Happy reading😘
****
Mereka telah berada dipekarangan rumah Adam. Arabella bersikeras jika mereka pulang saja, tidak menginap untuk malam ini. Arabella khawatir jika nanti adik Adam datang dan bertemu dengannya. Dia belum siap
Bahkan Arabella sekarang telah mengenakan setelan piyama tidurnya yang lucu. Seperti piyama anak kecil. Berdiri di ujung ranjang sambil menatap pria yang tengah berbaring dengna tatapan tajam. Bahkan pria itu tidak meliriknya sama sekali
Arabella bersedekap. Berjalan mondar-mandir seperti sebuah setrika
"Apa yang kau lakukan?"
Akhirnya Adam mengalihkan perhatiannya
"Jalan santai"
"Sepertinya kau banyak masalah"
Arabella berhenti. Dia menatap lurus kedepan. Menggigiti kecil kukunya bahkan dia tidak menyadari Adam kini telah berdiri dihadapannya
"Ceritakan arabella"
Suara itu terdengar lembut. Untuk sesaat Arabella terpana namun dia tetap harus mempertahankan pikirannya. Tidak mungkin dia bercerita pada Adam. Arabella tersenyum kecil
"Aku tidak apa" Arabella tersenyum
Adam memandang langsung pada bola matanya. Seperti mencari-cari petunjuk atau kejujuran Dimata itu. Setelahnya Adam mendesah
"Kau harus istirahat"
"Tidak, kau tidur saja duluan"
"Arabella!"
"Kubilang tidak!"
"Benar kita tidak perlu tidur cepat malam ini" Adam menyeringai mesum. Tangannya terulur pada pipi Arabella dan memberikan kecupan lembut
"A-aku--"
Jari telunjuk Adam menghentikan ucapan Arabella. Dia menatap lembut pada matanya. Sepertinya ini memang bukanlah Adam. Jari yang semula berada dibibir itu menuruni tubuh Arabella hingga ke ujung piyamanya. Adam menyusutkan tangannya masuk tanpa membuka kancing piyama lebih dulu untuk menemukan bukit kembar favoritnya
Adam memajukan tubuhnya sedikit. Menghembuskan nafas hangatnya pada wajah Arabella "Apapun masalahmu, lupakan semuanya" lirihnya
Arabella memejamkan mata perlahan saat bibirnya dikecup dengan lembut. Lupakan? Bagaimana bisa melupakan jika permasalahannya itu bersangkutan dengan orang terdekat Adam. Apakah semuanya akan sama saja? Mungkinkah semuanya sudah berubah dan tidak ada lagi masalahku Adam yang akan mengusiknya nanti? Arabella hanya meamnjatkan doa dalam hati, semoga Adam tidak memedulikan detak jantungnya yang tidak normal
Adam merebahkan dirinya dengan lembut ke atas ranjang. Memberikan sentuhan selembut sutra. Membuka semua kancing piyama Arabella. Bahkan Arabella dapat melihat semburat hasrat yang begitu besar dimata adam
Apapun yang akan terjadi kedepannya Arabella bersumpah akan menjalani dengan caranya sendiri
***
Arabella mendesah berat. Dia harus segera mencari keberadaan Liam. Tapi pria itu tidak ditemukan batang hidungnya, sudah beberapa kali Arabella berkeliling namun tetap tidak menemukannya
"Bel?"
Arabella menoleh dan mendapati Lina yang memandangnya bingung. Arabella segera mendekatinya
"Apa kau melihat Liam?"
"Tidak, memangnya kenapa?"
"Aku hanya ingin bertanya sesuatu padanya"
Kening Lina semakin berkerut. Sebenarnya apa yang disembunyikan oleh Arabella seperti orang
"Apakah ada sesuatu yang serius?"
"Hanya urusan pribadi"
"Apakah aku tidak boleh tau?"
"Nanti kau akan mengetahuinya" Arabella mendesah "sekarang aku harus mencari Liam"
Arabella berbalik. Untuk mencari lagi. Namun ucapan Lina membuat langkahnya berhenti
"Jika ini bersangkutan dengan pria yang bernama Diego, sebaiknya kau tidak usah ikut terlalu jauh"
Arabella menatap Lina dengan pandangan bingung. Bagaimana Lina tau tentang Diego. Apakah Liam yang memberitahunya? Tapi itu tidak mungkin karena untuk kepentingan apa juga?
"Sebaiknya aku harus cepat mencari Liam"
"Dia berada di lobby"
Arabella segera meninggalkan Lina dengan pertanyaan yang bertumpuk. Mengapa Lina bersikap seperti itu dan saat berbicara tentang Diego pandangan matanya menjadi dingin
Sudahlah Arabella akan mengurus itu nanti
****
"Liam"
Teriak Arabella lantang. Pria itu sedang mengobrol akrab dengan seorang security. Pandangan hangat pria itu selalu membuat siapapun meleleh
"Kau mencariku?"
"Aku ingin bicara padamu"
Liam mengangguk. Dia menginstruksikan pada security itu untuk menyingkir dari hadapan mereka. Liam membawa Arabella duduk disalahsatu tempat duduk yang berada disitu. Tenggorokan Arabella terasa kering. Dia menjilat sedikit bibirnya menggunakan ujung lidah
"Ada apa?" Tanya Liam penasaran
"Apa kau--"
Tring
"Halo?"
"......"
"Baiklah" Arabella memutus teleponnya dengan wajah yang masam
"Bell" Liam mengguncang sedikit bahu Arabella agar kembali fokus pada apa yang akan dia sampaikan
"Apa kau tau?" Nafas Arabella tercekat "bahwa Griselle telah kembali?"
"Apa?" Liam mengerjapkan matanya, dia sama sekali tidak tau. lalu tersenyum seolah memberikan kekuatan pada Arabella "tidak apa Arabella, jangan terlalu dipikirkan, itu berlalu sudah sangat lama sekali"
Arabella masih terdiam. Dia tidak punya cukup keberanian untuk mengatakan bahwa dia baik-baik saja
"Kapan dia datang?"
"Dia sudah berada dirumah. Sekarang"
****
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Crazy CEO
Roman d'amour21+ Cerita ini mengandung adegan dewasa dan kata" kasar bagi kalian yang masih dibawah umur silakan menjauh dan kalo masih ingin mendekat tolong didampingi . Masih banyak kata yang berantakan. Akan revisi setelah end