Versi Lain

6.7K 207 9
                                    

Happy reading😘

****

Suara hentakan heels menggema seantero kantor. Semua yang mendengar pasti menoleh ke asal suara dan mendapatkan seorang wanita dengan wajah kesalnya. Tidak ada yang menegur bukan berarti dia pemilik kantor melainkan karena mulut wanita itu sangat berisik

"Apa hanya dirimu sendiri yang memiliki kaki disini?" Tanya Liam dengan kesal. Wanita itu menoleh dan melemparkan tatapan sinisnya

"Aku membencimu!" Ketusnya

"Hei! Apa-apaan itu?" Liam menghela nafas pelan "tapi tenang saja, perasaanmu terbalaskan"

Lina memutar bola matanya malas "Bisakah kau tidak muncul sekali saja didepanku? Tolonglah bekerja sama dengan baik!"

"Cih, kau pikir aku ingin begitu dekat denganmu?"

"Sudahlah" Lina kembali Melangkahkan kakinya

"Tunggu sebentar"

Lina memutar bola matanya malas "Aku tidak mempunyai waktu untuk orang sepertimu"

"Memangnya aku orang yang seperti apa? Tampan? Mirip aktor terkenal? Atau--Hei!" Liam kembali mengejar Lina. Hentakan kaki gadis itu semakin meraja lela, mungkin ada hal lain yang dipikirkannya sampai membuatnya begitu kesal

Liam menahan tangan gadis itu saat hendak membuka handle pintu hingga posisi mereka sekarang seperti dipeluk Liam dari belakang. Tubuh Lina memegang merasakan hembusan nafas hangat Liam yang menerpa lehernya

"Bi-bisakah..."

"Sebesar apa kau membenciku?"

Astaga! Aroma mint yang menguar dari mulut Liam itu sangat memabukkan. Bagaimana mungkin ada yang memungkiri jika pria memiliki paket lengkap seperti ini? Tampan? Mapan? Dan tentu saja wangi. Lina serasa ingin pingsan saja dan jatuh kedalam pelukan hangat pria didepannya ini

"Kau tidak mendengarkan aku?"

Lina menjilat bibirnya yang terasa kering. Lalu mendorong dada Liam mundur agar dia bisa bernafas dengan leluasa, namun Liam bahkan tidak menggerakkan tubuhnya sedikitpun, mata mereka saling melemparkan tatapan tajam bagai  pedang yang ingin saling menunjukkan kehebatan masing-masing

"Sebesar dosamu yang ada didunia ini!"

Liam terdiam, membiarkan saja saat gadis itu mendorong tubuhnya untuk kesekian kali dan masuk kedalam ruangan dengan tatapan penuh kebencian. Sebesar itukah kebencian gadis itu padanya? Padahal yang dia lakukan hanya olok-olokan semata bukan sesuatu yang harus dibenci seumur hidup

Liam menghela nafas dan segera meninggalkan pintu ruangan yang sudah tertutup itu dengan perasaan yang sedikit aneh

****

"Adam lepaskan aku! Kau memanggilku hanya untuk ini?"

Suara itu terdengar lelah dan kesal yang bercampur aduk. Namun tidak bisa dipungkiri juga jika kehadiran 'makhluk' itu selalu membuat jantungnya berdebar kencang dan terasa tidak keruan

Sulit memang berurusan dengan orang yang membuat perasaan kita campur aduk terutama orang itu harus bertemu dengan kita setiap hari membuat detak jantung semakin menjadi.

He is Crazy CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang