~Juli Pov~
Perkenalankan namaku Juli Kalandra seorang siswa disalah satu sekolah terbaik di kota Y, jangan berpikir aku adalah wanita hanya karna namaku Juli karna aku seratus persen pria walaupun wajahku masuk golongan manis dan imut, aku merinding sendiri mengatakan diriku imut.
Namaku Juli karna aku lahir dibulan itu dan sebenarnya ibuku selalu berdoa memiliki anak perempuan jadi mungkin karna itu wajahku bukan hanya tampan tapi juga cantik bahkan kulitku juga putih dan mulus.
Aku anak ketiga dari tiga bersaudara yang artinya aku adalah anak terahkir, keluarga dari kalangan yang cukup mampu bahkan kakak pertamaku sudah berkerja di salah satu perusahan besar tapi aku tetap menginginkan beasiswa untuk kuliahku dikarnakan aku ingin hidup sendiri karna orang tuaku sangat over protektiv khususnya ibuku ditambah aku anak terahkir yang berarti semua kasih sayang ibuku tertuju padaku.
Oke sekian dulu perkenalnya karna saat ini aku sedang menunggu siswa yang harus aku ajari tapi sudah satu minggu ini ia tak datang, aku sih suka ia tak datang karna kalian tau sendiri aku di paksa untuk mengajari siswa paling bermasalah di sekolah yang berarti ini sebuah beban untukku.
Tapi kalau sampai hari ini dia tak datang juga berarti aku bisa kehilangan kesempatan untuk mendapatkan surat rekomendasi untuk syarat beasiswaku dari sekolah karna ayahnya adalah kepala sekolah disini yang sehingga ia memiliki kuasa tentang hal itu.
Itu juga yang melandasiku mau melakukan ini dan hitung-hitung aku juga belajar tapi hari ini sudah menunjukkan jam 5 sore yang artinya dia benar-benar tidak datang.
Aku bangun dari kursiku dan besok senin aku harus melaporkan bahwa Elang tidak datang untuk belajar bersamaku kepada kepala sekolah, akupun berniat pulang tapi saat aku hendak menaiki motorku mataku tertuju pada pria yang sedang bercumbu dengan wanita dibelakang gedung sekolah.
Sontak aku kaget tapi saat aku perhatikan itu adalah Elang, "Wah kurang ajar aku menunggunya sampai sesore ini dia malah asyik berciuman dengan wanita di pojok situ" ucapku kesal
Akupun mendekati mereka tak peduli mereka masih sibuk menyatukan bibir mereka, "Woi. . . . Sekolah bukan tempat untuk kalian berbuat mesum" ucapku mengagetkan mereka
Siswi itu langsung mendorong Elang dan memperbaikin seragamnya lalu pergi saat melihatku, berbeda Elang yang malah menatapku dengan tajam.
"Hei apa-apa kamu" bentaknya sambil berdiri dan menatapku dengan tajam
"Kau itu yang apaan . . . Aku sudah menunggumu lama di perpus tadi tapi kau malah sedang asyik bercumbu dengan siswi disini" ucapku sambil menatapnya dengan tajam juga
"Oohhh jadi kau yang di tugaskan pak tua itu untuk mengajariku"
"Astaga bahkan ia tak mengenaiku dasar kurang aja terbuanglah waktuku selama ini menunggunya di perpus" batinku
"Sialan kau aku sudah membuang waktuku menunggumu setiap hari di perpus tau gak" ucapku dengan nada tinggi
Tapi ia malah tersenyum meremehkan, "Siapa yang menyuruhmu menunggu bukan akukan jadi jangan mengangguku . . . Urus saja urusanmu sendiri" ucapnya berlalu
"DASAR KURANG AJAR AKU SUMPAHI GAK BISA TIDUR DENGAN WANITA LAGI KAU" teriakku kesal karna ia meninggalkanku begitu saja
Akupun kembali ke motorku dengan perasaan marah, emosiku meluap baru kali ini aku di tatap seperti itu dan aku tak menyukainya tatapannya meremehkanku, awas saja dia.
"Kenapa nasipku sial harus berurusan dengannya" gumanku sambil menghidupkan motorku dan beranjak pulang.
Sesampainya di rumah aku langsung masuk dan kuhempaskan tubuhku di sofa membuat seorang wanita datang mendekatiku karna heran melihatku.
"Lho sayang kenapa pulang-pulang kok marah. . . Cape ya mau bunda buatkan susu hangat"
"Gak usaha bun aku cuma kesal aja . . . . Bunda taukan aku dapat perintah dari kepala sekolah untuk mengajarkan anaknya itu"
"Ia bunda tau makanya bunda diam saja karna kau selalu pulang telat memang ada apa?"
"Dia itu ternyata sangat menjengkelkan bahkan membuat aku terus menunggunya dan yang paling membuatku emosi dia malah asyik pacaran tak menghargai waktu Bun"
"Oohh jadi anak bunda ini bad mood karna soal itu toh. . . . Kau marah karna dibuat menunggu atau karna kau tak memiliki pacar"
"Iiiihhhh bunda kok malah ngomong gitu sih bikin tambah emosi saja"
"Habisnya bunda bingung samamu kau hanya sibuk dengan buku-bukumu sampai tak memiliki teman dan sekarang kau pulang marah hanya karna melihat orang pacaran"
"Apa!!! . . . Aaah bunda nih gak paham apa anaknya yang rasakan . . . Sudahlah aku ke kamar saja" ucapku bangun dan beranjak ke lantai dua menuju kamarku
"Juli bunda hanya menginginkanmu memiliki teman kalau bisa pacar juga boleh . . . . Bunda juga ingin memiliki menantu pria" ucap bundaku yang tak aku perdulikan
Aku masuk ke kamarku dan membaringkan tubuhku dikasurku yang empuk, aku cape seharian ini duduk bahkan aku belum sempat membaca komik yang baru aku beli.
~Author Pov~
Sementara Juli beristirahat dikamarnya berbeda dengan Elang yang saat ini tengah duduk di sofa dengan ayahnya sedang memarahinya tapi bukannya mendengarkan Elang malah sibuk dengan hpnya.
"Elang dengarkan kalau papah bicara" ucap Abrisam seorang pria paruh baya yang memiliki nama lengkap Abrisam Fadgham yang merupakan ayah dari Elang, kepala sekolah sekaligus pemilik sekolah itu.
Makanya Elang bisa berbuat sesuka hatinya bahkan seperti saat ini, ia tak mendengarkan apa yang di katakan oleh ayahnya sendiri karna bagi Elang kehidupannya adalah aturan sendirinya.
"ELANG" bentak Abrisam
Ahkirnya Elang mau menatapnya, "Ia . . . ia berisik sekali sih" ucapnya sambil bangun dan beranjak hendak ke kamarnya
"Elang ibumu pasti malu mengetahui anaknya seperti ini"
Perkataan Abrisam menghentikan langkahnya lalu berbalik melihat ayahnya, "Jangan pernah membawa-bawa ibuku" ucap Elang serius dan menatap ayahnya dengan tajam.
"Hanya itu caranya agar kau mendengarkan apa yang aku katakan . . . . ibumu pasti kecewa melihatmu seperti ini"
Brrakk. . . .
Elang membanting hpnya ke lantai dengan keras membuat Abrisam sedikit kaget, setelah itu Elang berbalik dan berjalan menuju kamarnya yang terletak dilantai dua.Elang masuk kekamarnya hanya ingin mengambil jaket dan kunci mobilnya lalu ia pergi lagi tanpa berkata apa-apa berjalan cepat menuju pintu utama.
"Elang papah gak mau tau senin depan kau sudah belajar bersama dengan Juli ingat itu . . . Elang . . . ELANG" ucap Abrisam melihat anaknya pergi
setelah Elang pergi Abrisam langsung duduk disofa dan melihat sebuah foto yang sangat besar terpasang dinding dengan bingkai yang sangat cantik tapi wanita didalam fotonya itu lebih cantik.
"Prila. . . Apa yang harus aku lakukan kepada anak semata wayang kita ini, apa yang sudah aku perduat sehingga dia tumbuh jadi seperti itu" ucap Abrisam dengan sebuah air mata mengalir di pipinya
****************
Jangan lupa komen dan Vote
KAMU SEDANG MEMBACA
Green or Blue (BL) ~END~
RomanceTamat ✅ Bagaimana kalau jika siswa paling berprestasi bahkan dikenal sebagai siswa paling teladan dengan citra sangat bagus diberikan tugas oleh kepala sekolah untuk mengajarkan anak paling bermasalah di sekolah bahkan ada yang mengatakan siswa itu...