rumahnya. Tak lama seorang pria berbadan kekar pun membuka gerbangnya. Ia lalu melajukan mobilnya masuk kedalam.

Ia mematikan mesin mobilnya. Ia membuka pintu mobilnya kemudian turun. Ia berjalan menghampiri pria tadi.

"Perketat keamanan rumah. Tugaskan sekitar 25 orang terkuat untuk berjaga disekitar rumah" Intruksinya pada pria itu.

"Perintahkan beberapa orang untuk mengikuti Mila, Alex dan Nathan ketika mereka berada diluar. Jangan sampai mereka hilang dari pandangan kalian" Ujarnya dengan dingin.

"Baik nona. Maaf, kalau boleh tau kenapa nona meminta itu?" Tanya pria itu dengan sopan, Ela menatap pria itu dengan tajam membuat pria didepannya menunduk dalam.

"Jordan sudah mengetahui wajahku. Jika kau melihat mata-matanya segera tangkap dia dan bawa ke markas" Ujarnya dengan dingin. Kemudian ia berjalan masuk kedalam rumahnya.

Ia merogoh saku celananya dengan sesekali meringis pelan. Ia mengambil sebuah kunci rumahnya lantas ia membuka pintu rumahnya.

Ia masuk kedalam rumahnya yang gelap dengan langkah sepelan mungkin.

"Kau baik-baik saja?" Tanya seseorang membuatnya seketika terlonjat kaget. Tak lama lampu pun menyala, memperlihatkan Leo yang tengah berdiri di ujung tangga

"Yeah, seperti yang kau lihat" Jawab Ela dengan dingin. Leo berjalan menuruni tangga dan menghampirinya.

"Kau berbohong" Ucap Leo dengan datar

"Kau terluka karena Jordan sialan itu kan?" Tanya Leo dengan mengintimidasi. Ia menarik pergelangan tangan Ela dengan kasar dan membawanya duduk disofa ruang keluarga.

"Shhh" Ringis Ela dengan pelan. Ia memegang bahu kirinya kala nyeri langsung menyerangnya.

"Wajahmu benar sudah terungkap?" Tanya Leo dengan dingin, seolah tuli mendengar ringisan yang keluar dari bibir tipis Ela

"Ya, aku lalai dad, i'm sorry" Ujar Ela dengan lirih. Leo menghela napasnya pelan

"Tak apa, itu lebih baik daripada bersembunyi dibalik topeng" Ujar Leo membuat Ela menatap ayahnya tak percaya

"Dad! Kau tau apa yang barusan kau katakan?! Wajahku sudah terungkap! Orang-orang yang dekat disekitarku akan terancam! Dad memikirkan itu?!" Tanya Ela setengah berteriak.

"Maka jauhi mereka, soal Mila dad bisa menjaganya" Ujar Leo acuh. Ela mengepalkan kedua tangannya erat.

"Itu tidak mungkin dad! Mereka temanku!" Bantah Ela tersulut emosi. Leo menatap putrinya yang menatapnya dengan kilatan amarah dengan jengah.

"Kau bilang mereka teman? Bahkan saat kau benar-benar dinyatakan meninggal oleh dokter itu mereka mempercayainya" Balas Leo membuat Ela menggeram tertahan, kenapa ayahnya sangat menyebalkan hari ini?

"Tidak! Mereka bahkan percaya aku masih hidup!" Ujarnya dengan keras.

"Kau membelanya seolah kau menyukainya" Ujarnya membuat Ela terdiam.

"Mereka temanku! Sudah pasti aku akan membelanya jika mereka tidak salah!" Jawab Ela dengan penuh penekanan

"Benarkah? Kau benar-benar tidak menyukainya? Siapa nama salah satu lelaki itu?" Tanya Leo sambil berpikir, detik selanjutnya. "Ahh Nathan. Ayahnya adalah rekan bisnis dad" Lanjutnya membuat Ela mencerna apa Perkataannya. Ia tau betul pikiran licik yang terisi dikepala ayahnya.

"Dad! Jangan melakukan apapun!" Desis nya dengan tajam. Leo menatap Ela dengan seringaian nya.

"Kenapa? Aku bisa membuatnya jatuh seketika" Ujarnya membuat Ela memejamkan matanya, berusaha menahan amarahnya yang meledak.

[2]  NEW LIFE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang