Memendam

9K 227 2
                                    

Happy reading😘

***

"Aku belum mendapat penjelasan apapun" Lina berkacak pinggang didepan Arabella. Dia tidak ingin menunda waktu lagi untuk mendapatkan penjelasan dari gadis itu secepatnya

Arabella meringis, mungkin sebaiknya dia memang harus bercerita kepada Lina tentang yang terjadi kepadanya sekarang. Dia menarik Lina kesalah satu meja di kafetaria

"Apa yang ingin kau tanyakan?" Ucap Arabella pasrah. Mata Lina mulai menyipit

"Pria kemarin bilang--"

"Regan"

"Namanya Regan?" Arabella mengangguk

"Oh dia sangat tampan"

"Lina!"

"Oke-oke--kemana kau pindah? Dan kenapa kau tidak memberitahu aku!" Lina menggebrak meja dengan kasar, membuat mereka menjadi pusat perhatian sekarang.

"Itu sangat mendadak, jadi aku tidak sempat memberitahumu"

"Hal apa yang membuatmu sampai tidak bisa membereritahu aku? Kau pasti menyembunyikan sesuatu dariku kan?" Tembak Lina langsung membuat Arabella kelimpungan. Arabella berdeham sedikit

"Tidak! Kau terlalu banyak berkhayal pada komik-komik konyolmu" Arabella berkilah. Siapa tau bisa mengalihkan situasi

"Benarkah Arabella-ku sayang?, tapi sayangnya aku tidak terpengaruh dan akan tetap menyerangmu sampai aku mendapatkan apa yang aku inginkan!"

Sial

"Aku akan memberitahumu, asal kau janji akan menutup mulutmu" Arabella menjulurkan jari kelingkingnya

"Apakah ini sebuah Pinky Promise? Aku sangat menyukai sebuah kerahasiaan" Lina menautkan jari mereka dengan riang. Arabella menariknya dan membisikkan sesuatu

"APA?!"

"Diamlah bodoh!" Arabella menyimpan mulut Lina dengan tangannya. Teriakan wanita itu membuat mereka kembali menjadi pusat perhatian "kau sudah berjanji". Lina melepaskan mulutnya dengan kasar

"Kau tinggal bersama tuan Adam?" Tatap Lina tidak percaya ditambah dengan anggukan Arabella "aku tidak bisa mempercayai ini, bagaimana mungkin?"

"Semua berjalan begitu saja"

"Jawaban macam apa itu, pasti kalian mempunyai hubungan kan?" Kejar Lina

"Jangan berlebihan" Arabella memutar matanya. Dia harus mencari cara agar wanita tidak waras didepannya ini berhenti mencecarnya dengan berbagai pertanyaan

"Jadi bagaimana rasanya tinggal bersama seorang gay?" Lina menaik-turunkan alisnya menggoda

"Dia bukan gay!"

Lina menutup mulutnya dengan takjub. Menatap tidak percaya ke arah Arabella. Matanya berbinar senang membuat Arabella merutuk kebodohannya sendiri "Bahkan kau sudah ditiduri oleh tuan Adam, pesona makhluk seksi itu memang tidak bisa dihindari"

"Bukan seperti itu bodoh, aku dan Adam--" ucapan Arabella terhenti ketika Lina kembali menutup mulutnya "apalagi sekarang?" Tanyanya lelah

"Bahkan kau sudah memanggil nama depannya" Lina berdiri dari duduknya. Berjalan kesana-kemari sambil memegang dagu seperti seorang pengamat "sebenarnya sudah sampai mana cerita ini berlangsung, hingga aku melewatkan beberapa bagian"

Arabella mendengus keras oleh sikap berlebihan yang ditunjukkan oleh Lina. Terkutuk lah Lina dengan segala cerita konyolnya

"Apa kau menyerahkan keperawananmu begitu saja?"

"Tentu saja tidak!"

"Lalu?"

"Kenapa kau sangat ingin tau?"

"Karna kau yang memulai, jadi kau sendiri yang harus mengakhiri untuk tidak membuat aku penasaran" Lina tersenyum senang. Lalu Arabella menceritakan dari awal mulanya sampai dia tinggal ditempat Adam "begitu ya? Kau tidak perlu menyesal karna tuan Adam pria kaya dan tampan. Aku memang tidak pernah percaya rumor yang mengatakan tuan Adam adalah gay"

Bisakah Arabella tertawa keras sekarang? Siapakah yang dulu membawa sebuah berita hot dan menyebarkan kepada semua orang jika Adam seorang gay. Dasar bodoh

"Sudahlah Lina, aku hanya menganggap ini sebuah cobaan"

"Kau menyukai tuan Adam" Lina memajukan tubuhnya. Nadanya seperti memberitahukan jika itu seolah pernyataan bukan pertanyaan

"Aku? Tidak--"

"Secara tidak langsung kau memang menyukai tuan Adam"

"Bagaimana kau bisa menyimpulkan seperti itu?" Kening Arabella berkerut

"Karena kau tidak pernah menolak apapun yang diperintahkan oleh tuan Adam, tunggu dulu" Lina mengangkat tangannya saat melihat Arabella ingin membuka suara "bukan karena dia atasanmu, tapi karena kau memang menyukainya Arabella, sejauh apapun kau menyangkalnya kau tidak bisa menutupi itu terlalu lama"

"Seharusnya kau menerbitkan bukumu sendiri" ucap Arabella setelah lama terdiam. Lina mengangkat bahunya tak acuh

"Kau terlalu gengsi untuk mengakui itu, karna kau tidak ingin mengungkapkan perasaanmu terlebih dahulu" Lina tersenyum miring

Arabella termenung. Tidak mungkin dia memiliki perasaan terhadap Adam. Dia hanya menjalankan tugasnya saja. Lagipula Lina terlalu berlebihan menanggapi semua ini. Atau mungkin memang benar Arabella menunggu

Menunggu apa?

"Jangan sampai kau menyesal Arabella" ucap Lina tiba-tiba. Arabella tersenyum lebar

"Aku tidak akan pernah menyesal" Arabella harus mendirikan sebuah dinding yang kokoh. Agar hatinya tidak luruh saat berjumpa dengan Adam nantinya

"Aku--"

Tring

"Iya halo?" Arabella mengangkat tangannya. Menyuruh Lina untuk diam "baiklah aku akan segera kesana"

"Kau mau kemana?"

"Aku akan bertemu dengan Regan"

"Arabella--"

"Aku tau dimana aku harus melangkah" ucap Arabella sebelum meninggalkan Lina

Lina mengangkat bahunya pasrah, namun sesaat kemudian dia tersenyum misterius

****

"Aku sudah bilang padamu, jangan libatkan wanita dalam urusan apapun" ujar Mike mendesah keras. Dia menyenderkan tubuhnya Pada sebuah sofa

"Dia terlibat bukan dilibatkan"

"Lalu bagaimana?"

"Entahlah Mike, selagi dia terlibat kita hanya perlu melindunginya" Adam menyesap Vodka nya

"Kita?" Mike tertawa "only you, kau tidak akan membiarkan Pria manapun untuk mendekatinya"

Adam mendengus "Aku tidak berfikir begitu"

"Kalo begitu biarkan Liam yang menjaganya"

"Dia tidak bisa diharapkan"

"Kalau begitu serahkan dia padaku" Mike menarik turunkan alisnya

"Dia bukan sebuah barang" dengan sebal Adam menyesap semua vodka di gelasnya. Mike tertawa keras

"Tentu tidak, dia adalah orang yang spesial bukan" lanjutnya tertawa

Ting

Adam memeriksa ponsel. Keningnya berkerut saat nomor tak dikenal masuk kedalam ponselnya

'Aku akan menikmati malam ini bersama gadismu'

"Keparat!" Teriak Adam. Gelas yang berada ditangannya sudah hancur dia banting. Lalu pergi dari situ tanpa menghiraukan Mike yang bersumpah serapah akibat terkejut

****



















He is Crazy CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang