Cerita 26

4.2K 460 82
                                    


Hai...., chapter ini agak panjang, soalnya aku ngebut🤧



, chapter ini agak panjang, soalnya aku ngebut🤧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


【Happy Reading】




Dugh!!

"YUTA!!"

Suara pukulan batu yang menyakitkan itu terdengar lumayan keras diiringi dengan suara teriakan Oma.

Wanita tua yang baru saja memasuki gerbang rumahnya disuguhi dengan pemandangan kedua cucunya yang berkelahi hebat.

Pekikan keras sang Oma menyadarkan pikiran Yuta.

Batu yang ingin dia pukul ke arah sang adik sepupu itu pun meleset dan hanya mengenai pelipis Bangchan.

Pukulan itu berhasil membuat pelipisnya tergores. Perlahan darah mulai menetes dari kepalanya.

Yuta syok sembari melihat batu di tangan dan melihat luka di pelipis Bangchan.

Ayo terus pukul saja dia dengan keras sampai mati.

Bisikan itu seakan memengaruhi jiwa Yuta untuk bertindak lebih dari ini. Tatapannya kembali kosong kemudian dia angkat tangannya berniat untuk memukul kembali.

Namun, pergerakan itu dengan cepat ditepis oleh sang Oma yang datang dengan terengah.

Setelah Oma berhasil membuang batu di tangan Yuta, wanita itu menampar pipi cucunya keras.

Plak!

"Kamu sudah gila iya?!!"

Oma menatap si cucu kesayangannya itu dengan nafas terburu. Baru kali ini ia kelepasan main tangan dengan Yuta.

Dia melihat ke arah Bangchan yang meringkuk disana dengan wajah yang dipenuhi lebam.

Wanita tua itu segera menghampirinya dan mengecek keadaan sang cucu. Kondisi Bangchan nampak cukup parah dibanding Yuta. Oma tahu cucunya ini tidak akan pernah bisa menang melawan si kakak sepupunya itu.

"Apa kamu kehilangan akal, Yuta?! Kamu mau bunuh sepupumu?!"

Yuta disana hanya diam dengan pandangan yang kosong. Luapan api emosi itu masih membakar jiwanya. Dia tak tenang jika tidak memberi adik sepupunya itu sebuah hajaran lagi.

"Kamu gak papa kan sayang? Ayo Oma bantu, kita ke rumah sakit sekarang," ujar Oma sembari menuntun Bangchan pelan menuju mobil.

"Cih, cucu yang Oma manjain itu memang pantas untuk mati!" sentak Yuta tiba-tiba.

"Apa Oma tahu perlakuan dia ke Jaemin selain membully?"

Bangchan disana membeku mendengar pertanyaan lugas dari Yuta.

"G-gausah de-dengerin kata-kata dia Oma, ayo cepet, kepala Chan udah sakit banget,"

Namun, perkataan dari Bangchan dihiraukan oleh Oma. Kini dirinya sepenuhnya tertuju dengan keberadaan Yuta disana.

My Lil' BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang