Cerita 14

4.3K 527 18
                                    

p.s maaf ya nistain Jaemin kalian disini :')

【Happy Reading】







"Lu dijebak siapa?"

Kedua anak adam itu duduk di ranjang milik Jaemin. Orang yang ditanya hanya terdiam. Dia ragu ingin bercerita atau tidak.

Sedari awal ia sungguh tak menduga Bangchan akan mempermainkannya sejauh ini.

"Jaemin," panggil Yuta tak sabar akan keterdiaman sang adik.

"Enggak jadi."

"Jangan bikin gua marah."

"Nana pasti cerita tapi nanti."

"Gimana gua mau belain kalo lu gamau cerita?"

Sontak saja anak yang ditanya itu diam tidak bersuara. Sungguh ia ingin bercerita namun, ancaman dari sang sepupu mematahkan keinginannya.

Melihat keterdiaman sang adik, lantas Yuta berdiri, "Yaudah terserah lu kalo gamau cerita, gua juga gak bakalan bela."

Anak sulung itu hendak melangkah keluar, tetapi satu tangan kecil menghentikan langkahnya.

"Nana bakal cerita, Nana janji."

"Yaudah. Ayo turun, kita makan."

Mau tak mau Jaemin mengikuti perintah sang kakak kalau tidak ingin kena omel. Ia perlahan berdiri dari kasur setelah melepaskan selimut yang membungkus badan.

"Abang temenin ya, Nana takut sama ayah," tuturnya pelan.

"Tumben amat."

^
^

Nyatanya setelah dia sampai di meja makan, sang ayah tidak berada disana. Hanya ada Jessica yang membereskan sisa-sisa makanan.

Jaemin tebak sang ayah kembali ke kamar sebelum dirinya muncul. Sudah ia duga, ayahnya takkan mau melihatnya lagi.

Jessica langsung menghampiri kedua putranya. Yuta yang mengerti akan tatapan sang ibu pun lekas minggir dari sana.

"Hey Na, kamu kecewa banget ya sama ayah? Matamu sampai sembab begitu, huh..., anak mama."

Tubuh Jaemin dipeluk erat oleh sang ibu. Pelukan hangat itu meluruhkan semua pertahanan milik Jaemin.

Dia meneteskan kembali bulir-bulir air matanya perlahan.

"Ayahmu itu lagi lepas kendali sayang, jangan hiraukan dia ya? Mama percaya kok Nana anak yang baik. Ga mungkin Nana ngelakuin itu."

Jessica perlahan melepas pelukan itu dan memegang pundak Jaemin untuk membagikan sebagian kekuatan miliknya. Wanita setengah baya itu memerhatikan lekat wajah sang anak.

Dia menepuk pelan pundak Jaemin, "kalau kamu siap untuk cerita bisa cerita ke mama atau abang ya, jangan dipendam sendiri."

Yuta yang tengah menikmati makan malamnya di meja hanya diam memerhatikan interaksi ibu-anak itu.

Dulu, dirinya akan sangat iri dan jengkel melihat kedekatan sang ibu dan Jaemin. Tetapi sekarang, entah mengapa hatinya terasa sesak. Ia tidak pernah sebegini sedihnya melihat sang adik yang menderita sendiri.


^

🄼🅈 🄻🄸🄻' 🄱🅁🄾🅃🄷🄴🅁

^


Siang itu, Jaemin merasa sangat bosan berada di dalam kamar. Masa skorsnya sudah dimulai.

Sedari pagi anak itu memutuskan untuk belajar, namun rasa kantuk selalu datang. Biasanya ia tak begini.

My Lil' BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang