Episode 26. Kabur

2.7K 293 3
                                    

~Author Pov~

Di waktu yang bersamaan Juli yang berada di kamarnya sedang duduk termenung di tempat tidurnya sambil melihatin langit dari jendela kamarnya.

Juli tersenyum kecut lalu bangun dan ngambil anduk kemudian beranjak ke kamar mandi berniat membersihkan dirinya.

Cukup lama Juli berada di kamar mandi, dan keadaan rumah Juli tampak tenang dengan ibunya dan kakak keduanya yang sedang menonton tv di ruang keluarga sementara ayah dan kakak pertamanya belum pulang kerja.

Meraka tak menyadari bahwa Juli yang menangis di kamar mandi. Setelah selesai membersihkan dirinya, Juli kembali berpakaian dan kembali memakai sepatu berwarna putihnya tadi.

Ia turun kelantai dasar dan melihat ibu dan kakaknya tapi tidak menyapanya, Juli berlalu begitu saja dan keluar tanpa mengatakan apapun.

Sementara Elang yang bersama ayahnya berada di mobil, Elang menceritakan semua yang apa yang terjadi pada Juli dan dirinya.

Awalnya ayah Elang tidak percaya hal seperti ini tapi setelah melihat semua bukti ini dan melihat Elang menangis membuat Abrisam mau tidak mau percaya pada Elang ditambah Abrisam merasa Juli dapat membuat Elang menjadi lebih baik sehingga Abrisam tidak mempermasalahkan bahwa Juli yang sama dengan Elang.

Butuh waktu 30 menit ahkirnya mereka sampai di rumah Juli karna tadi sempat terjebak macet membuat waktu mereka terbuang.

Abrisam dan Elang turun dari mobil dan masuk ke pekarangan rumah Juli lalu berhenti di depan pintu rumah kemudian menekan bel.

Membuat Ibu Juli bangun karna mengetahui ada tamu, Ibu Juli membukakan pintu dan tersenyum saat melihat Elang tapi wajahnya juga bingung melihat Elang datang bersama ayahnya.

"Eeh Elang . . . Lho pak Abrisam??!! . . . Ada apanya" ucap Ibu Juli yang mengetahui orang yang bersama Elang adalah ayahnya karna dia pernah bertemu beberapa kali.

"Pertama-tama saya ingin minta maaf terlebih dahulu karna saya ke sini tanpa pemberitahuan dulu bu Juli" ucap Abrisam dengan ramah

"Oh tidak apa-apa ayo masuk dulu kita bicara didalam" ucap ibu Juli membukakan pintu lebih lebar dan mempersihkan masuk

Merekapun masuk dan duduk di ruang tamu

"Tunggu sebentar ya saya panggilkan Juli dan saya buatkan minuman bapak ingin teh atau kopi?" ucap ibu Juli dengan lembut dan tersenyum

"Tidak usaha repot-repot bu Juli, saya ingin berbicara dengan anda terlebih dahulu apakah bisa" ucap Abrisam membuat senyuman ibu Juli hilang

Adelya ibu dari Juli langsung duduk di hadapan mereka dan menatap Elang yang menunduk lalu beralih ke Abrisam yang wajahnya tegang.

"Ada apa ya? Elang kau dan Juli kenapa ya tadi bunda tidak tanya karna berusaha untuk percaya pada kalian tapi Juli pulang nangis dan sekarang kau juga sepertinya habis menangis serta datang bersama ayahmu?" ucap Adelya dengan serius

"Begini . . . . Eeeh . . . Maaf ibu Juli saya bingung mulai dari mana tapi saya minta maaf atas kelancangan saya karna saya ingin bertanya apa Juli memiliki rahim sejak bayi?" ucap Abrisam yang bingung menyusun katanya

Adelya tampak kaget bahkan matanya membulat menatap ke Abrisam, "Dari mana bapak tau hal itu?" tanya Adelya dengan wajah yang terkesan seperti mulai marah

"Maafkan saya tante saya sudah melakukan kesalahan" ucap Elang lagi dengan mata yang memerah karna menahan air matanya

"Tolong Elang kata yang sebenarnya? Ada apa ini? Apa yang terjadi"

Green or Blue (BL) ~END~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang