Episode 16. Terima Kasih

3.4K 339 2
                                    

~Author Pov~

Dikamar Elang
Jam 2 dini hari

"Aaah . . . Haa . . . Elang sudah hhmm . . . Cukup aku sudah tak sanggup lagi"

"Sekali ini lagi"

"Aku sudah mendengar hal itu lima kali tapi kau masih saja belum berhenti . . . Sudah hiks . . . Hiks"

"Aku janji ini yang terahkir berbaliklah dan berpegangan pada headbet ini" ucap Elang sambil membalikkan tubuh Juli dan menyuruhnya berpegangan dengan ujung kasur

"Aku akan masukkan lagi"

"Tunggu . . . Aaaah . . Lang . . . Hhhmm . . . Aaaaaahh"

"Kenapa masih saja sempit Jul. . . Kau meremasnya terlalu kuat . . . Didalam terasa hangat . . . . Aku bergerak ya"

"Elang . . . Tunggu . . . Aaah . . . Haaa. . . Elang" desah Juli saat Elang kembali menggerakkan miliknya keluar dan masuk kedalam tubuhnya Juli

Juli berusaha mengigit bibirnya saat Elang menggerakkannya semakin cepat, tangan Juli juga semakin kuat meremas ujung kasur mengalihkan rasa yang menjalar di tubuhnya.

Hingga ahkirnya Juli hendak mencapai puncaknya, "Elang . . . Lang . . . Aaah . . Aaah . . . Kau terlalu cepat . . . Aaaaah . . Terlalu dalam . . . . Aku mau keluar"

Elang malah memeluk Juli dari belakang, dan mengelus perut Juli membuat Juli semakin ingin menumpahkah cairan miliknya.

"Aku juga . . . Ayo lakukan bersama-sama" bisik Elang sambil menaikkan tempo pergerakkannya

Dan ahkirnya secara bersama-sama Elang dan Juli mendesah bersama saat mereka mencapai puncaknya, "Aaaaahh"

Tapi tak lama Juli langsung terbaring, menutup matanya, sementara Elang tersenyum dan mendekatkan wajahnya.

"Ahkirnya ini bukan mimpi" guman Elang sambil mencium pipi Juli

Pasalnya ahkir-ahkir ini Elang selalu bermimpi tenang Juli yang membuatnya tertekan tapi anehnya Elang tidak mau melakukannya kepada wanita.

Elang perlahan mengeluarkan miliknya dan terlihat cairan putih ikut keluar dan mengalir di paha Juli, wajah Elang langsung memerah melihat hal itu.

.
.
.
.

~Elang Pov~

Apa yang sudah kulakukan?

Astaga semoga dia baik-baik saja, aku baru menyadari bawa ia mengeluarkan darah apa miliknya terluka.

Aku bisa melihat noda darah di spreiku yang sudah tak berbentuk lagi terlebih lagi sudah di penuhi dengan cairan kami berdua.

Kami tak bisa tidur disini, akupun bangun dan turun dari kasur lalu mengendong Juli ini yang sudah tertidur tak sadarkan diri.

Astaga ini seperti mimpi saja aku benar-benar melakukannya pada Juli ini bahkan sampai jam segini, apa yang sudah merasukiku tadi.

"Ayo kita bersihkan dulu tubuhmu" gumanku sambil membawa Juli menuju kamar mandi

Juli benar-benar sudah tak sadarkan diri bahkan saat aku membersihkan tubuhnya ia hanya mengeram kecil khususnya saat jariku masuk kedalamnya untuk mengeluarkan cairanku.

Cukup lama kami di kamar mandi hingga ahkirnya aku keluar dengan Juli yang aku lilitkan anduk di tubuhnya, aku membawanya keluar dari kamarku menuju kamar tamu.

Sesampainya di kamar itu aku membaringkan tubuh mungil ini di kasur, dan aku duduk disampingnya, kupandangi wajahnya yang tertidur pulas.

Senyuman tulus terlukis di bibirku, "Ternyata aku benar-benar sudah jatuh cinta padanya" batinku saat memandangi wajahnya.

Green or Blue (BL) ~END~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang