Cerita 13

4.3K 570 33
                                    

【Happy Reading】




Siang tadi, setelah Jaemin mendapat kemarahan dari sang ayah, anak itu tak sekalipun keluar dari kamar.

Siwon pun juga lekas kembali ke kantor untuk menyiapkan rapat. Walaupun hati ayah dua anak itu masih merasa tak enak dengan si bungsu.

Ia akui dirinya kelewatan hingga menampar putra kecilnya. Sungguh, ia terlewat emosi dan ia tak bisa mengendalikannya.

Emosi dia tentu saja butuh pelampiasan. Dan malah melampiaskannya kepada si bungsu.

"Lagian kenapa kamu nampar dia sih mas?!" sentak Jessica kala itu di dapur.

Akhirnya Siwon mencurahkan semua kegundahan hati. Ia tak bisa menahan lebih lama perasaan bersalahnya.

Sedari ia pulang dari kantor, ia langsung menuju kamar Jaemin. Namun sayang, dia tak mendapat jawaban. Hanya hening di dalam sana.

"Aku minta maaf oke? Aku kelewatan."

"Ya jangan minta maaf ke aku lah, minta maaf sana ke anakmu," tutur Jessica kesal.

Bayangkan saja, ia sedang asyik-asyiknya membuat kue lalu datang sang suami bercerita bahwa ia memukul anaknya.

Siapa yang tidak marah? Walau Jaemin bukan anak kandungnya, tentu saja ia marah.

Jessica membesarkan Jaemin dengan hati-hati dan bahkan segala kasih sayangnya ia berikan kepada anak itu.

Namun, Siwon dengan seenak udelnya berkata ia memukul Jaemin.

Ia tahu sekali perangai suaminya yang lemah lembut. Baru sekali ini sang suami sampai memukuli anaknya. Yuta pun sedari kecil tak pernah diperlakukan sekasar itu. Walau sifatnya sejak kecil sangat bebal dan susah diatur.

"Aku sudah berkali-kali ketuk pintunya dan bilang maaf, tapi dia diam aja."

"Kenapa gak kamu langsung buka aja. dobrak sekalian."

"Aku mana bisa dobrak pintu anakku Jess, nanti dia makin marah."

"Makanya emosi tuh dikontrol, ah sudah aku mau siapin buat makan malam. Minggir kamu."

Selesai menaruh adonan kue di oven, Jessica pergi ke kulkas dan mengambil ayam disana.

Dia tak ingin repot-repot masak banyak, ia memutuskan untuk menghangatkan ayam saja.

Siwon yang merasa sang istri tak lagi mau bertukar pendapat dengannya lantas angkat kaki dari dapur. Ia memilih duduk di sofa ruang tamu sembari bekerja disana.



^

🄼🅈 🄻🄸🄻' 🄱🅁🄾🅃🄷🄴🅁

^



Sementara di lain tempat, anak yang sedang dibicarakan itu tengah menatap tangannya yang penuh bekas gigitan.

Jaemin selalu melakukannya disaat rasa sakit hatinya tak terkontrol. Dia akan menggigit keras-keras tangannya sampai berbekas dan bengkak.

Itu lebih baik dibanding ia menyayat tangan. Dia sudah pernah mencobanya namun, itu terlalu perih. Jaemin tak sanggup menahan perih di dada sekaligus di tangan.

Lagipula bekas gigitan lebih cepat pudar dibanding bekas sayatan. Sehingga hal itu tak akan menimbulkan kecurigaan sang ayah.

Kembali ke Jaemin, ia menenggelamkan kepalanya ke dalam selimut. Setelah bergumul dengan pikirannya, ia pun memutuskan untuk berada di kamarnya saja. Ayahnya pasti muak bersitatap dengan wajahnya.

My Lil' BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang