Epilog

6.3K 527 63
                                    

【Happy Reading】

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

【Happy Reading】




Semenjak si bungsu membuka matanya, Yuta sama sekali tak melepas pandangan dari anak itu.

Bahkan rasanya sangat sulit untuk berangkat kerja di pagi hari. Pemuda itu harus dibujuk keras oleh adiknya baru mau berangkat.

Seperti di pagi ini, Jaemin risi tentu saja ditatap terus menerus oleh sang kakak. Siwon yang sedang menyuapi makan sarapan untuk si bungsu pun tentu sadar.

Disana, Yuta hanya duduk di sofa dengan kemeja yang sudah rapi tengah menatap gerak-gerik si adik. Hanya duduk diam tanpa melakukan apapun selain menatap si bungsu.

Siapa yang tidak risih ditatap seperti itu?

"Yuta, ada ayah yang menjaga Jaemin, sebaiknya kamu kerja sana, udah telat itu,"

"Iya bang, Jaem udah gapapa, sekalian mau latihan jalan lagi, ya kan yah?"

Ayahnya tersenyum seraya mengecupi kening sang anak. "Iya sayang, kita latihan jalan lagi,"

Yuta lantas berdiri dan menghampiri kedua orang yang tengah bercengkrama itu. Dengan memasukkan salah satu tangan dalam kantong celana sembari memasang mimik wajah tak percaya.

"Yakin lu gak akan nekat lagi?" tanya Yuta menyelidik.

Lantas Jaemin mengangguk penuh semangat menjawab pertanyaan dari si kakak. Berjanji tak akan meninggalkan kedua orang yang menyayanginya ini.

"Huft, kalo lu nekat lagi, gua gak akan maafin lu ya dek,"

"Tenang aja, kan ada ayah sama abang, Jaem gak bakal pergi lagi,"

Mendengar ucapan si adik segera saja Yuta mendekat ke arah Jaemin dan mengusak surai hitam itu.

Siwon tersenyum melihat interaksi kedua anaknya yang manis. Si cuek akhirnya meluluhkan hati untuk si bungsu yang manis.

"Oke, pegang janji ya, gua mau kerja dulu. Lu mau titip sesuatu nanti?"

Jaemin di tempatnya menggeleng pelan, "Engga ada, abang fokus aja kerja. Jaem disini bakal berusaha sembuh," ucapnya tersenyum manis ke arah kakaknya.

Senyuman manis itu tentu saja membuat si kakak menahan gemas.

Yuta mencubit kedua pipi Jaemin dengan pelan. "Makanya jangan bandel lagi ya adek, awas aja kalo nekat lagi,"

"Sudah sana, ini udah jam berapa tuh. Gak bakal selesai kamu kalo ngobrol terus-terusan sama adek,"

"Iya ayah, ini mau berangkat,"

Yuta mengambil tas kerjanya di nakas yang terletak di ujung ruangan dan mengambil jaketnya di sofa.

"Yaudah ya dek, abang berangkat dulu. Semangat latihannya,"

"Abang juga semangat kerjanya," ucap Jaemin setelah buru-buru menelan makanan di mulut.

"Heh pelan-pelan makannya, yaudah yah aku berangkat ya. Yah, kalo ibu kesini lagi jangan sampe dikasih temu sama Nana ya,"

My Lil' BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang