【Happy Reading】
Dua anak adam itu berjalan bersisian, dengan Jeno yang mengangkat meja dan Jaemin yang sedari tadi mengacuhkan presensi sahabatnya.
Ia sudah terlanjur kesal.
"Na, yakin gamau ke UKS dulu?"
"Gak."
Jeno menghela nafasnya melihat respon Jaemin. Setidaknya ia sudah membantu walau telat, tapi mengapa Jaemin justru marah?
"Oh ya, lu disuruh temuin guru Park tadi."
"Oke."
Setelah mereka sampai di ambang pintu kelas, Jaemin segera pergi ke ruang guruntanpa pamit.
Jeno pasrah dengan kecuekan Jaemin, mungkin sedikit lagi anak itu akan berubah seperti sedia kala.
Selalu seperti itu jika mereka sedang marahan, Jaemin tidak akan tahan diam dengan dirinya berlama-lama. Entah karena Jaemin tak enak hati ataupun ia tak punya teman lagi.
Jeno tak mau memusingkan hal itu. Cukup mengikuti apa kemauan si sahabat.
^
^Kaki kecilnya ia bawa berjalan di koridor.
Jaemin berjalan sembari memegang kepalanya yang agak nyeri.Kejadian di gudang tadi sudah cukup membuat ia merinding. Membayangkan jika Jeno tak datang tadi, mungkin ia akan bermalam disana.
"Jaemin."
Atensinya terbagi ketika ia melihat sang ayah di depan pintu masuk ruang guru.
Siwon menghampiri anak bungsunya itu, menatap lekat-lekat. Jaemin tentu merasa risih.
"Ayah disini? Ayah ada apa kesini?"
"Bereskan barang-barangmu, setelah itu ikut ayah pulang."
"Tapi Nana masih ada pelajaran yah, ada apa emang?"
"Turutin perintah ayah Jaemin, jangan banyak alasan. Ayah tunggu kamu di mobil."
Siwon lekas beranjak dari koridor itu, mengabaikan air muka bingung si bungsu.
Jaemin kembali melanjutkan langkah, ia perlu berurusan lebih dulu dengan guru Park.
^
🄼🅈 🄻🄸🄻' 🄱🅁🄾🅃🄷🄴🅁
^
Setelah bernegosiasi cukup lama dengan guru Park, akhirnya Jaemin terbebas dari hukuman membolos tadi.
Sudah beberapa kali ia tekankan bahwa dirinya dikerjai, namun guru yang umurnya sudah setengah baya itu kekeuh dengan pendiriannya.
Memang di mata guru Park nama Jaemin sudah teracuni, guru itu tak akan percaya lagi dengannya.
Lupakan tentang guru Park, saat ini Jaemin tengah membawa langkahnya ke mobil sedan yang masih terparkir disana.
Hatinya jelas tak karuan, detak jantungnya pun meningkat. Semoga saja sang ayah memaklumi masalahnya ini. Walau itu tak mungkin.
Brak!
Tak sengaja ia menutup pintu mobil sedan itu sedikit kasar. Jangan salahkan Jaemin, salahkan sifat paniknya yang selalu muncul itu.
"Ma-maaf yah, gak sengaja," ucapnya memohon tatkala melihat ekspresi muka ayahnya yang terlihat tegang.
"Pasang sabukmu, kamu jelaskan di rumah nanti."

KAMU SEDANG MEMBACA
My Lil' Brother
Fiksi PenggemarSeharusnya dari dulu Na Yuta memainkan peran menjadi seorang kakak yang baik. Na Jaemin Nakamoto Yuta ⚠️suicide thought ⚠️trigger warn'