jadilah kekasihku

10K 250 3
                                    

Happy reading😘

****

Tubuh Arabella terpental dengan keras diatas kasur. Matanya menatap geram pada orang yang melakukan hal itu padanya. Siapa lagi kalau bukan Adam

Sejak pulang dari kantor Adam tidak mengucapkan sepatah kata atau bahkan meliriknya. Namun setelah sampai dirumah malah diperlakuan seperti ini. Dianggap apa sebenarnya Arabella

"Jauhi pria itu!"

What?

"Pria? Pria yang mana?" Teriak Arabella frustasi. Sepertinya Adam Menang pria yang tidak mempunyai kejelasan hidup

"Berapa banyak pria yang kau dekati?" Desis Adam tajam. Matanya hampir keluar saat dia berbicara.

Tenanglah Arabella! Orang waras harus lebih memiliki kesabaran

"Liam seorang pria, kau juga pria jadi aku harus menjauhi yang mana?" Jawab Arabella dengan tenang. Karena meladeni orang yang bertemperamen buruk kita harus sedikit lebih waras

"Kau tahu apa yang kumaksud!"

"Tidak, aku tidak tau"

Adam mengusap wajahnya kasar. Melemparkan jasnya begitu kasar kesembarang arah. Gadis ini memang tidak ada habis-habisnya untuk menguji kesabaran Adam

"Aku tidak main-main Arabella, jauhi pria itu! Dia bukan pria yang baik, dia pria berbahaya!"

Arabella terdiam. Menyerap semua ucapan Adam tentang pria yang dimaksud. Pria itu--Regan? Betulkan. Dan kenapa pula pria manis itu berbahaya. Tidak ada yang berbahaya dari pria itu

"Memangnya kau siapa? mengatur-atur hidupku!"

"Arabella--"

"Regan pria yang baik, aku tidak akan menjauhinya!"

"Regan? Dia bukan Regan! Namanya Diego. Jangan terlalu bodoh Arabella! Dia sudah menipumu" Adam berkacak pinggang. Bagaimana lagi caranya agar Arabella bisa mendengar ucapannya

"Tidak! Dia adalah orang yang baik"

"Jangan bertingkah seperti jalang murahan!"

Plak

"Aku memang seorang jalang!" Teriak Arabella frustasi. Kenapa Adam selalu menyakitinya dengan kata-kata seperti itu "kau yang menjadikan aku seorang jalang, kau yang merebut keperawananku, kau yang merebut hidupku, kau yang menjadikanku boneka agar bisa kau peralat untuk kepuasan seksualmu!" Air matanya meleleh. Arabella sudah tidak tahan lagi dengan semua yang dia hadapi. Hatinya sungguh terluka

"Arabella dengar--"

"Kau yang harus mendengarkan aku!" Arabella mengusap pipinya kasar, air mata bodohnya terus saja keluar--dia harus mengeluarkan segala isi hatinya agar semua ini berakhir "kau menyuruhku menjauhi Regan sedangkan kau selalu berurusan dengan wanita babi itu, apakah selama ini kau memang menganggap ku sebagai salah satu jalang yang ingin kau selingi?"

"Aku tidak bermak--"

"Itulah maksudmu! Kau bermaksud mencuci otakku kan agar selalu menuruti perintah sialanmu itu, kau bilang Regan berbahaya? Seharusnya kau sadar diri kaulah pria berbahaya yang harus aku hindari!"

"Jangan memotong ucapanku!" Sentak Adam datar. Arabella mendengus kesamping--membuang kekesalannya "kau tetap harus menjauhi pria itu!"

"Kau tidak punya hak atas diriku, kau hanya bos otoriter dengan segala perintah bodohmu!" Arabella tidak akan menyerah dengan apapun kali ini. Dia berbalik hendak pergi namun Adam menarik lengannya, hingga Arabella menabrak dada bidangnya

Apalagi sekarang?

"Kalau begitu Arabella, jadilah kekasihku" Adam berkata sungguh-sungguh. Tapi tidak ada kelembutan didalamnya

Tubuh Arabella menegang. Apakah  ada yang salah pada pendengarannya, sepertinya Arabella harus mengurangi pemakaian earphone saat mendengar musik. Pendengarannya terganggu

"Apa kau dengar?" Tanya Adam tidak sabaran

Eh?

Jadi itu bukan khayalan?

Arabella melepaskan tubuhnya dengan paksa "Tidak! Aku tidak akan mengikuti semua perintah bodohmu lagi dan aku akan pergi dari rumah ini" Arabella berbalik "sebaiknya kau ke psikiater, kejiwaanmu sepertinya terganggu"

Adam mengusap rambutnya kesal. Dengan cara apalagi dia harus meyakinkan Arabella untuk menjauhi pria sialan itu. Mungkin dia terlalu keras pada gadis itu sampai Arabella tidak pernah menjadi gadis manis yang penurut

***

Apakah kalian mengira jika Arabella akan keluar dari rumah besar itu dan berjalan sendirian pada malam hari dengan diterpa angin malam beserta hujan deras yang membuatnya sakit?

Jawabannya tidak!

Arabella tidak mempunyai keberanian sebesar itu untuk keluar rumah yang langsung berhadapan dengan pohon-pohon besar yang tinggi pada malam hari pula.

Disinilah Arabella berada. Didapur. Mengambil beberapa es batu dan mengompres telapak tangannya yang memerah akibat menampar Adam tadi. Arabella tidak menyangka yang dia tampar itu manusia baja. Dia sedikit meringis saat dinginnya es batu menyentuh memarnya

"Dia memang bukan manusia" lirih Arabella "memangnya dia siapa yang mengatur-atur hidupku"

"Bicara seenaknya"

"Dan apa yang dia bilang tadi? Apakah dia menembakku? Memangnya aku mau dengan pria kolot seperti dia?"

Arabella nyinyir sendirian didapur. Kekesalannya memuncak. Tapi mana ada yang mau mendengar keluh kesahnya. Namun tidak bisa dipungkiri dadanya berdetak kencang saat mendengar ucapan Adam tadi. Arabella memegang pipinya yang terasa panas

"Ugh apa-apaan!" Kilahnya

"Nona Arabella"

"Ya Tuhan" tubuh Arabella berjengit, dia tidak menyadari kehadiran Irsa yang berada didepan pintu dapur dengan pakaian tidurnya yang berwarna putih "Irsa! Sejak kapan kau disitu?"

Irsa tersenyum "Sejak nona berbicara sendirian"

Arabella menjilat bibirnya yang kering "Benarkah?"

"Tidak, apakah ada yang nona inginkan? Apakah nona lapar?"

"Tidak-tidak" Arabella mengibaskan tangannya "aku hanya mengompres tanganku yang sedikit memar"

"Sebaiknya nona istirahat" Irsa berkata tenang. Kening Arabella berkerut bingung. Ada apa dengan pelayan ini? Seperti mayat hidup

"Aku--"

"Beristirahatlah nona, saya akan membuatkan anda teh hangat agar bisa beristirahat dengan tenang"

Dengan cepat Arabella keluar dari dapur--dengan semangkok es ditangannya. Rumah ini dengan segala isinya memang sangat menyeramkan. Terutama pemiliknya!

****

"Apapun yang terjadi aku harus mendapatkannya!" Teriak seorang pria pada pria lainnya

"Aku sudah menjalankan semua perintahmu, dan aku tidak akan melanjutkan ini lagi, sudah cukup"

Pria itu tersenyum miring "Sebelum aku mendapatkannya, ini tidak akan berakhir!" Ucapnya, lantas menendang meja yang berada disampingnya







He is Crazy CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang