Cahaya matahari pagi sangat menyilaukan pagi ini? Apakah akan terjadi sesuatu yang menggembirakan hari ini sampai sang Surya pun tersenyum pada makhluk bumi? Terutama pada gadis yang sedang menggeliat malas diatas tempat tidur?Arabella melenguh malas. Apakah kemaren malam dia lupa menutup gorden jendelanya? Sampai cahaya matahari bisa masuk ke kamarnya. Dia menggapai tempat disebelahnya. Kosong!
Tubuhnya menegak. Pandangan matanya menyusuri seluruh ruangan dengan mata yang nanar. Ini kembali terjadi? Tawa sinisnya mewakili hatinya saat ini. Kenapa dirinya begitu lemah dan pasrah. Menyerahkan dirinya begitu saja. Arabella memukul dan merutuk dirinya yang begitu bodoh
"Kau kenapa?"
Arabella semakin terperanjat. Seharusnya dia menampar atau bahkan membunuh saja sekalian pria didepannya ini, kenapa malah harus merasa lega? Mungkin Arabella tidak punya otak
"Kenapa kau masih ada disini?" Suaranya terdengar sedikit sinis dan bergetar
"Kau ingin aku pergi?" Adam mengibaskan air dirambutnya. Ternyata pria itu sedang mandi. Dan wangi cologne nya menusuk kedalam hidung Arabella. Arabella bertanya-tanya darimana pria itu mendapatkannya
"Iya"
"Tapi aku tidak akan pergi sendiri"
"Apa maksudnya?"
"Kuberi kau waktu sepuluh menit untuk berkemas dan kita akan pergi" ucapnya telak seperti tidak ingin dibantah
"Aku tidak mau, ini rumahku kalau kau ingin pergi, silakan. Aku tidak akan keluar!"
"Waktu terus berjalan Arabella" mata tajamnya menatap Arabella lalu turun ke arah dadanya yang tak ditutupi selimut--sepertinya Arabella tidak sadar "apa kau ingin morning seks dulu baru mau pergi" Adam berjalan mendekat ke arah ranjang
Arabella beringsut, menutupi arah pandang Adam sebelumnya "Aku tidak mau!"
"Aku tidak menyuruhmu memilih" Adam menatapnya datar "aku tidak memiliki banyak kesabaran Arabella"
"Baiklah-baiklah" Arabella menyerah saat Adam sudah mencapai ujung tempat tidur. Kenapa pria ini seperti lintah? Suka sekali menempel pada orang-orang lemah dan takut padanya
Arabella melilitkan selimut pada tubuhnya, menutupi akses Adam untuk melihat
"Tidak usah kau tutup-tutupi aku sudah melihat semua intinya"
Arabella menatapnya sinis, berjalan melewati Adam sebelum pria itu menarik tangannya dan memeluknya dari belakang. Tubuh Arabella menegang
"Seharusnya kau memberitahukan kepada temanmu bagaimana keahlian seorang gay diranjang" Adam menjilat dan melumat telinganya "atau aku harus meniduri kau didepan temanmu agar dia tidak menggosipkan aku lagi"
Bedebah sialan!
Plak
Adam mendorongnya pelan setelah menampar pantat Arabella. Gemas sekali dia pada pantat sintal yang montok itu
Arabella masuk kedalam kamar mandi. Melihat dirinya dipantulkan cermin seperti waktu itu. Bedanya kali ini dia tidak menangis melainkan kesal dan ingin memakan daging manusia
"Cukup Arabella, kau begitu lemah, tunjukkan kepada dia bahwa kau tidak takut kepadanya" Arabella meyakinkan dirinya sendiri
"Cepatlah sayang, kau membuang-buang waktu" seru Adam
Sayang katanya? Menjijikan
Namun tak bisa dipungkiri pipi Arabella merona, dia malu.
"Arabella?"
"Apa?" brengsek. Hei kenapa kata itu tidak keluar dari bibirnya?. Ugh sialan, apakah hanya akan keluar kalau mereka sedang bercinta. Kurang ajar sekali mulut Arabella yang memilih-milih waktu untuk mengumpat
***
Brakk
Beberapa pria memasuki ruangan itu dengan beringas. Tampang mereka sangat menyeramkan dengan setelan hitam bak mafia-mafia Italia
"Telusuri ruangan ini!" Komando dari pimpinan mereka
Semua berpencar berbagai arah, namun tidak satupun dari mereka yang membawa atau menemukan sesuatu "Ruangan ini kosong" salah satunya berucap
"Bajingan kau Adam!" Teriaknya murka. Matanya yang memerah menyusuri seluruh ruangan dengan nafas bergemuruh
"Aku hanya menemukan ini" salah satu dari mereka menemukan secarik note kecil yang berisi tulisan
Aku sudah membawanya, kau terlambat
Dengan marah pria itu menendang salah satu meja yang ada diruang tamu milik Arabella. Mereka berada di apartemen Arabella dan merencanakan penculikan untuk gadis itu namun Adam yang lebih dulu mengetahuinya bergerak lebih cepat
Ponselnya bergetar. Nomor tak dikenal memanggil. Tanpa pikir panjang pria itu langsung mengangkatnya
"Kau merindukan aku?"
"Bajingan!"
"Kenapa kau bergerak sangat lambat Diego? Kau tidak pernah berubah begitu bodoh dan lamban" tawa Adam diseberang sana begitu menyakitkan telinganya
"Aku akan membunuhmu brengsek!"
"Oh benarkah? Menculik seorang wanita saja tidak bisa apalagi membunuhku"
"Argghhh!" Diego mengamuk. Ponsel yang ditanganya sudah remuk saat dia membantingnya. Dia selalu kalah oleh Adam
Namun, Diego tidak pernah menyerah atas usahanya apapun yang dia lakukan hanya satu tujuannya. Memusnahkan Adam dari muka bumi ini!
***
Adam menatap ponselnya dengan senyuman sinis. Telepon itu terputus begitu saja padahal dia ingin berbicara banyak pada Diego dan mungkin sedikit berkeluh kesah atas kebodohan pria itu
"Aku tidak menyangka Diego menjadi pria yang sangat bodoh" gumam Mike heran "kenapa dia ingin menculik sekretarismu"
Setelah Adam membawa Arabella pergi dari situ untuk membawanya ke mansion besar miliknya. Adam segera menghubungi Mike untuk memberitahukan keadaan dan rencana miliknya saat ini. Tentu saja Mike begitu cepat tanggap untuk mengiyakan. Namun dia bingung kenapa Diego mengincar Arabella?
Bukankah gadis itu hanya sekretarisnya? Tidak ada sangkut pautnya bagi Adam--Itu fikiran Mike. Sedangkan Adam sudah memperhitungkan ini semua, dan benar saja mereka mengincar Arabella. Arabellanya
"Apa ada yang tidak kuketahui?"
Adam tak menjawab. Mike semakin menatapnya curiga
"Aku kira kau hanya menyukai Anita" Mike terkekeh geli
"Diamlah Mike, kau membuatku sakit kepala" Adam memijit keningnya lelah. Yang paling dibencinya dari Mike adalah pria ini sangat suka mengejeknya
"Tapi kasihan Anita begitu merana"
"Kenapa tidak kau saja yang menemaninya!"
"Aku tidak meniduri kekasih temanku" dengan sengaja Mike mengedipkan sebelah matanya menggoda
"Mike!" Teriak Adam. Kekesalannya sudah diambang batas.
****
Bonjour😍😍
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Crazy CEO
Romance21+ Cerita ini mengandung adegan dewasa dan kata" kasar bagi kalian yang masih dibawah umur silakan menjauh dan kalo masih ingin mendekat tolong didampingi . Masih banyak kata yang berantakan. Akan revisi setelah end