Cerita 30 ⚠️

6K 521 66
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



【Happy Reading】

"Gua bayar kalian buat cari adek gua, duitnya gua transfer sekarang. Fotonya udah di kirim,"


Setelah menelepon salah satu kenalannya, Yuta kembali mengendarai motor di tengah gelapnya malam.


Perasaannya tak karuan ketika ia tidak mendapati adiknya di kamar dan jendela yang terbuka lebar. Ia tahu pasti bahwa Jaemin sempat mendengarkan perdebatan kedua orangtuanya kemudian kabur begitu saja.



Terlihat jelas gurat khawatir pada wajahnya. Sudah berkali-kali ia menelepon teman terdekat dari si adik namun hasilnya tetap nihil. Ia juga mengunjungi berbagai tempat yang pernah diceritakan oleh Jaemin.


Kuda besi itu melintas dengan cepat di kegelapan malam yang sunyi.


Hanya satu yang terlintas di pikirannya, ya, hanya kepada satu orang yang membuat kecurigaannya memuncak.


Yuta sudah datang ke tempat tongkrongan mereka tetapi sepertinya mereka pindah. Lagi-lagi ia ceroboh.


"Plis..., plis Jaem, semoga lu gak kenapa-kenapa, tunggu gua bentar ya," gumamnya pelan.







^

^








Sementara di rumah, Siwon juga berusaha menghubungi beberapa kenalan untuk membantunya mencari si bungsu.


Sejak pertengkarannya dengan Jessica, wanita itu memilih pergi dari sana dan pulang ke rumah orangtuanya.


Siwon tak terlalu memikirkan, yang ada di otaknya hanya ada si bungsu dan si bungsu.


Pikirannya kalang kabut tatkala ia mengetahui bahwa putranya itu melarikan diri.


Sungguh, ia akan memberi hukuman berat kepada siapapun yang membuat putranya sengsara.


Dia memikirkan kembali perdebatan yang ia lakukan dengan Jessica. Sejujurnya ia pun sempat tak menyangka ponakannya berbuat hal seperti itu. Namun, semakin ia pikirkan kembali semakin ia yakin.


Segera ia menelepon sang mertua, tak peduli jam yang sudah menunjukkan waktu dini hari. Terkesan tidak sopan tetapi ini demi kebaikan si bungsu. Siwon tidak akan pandang bulu jika sudah bersangkutan pada keselamatan sang anak.



"Saya sudah tau apa yang cucu setan anda lakukan kepada anak saya dan saya tidak akan diam begitu saja,"


Sementara yang ditelepon seperti tak ingin menjawab ancaman itu. Oma disana hanya mendengarkan perkataan dari si menantu.



"Cepat katakan dimana bajingan kecil itu?! Saya gak akan segan bawa masalah ini ke hukum,"



Wajah yang sudah termakan umur itu menunjukkan gurat marah yang begitu kentara.


My Lil' BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang