【Happy Reading】
Agaknya hari ini adalah hari yang melelahkan dari hari biasanya.
Di sarapan pagi tadi, di meja makan, sang ayah sama sekali tak memedulikan dirinya. Ayah bersikap dingin dan tak menatap manik mata Jaemin sama sekali.
Sekali lagi Jaemin menghembuskan nafas pasrah. Saat ini, dirinya sedang berada di halte bus depan gerbang sekolah.
Semalam, Jeno memberi pesan kepadanya untuk menunggu di halte. Entah apa yang dimaksud sang sahabat. Biasanya lelaki sipit itu tidak peduli Jaemin akan tiba lebih dulu.
Manik mata rusa itu menatap kendaraan yang berlalu-lalang di depan. Ia juga menatap gerbang sekolahnya yang sedikit lagi akan tutup.
Kakinya menghentak-hentak cepat tidak sabaran.
"Jaem!"
Terlihat sang sahabat muncul dari arah trotoar depan gerbang sambil melambaikan tangan.
"Katanya di halte gimana sih," gerutu Jaemin sebelum ia menyebrangi jalan.
"Maaf telat, tadi bus lama banget jadinya dianter papa."
"Hm."
Jaemin tak menghiraukan ucapan sang sahabat. Kakinya melangkah ke arah gerbang agar tak terlambat.
"Tumben banget minta nungguin, kenapa?" tanyanya ketika mereka sudah berada di dalam sekolah.
"Kemarin ayah lu nelpon gua, nanya-nanya tentang lu."
"Terus lu iyain?"
"Iyain gimana maksudnya?"
Langkah kakinya berhenti mendengar pertanyaan Jeno, segera ia membalikkan badannya.
"Tentang gua yang minum-minum sama ngerokok."
"Lah bukannya iya? waktu itu gua liat lu ngikut sepupu lu minggu kemaren."
"Kapan gua ikut dia?! Gua diseret sama dia asal lu tau, No."
"Oh ya? Gua enggak nyadar. Lagian lu mau aja di seret-seret."
"Kalo lu nyadar kenapa lu gak tolongin gua?" sentak Jaemin.
Jeno termenung di tempat, tidak tahu ingin mengatakan apa.
"Lu tau gua dibully dari dulu. Kenapa lu gak pernah bela?"
"Kenapa lu malah diem aja No?"
"Lu sahabat gua apa bukan?"
Setiap pertanyaan dari Jaemin menjadi bumerang baginya. Jeno tidak dapat berkata apa-apa. Ia ingin mencurahkan semua alasannya mengapa ia tidak pernah membela Jaemin.
"Lo tau gua kaya gitu ada alasannya, Na."
"Basi," ucap Jaemin final sebelum ia meninggalkan lelaki sipit itu di tengah koridor.
^
^Anak itu memasuki kelas dan keadaan kelas lebih sunyi dari biasanya. Bangchan pun tidak menunjukkan batang hidungnya.
Jaemin berjalan pelan menuju meja. Teman-teman di kelas menatap Jaemin dengan pandangan remeh.
Anak pelakor gatau diri!
Haram perlakuannya haram orangnya
Anak haram pergi aja
Bunuh diri lu sana!
Berbagai kata-kata umpatan memenuhi mejanya. Jaemin lantas melihat teman sekelas, tetapi mereka langsung menghindari tatapan itu.
Dengan menahan sesak di dada, ia menaruh tas dan mengambil tisu basah yang selalu ia bawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lil' Brother
FanficSeharusnya dari dulu Na Yuta memainkan peran menjadi seorang kakak yang baik. Na Jaemin Nakamoto Yuta ⚠️suicide thought ⚠️trigger warn'