Happy reading😘
****
Lina mengelilingi ruangannya dengan sebal, sedari tadi dia menghubungi Arabella tapi tidak sekalipun gadis itu mengangkat telponnya. Tidak mungkin ada sesuatu yang menimpa gadis itu kan?
Saat ini Lina sangat membutuhkan gadis itu. Dia ingin berbagi gosip--ya walaupun tidak terlalu penting tapi ini seru dan lumayan menegangkan. Hanya Arabella yang ia percaya bisa menjaga mulut. Tapi saat ini gadis itu sedang hilang dimana dia harus mencarinya?
Setelah menemani Adam rapat, Arabella tidak kelihatan batang hidungnya. Apakah bersembunyi didalam got? Dia kan curut kecil yang menggemaskan. Haruskah Lina bertanya kepada Adam? Tidak-tidak! Dia menggelengkan kepalanya konyol
Itu adalah perbuatan yang amat sangat konyol, untuk apa menyerahkan diri sendiri ke kandang macan hanya untuk mendapatkan curut menggemaskan?
Lina memutar otaknya siapa yang harus dia tanyai tentang keberadaan Arabella? Ah ada satu orang! Yaitu pria sialan yang bodoh. Walaupun malas tapi Lina tetap melangkahkan kakinya
Langkahnya berhenti tepat dihadapan ruang yang yang berpalang 'HRD' ya hanya orang didalam sini yang sering menghubungi curut menggemaskannya tidak ada yang lain
"Masuk" sahut pria didalam saat Lina mengetuk pintunya berkali-kali
Tatapan mereka beradu--terutama Liam yang menatapnya heran "Wah wah wah, apa yang membuatmu kemari? Apa kau ingin mengungkapkan cintamu kepadaku?" Liam mengedip-ngedipkan matanya
Lina memutar matanya malas "Dimana Arabella?"
"Maksudmu apa?" Alis Liam mengerut tak mengerti
"Dimana Arabella?" Tekan Lina sekali lagi
"Kenapa kau bertanya padaku? Apakah aku ibunya?"
"Bukankah tadi dia bersamamu seharusnya kau tahu"
"Ah kau benar" Liam menyentuh dadanya penuh khidmat "dia selalu ada bersamaku"
"Sialan, aku serius" Lina sangat kesal sekali menghadapi makhluk ghoib ini. Dia mengacak pinggangnya
"Hei aku belum siap untuk menjalin hubungan yang lebih serius bagaimana kalau kita coba dengan tidur bersama" Liam mengerling. Dia suka sekali dengan wajah Lina yang memerah akibat kesal. Dia merasa menang melawan gadis Amazon ini
Tapi tidak dengan Lina yang kekesalannya sudah diambang batas. Dia berjalan dan menjambak kerah kemeja Liam
"Aku sedang tidak ingin bercanda, katakan sekarang dimana Arabella, brengsek!" Geramnya
Liam terdiam. Pandangan mereka beradu. Matanya seolah terhipnotis dengan bola mata Lina yang berwarna kehijauan. Iris mata yang indah. Mengingatkannya dengan iris mata sang ibu dan seseorang yang dikenalnya
"Kau" Lina seketika sadar dengan apa yang dilakukannya, segera dia melepaskan kerah Liam dan ingin pergi namun Liam menyentaknya hingga Lina terduduk dipangkuan Liam
"Apa yang kau lakukan brengsek!"
Liam masih setia memandang sorot matanya dalam hingga membuat Lina sedikit merasa tidak nyaman. Siapapun yang berada diposisi Lina sekarang pasti akan merasakan hal yang sama

KAMU SEDANG MEMBACA
He is Crazy CEO
Romance21+ Cerita ini mengandung adegan dewasa dan kata" kasar bagi kalian yang masih dibawah umur silakan menjauh dan kalo masih ingin mendekat tolong didampingi . Masih banyak kata yang berantakan. Akan revisi setelah end