Cerita 2

7K 648 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





【Happy Reading】

"Bawa dia ke tempat biasa."

Seorang remaja yang meringkuk di bawah mereka langsung melebarkan matanya. Ia dengan segera menggenggam kedua kaki sepupunya itu. Memohon untuk tidak menghajarnya kali ini.

"A-aku m-mohon jangan lagi," ucapnya menahan tangis.

Sepupunya terkekeh mendengar permohonan itu lantas berjongkok dan menjambak rambut Jaemin.

"Cih, lu pikir gua bakal dengerin? Ngaca anjing," ujarnya seraya melepas jambakan itu dengan kasar.

Bangchan kembali berdiri, menatap kedua temannya dan menyuruh mereka  membawa Jaemin ke tempat ia biasa memukuli sepupunya ini.

Jaemin yang diseret hanya meronta lemah, badannya terlalu sakit akibat ditendangi beberapa lalu tadi.

"Siapa suruh lu jadi sepupu haram gua? Begini kan akibatnya."

Untuk sekian kalinya, remaja malang itu kembali dipukuli di tempat sepi hanya karena kesalahan yang kecil.



^
^



Uhuk uhuk

Badan kurusnya yang sejak tadi meringkuk perlahan bangkit untuk duduk dengan menahan sakit. Jaemin melihat keadaan badannya sendiri, miris.

Di seragamnya banyak sekali bercak-bercak darah dan jejak tapak sepatu.

"Semoga abang gak marah."

Tubuh ringkih itu terseok berdiri seraya mengambil tasnya di ujung. Dengan langkah tertatih ia meninggalkan gudang sepi itu.

Hari sudah malam, sungguh ia tidak tahu jam berapa sekarang. Teleponnya tertinggal dirumah dan uang pun ia tak punya karena tadi dipalak.

Mau tak mau ia harus pulang dengan berjalan kaki. Meskipun jarak sekolah ke rumahnya lumayan jauh.




^

🄼🅈 🄻🄸🄻' 🄱🅁🄾🅃🄷🄴🅁

^



Suasana di rumah besar itu terlihat lengang, perlahan Jaemin masuk dengan langkah mengendap. Takut mengganggu orang di rumah.

Ketika ia hendak menaiki tangga, dirinya sedikit terusik dengan suara bising dari arah dapur. Segera dia menghampiri keberadaan suara tersebut.

Dari kejauhan ia bisa melihat sang kakak, Yuta sedang mencari sesuatu di rak piring.

"Anjing, dimana sih? Kalo ketawan gimana?!"

Jaemin yang mendengar umpatan dari mulut sang kakak dengan perlahan menjauh. Tidak ingin menjadi tempat pelampiasan lagi.

Namun disaat ia menjauh, tubuh kakaknya sudah terlebih dahulu berbalik dan menghadapnya.

My Lil' BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang