Cerita 7

4.5K 547 13
                                    

【Happy Reading】


Yuta kembali menginjakkan kaki di sekolah lamanya, di tempat ini ia sama sekali tidak mendapatkan kenangan yang bermakna.

Pada saat itu, dirinya hanya seorang anak yang pendiam dan tidak mudah berbaur. Ia hanya menjalani masa SMPnya seperti biasa, tidak ada kenangan istimewa di tempat ini.

Kakinya pun mengarah ke ruang guru yang sudah banyak berubah dibanding dahulu. Guru-guru disini juga terlihat sudah tergantikan dengan yang baru, ia tidak mengenali semua guru disini.

"Maaf, ada apa ya?" seorang guru menegurnya yang terlihat linglung disana.

"Ini mau kasih baju olahraga yang ketinggalan."

Guru itu pun segera menuntun Yuta ke meja piket yang terletak di dekat pintu masuk ruang guru, "Nama muridnya siapa?" tanyanya sambil mengetikkan sesuatu di komputer.

"Na Jaemin."

"Dari kelas?"

"Ah maaf saya gak tau kelas berapanya?"

"Oh.. okey sebentar saya cari dulu ya."

Sembari menunggu guru wanita itu mencari kelas adiknya, pemuda itu melihat-lihat sekitaran. Tampak banyak siswa yang berkeliaran di luar kelas.

"Permisi, ini lagi jam istirahat apa gimana?"

"Iya ini lagi istirahat, kenapa?"

"Kalau boleh biar saya aja yang langsung kasih gimana? Saya lagi buru-buru soalnya."

"Bukannya kamu bilang kamu gak tau kelasnya?"

"Saya cari sendiri aja, saya hafal kok kelas-kelasnya."

"Oh yasudah."

^
^

Tujuan pertamanya yaitu kantin, siapa tahu Jaemin berada disana sedang mengisi perut bersama Jeno.

"Nyusahin banget tuh anak emang."

Kakinya ia tuntun menuju tempat yang paling banyak dikunjungin para siswa di jam istirahat. Sembari melihat sekelilingnya yang dirasa sudah banyak berubah.

Ketika ia sampai disana, ada kerumunan yang terlihat menyesakkan.

Ada yang lagi dibully? pikirnya.

Dan ketika ia semakin mendekati kerumunan, ia mendengar suara tendangan dari sana.

Gila masih SMP ngebullynya udah kaya gini, gurunya pada kemana dah, batinnya.

Pemuda itu semakin maju ke depan untuk melihat apa yang terjadi sekaligus ingin memisahkan mereka.

Tubuhnya seketika menegang mendapati orang yang tersungkur di lantai itu adalah orang yang selama ini ia benci setengah mati. Kondisi anak itu bisa dibilang tidak enak untuk dilihat, bajunya basah dan ada banyak noda dimana-mana.

Rahangnya bergemelutuk keras mendapati sang adik yang dihajar oleh adik sepupunya sendiri.

Yuta segera menghampiri mereka dengan emosi yang tidak dapat ia tahan semenjak tadi.

Bugh

^
^

"Lu lagi kenapa mauan aja sih dihajar tuh anak?"

"Maaf."

Kedua kakak-beradik itu tengah berada di kamar mandi sekolah, membersihkan baju Jaemin yang kotor. Yuta dengan menahan emosinya, menunggu sang adik yang sedang mengganti bajunya di bilik.

My Lil' BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang