Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
pic by NirvANA. on Twitter
【Happy Reading】
Jarum jam berdenting keras memenuhi ruangan senyap itu dengan seorang pemuda yang terlentang di kasur.
Yuta masih memikirkan beberapa kemungkinan yang akan terjadi jika ia ikut dengan sang ibu. Apakah ibunya juga akan membawa Jaemin bersamanya?
Namun semakin ia berpikir kembali hal itu nampak mustahil. Justru sumber kesakitan hati sang ibu berada tepat di genggaman adiknya.
Akan sangat susah untuk membujuk ibunya hanya untuk sekedar menemui kembali adik dan ayahnya nanti. Yuta tahu persis bagaimana sifat sang ibu yang akan benar-benar menjauhi orang yang sudah menyakitinya.
Ia pun beranjak dari tempat tidur. Jika ingin mencari solusi dari permasalahan ini, ia harus berusaha. Tidak hanya dengan berbaring memutar dan meringkuk saja.
Dirinya akan membujuk sang ibu untuk tak mengajukan cerai atau setidaknya bawa sang adik ikut bersamanya.
Ia segera menuju kamar sang ibu yang terletak di dekat dapur. Tetapi, langkahnya terhenti tatkala ia melihat sang adik yang tengah terduduk di lantai dengan ibunya yang nampak tersengal.
Kapan adiknya itu pulang? Saking kacau pikirannya, dia tak menyadari sang adik yang sudah sedari tadi menginjak kaki di rumah.
Ia mendekati mereka dengan langkah terburu. Yuta mendadak naik pitam ketika ia mendapati pipi Jaemin yang memerah.
"Ibu apain adekku?!" tanya Yuta seraya melotot ke arah Jessica.
Pemuda gondrong itu pun sempat membantu adik kecilnya untuk berdiri. Terlihat disana, Jaemin yang tengah menahan tangis.
"Ibu baru tau permasalahan dia di sekolah, bisa tidak kamu tidak memalukan saya?!" bentak Jessica sambil menunjuk-nunjuk Jaemin yang gemetaran.
"Kamu sudah saya besarkan dari bayi, sudah kasih kamu tempat tinggal, sudah memberi kamu nasi! Beginikah balasanmu?!!"
"Ibu...., tenang dulu sebentar, ini kenapa? ada masalah apa sih?" Yuta menengahi sang ibu yang marah dan hendak menyerang Jaemin.
"Sumpah demi apapun ma, J-jaemin juga g-gamau lakuin itu,"
"Kamu itu cowo, Kenapa kamu tidak melawan?!"
Jalan pikir Yuta langsung menyambung kala mendengar perkataan dari ibunya. Ia tahu pasti apa yang sedang diperdebatkan oleh mereka.
Dirinya memerhatikan tangan Jaemin yang tampak tremor. Kedua tangan adiknya gemetaran hebat. Lantas ia pun menggenggam tangan kecil itu.
"Ya emang kenapa kalo dia cowo?! Mereka rame-rame, dan adekku sendiri!"
"Kamu kenapa bela dia sih Yuta?! Adekmu ini homo! Kamu masih membela dia?!" histeris Jessica kepada Yuta.