Cerita 24

4.1K 514 59
                                    

maaf yaa chapter ini agak panjang hehe semoga kalian gak bosan😉

maaf yaa chapter ini agak panjang hehe semoga kalian gak bosan😉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



【Happy Reading】



"Udah lu sebar semua fotonya?" tanya Bangchan saat dia memasuki ruangan pengap yang biasa dijadikan tempat tongkrongan mereka.

"Udah,"

"Lewat mana?"

"Lewat grup sekolah," ucap Hyunjin santai sembari meminum kopi instan botol.

"Tolol! Gimana bisa lu sebar di grup sekolah? Yang ada ketauan!" sentak Bangchan panik.

"Gua pake nomor orang kok, santuy kita gak bakal ketauan,"

"Terserah dah," ucapnya sambil mendudukkan dirinya di sofa terdekat dan menyalakan rokok.

Beberapa orang disana sibuk dengan dunianya sendiri tanpa menyadari sepasang manik mata penuh dendam mengintai kegiatan mereka.

"Foto apaan yang disebar?" tanyanya kepada diri sendiri. Dia semakin mendekatkan telinganya ke dinding sembari melirik sedikit lewat celah jendela.

Terdengar lagi sahutan dari sana, "Lu gak sekolah Chan, udah bertahun-tahun kaga lulus. Lu betah apa gimana?"

"Gua nunggu si cupu dikeluarin dari sekolah dulu dah, mau liat reaksi Om Siwon hahahaha. Siapa tahu kan tuh anak dibuang ke panti,"

"Anjrit jahat banget dah lu Chan jadi sepupu,"

"Dia bukan sepupu gua!"

Yuta yang menatap mereka menggeram rendah. Yap, si sulung itu kebetulan menemui Bangchan diperjalanan pulang sehabis mengantar Jaemin. Karena dia ingin mengumpulkan beberapa bukti perbuatan si sepupu, dia pun mengikutinya.

Tak lupa juga ponselnya sudah ia sediakan untuk merekam pembicaraan mereka. Barangkali mereka mengobrol topik tentang saat itu.

Tunggu, jangan bilang tuh curut nyebar foto yang kemarin, tebak Yuta dalam hati.

Memikirkan hal itu, membuat emosi Yuta kembali bergejolak naik. Dia mengepalkan tangannya dengan kuat.

Untung saja dia sempat merekam, hal ini bisa menjadi bukti atas kelakuan mereka.

"Kena lu Chan,"

Dia kembali mendengarkan sahutan-sahutan dari dalam sana. Tanpa memedulikan kakinya yang perlahan pegal karena berdiri terlalu lama.

Dia paksakan itu demi membalas semua ketidakadilan yang dilakukan Bangchan kepada Jaemin, adiknya.

Hitung-hitung membayar semua rasa penyesalan dia di masa lalu.

Drrt...drrt

Ponselnya bergetar menandakan panggil masuk.

"Siapa nih?" tanyanya ketika mendapati nomor tak dikenal meneleponnya.

My Lil' BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang