Cerita 6

4.6K 608 37
                                    

【Happy Reading】




Suasana di lorong sekolahnya seketika sunyi tatkala Jaemin menginjakkan kakinya disana.

Mereka yang berada disana kompak menatap Jaemin dengan pandangan menilai. Bersikap seolah-olah Jaemin pantas untuk diasingkan.

Anak itu tak mengerti mengapa dirinya tiba-tiba menjadi pusat perhatian. Ia hanya berjalan menunduk melewati orang-orang yang menatapnya.

"Hoi! Anak pelakor baru dateng nih."

Terlihat sang sepupu yang ia benci setengah mati itu berdiri di depan kelasnya. Seperti di hari sebelum-sebelumnya, sepupunya berada disana dan kembali mengganggunya.

"Kemaren bolos kemana lu? Gila ga nyangka anak culun kayak lu bolos."

Jaemin hanya diam disana sambil merematkan ujung hoodie. Bangchan melihat sekeliling, mencari keberadaan sahabat sepupunya itu.

"Mana si Jeno? Biasanya nempel mulu  berdua."

"Gak tau."

"Wahh..., Si culun dah berani ternyata? Dah jadi jagoan lu?"

Bangchan pun mengangkat tangannya, berniat untuk mengelus surai hitam milik Jaemin.

Jaemin yang sudah tahu akan niat itu pun segera menepis tangan Bangchan.

"Woah.... Hahaha nantangin dia."

"Udah bosen kali jadi babu lu Chan," seru salah satu anteknya.

Semua orang yang berada di lorong seketika cekikikan mendengar ocehannya. Tidak ada satupun dari mereka yang berniat membela Jaemin. Mereka hanya akan menjadi penonton setia penindasan antar sepupu itu.

Jeno yang baru saja tiba di ujung lorong terhenti kala ia melihat kerumunan orang. Tanpa ia lihat pun dia tahu siapa yang menciptakan drama di pagi hari yang mendung ini.

Sebelum penindasan itu semakin parah, Jeno pergi ke ruang guru untuk menengahi. Ya, ia perlu orang tambahan untuk melawan sepupu sahabatnya itu.

"Oh.. iyakah?"

"Maaf Chan, jam pertama ada ulangan, bisa gak nanti aja?"

"Lu kira gua bakal nurutin kata-kata lu?"

"Udahlah Chan, sikat langsung."

Bangchan yang mendengar seruan temannya itu pun tersenyum miring. Ia menarik rambut sepupunya kasar, Jaemin yang tidak siap mendapat perlakuan itu pun terpekik kaget.

"Anak haram gausah belagu."

Bangchan sudah aba-aba ingin memukul Jaemin, namun sebuah teriakan menghentikan niatnya.

"Bangchan! Kamu ya kebiasaan!"

Guru Park muncul di tengah kerumunan itu dengan disusul oleh Jeno dibelakang.

"Bubar-bubar! Udah waktunya jam pertama ini. Kalau masih ada yang diluar kelas, saya hukum kalian!"

Lantas saja orang-orang yang melihat penindasan tadi pergi dari sana. Sebagian ada yang berdecak kesal dan ada juga yang menghelas nafasnya.

"Kecuali kalian bertiga!" ujar Guru Park ketika melihat Bangchan dan antek-anteknya bersiap pergi.

"Jaemin kamu boleh masuk ke kelasmu."

"Makasih pak."

Anak itu pun menundukkan badannya kemudian masuk ke kelas diiringi Jeno.

"Cih ngadu."




My Lil' BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang