Episode 04. Emosi

4.2K 463 6
                                    

~Author Pov~

Hari senin
Jam 06.30

Seluruh siswa-siswi dan guru-guru di sekolah sedang melakukan aktivitas setiap senin yaitu upacara bendera, bagi banyak siswa hari senin adalah hari paling lama khususnya saat upacara pas saat pengarahan kepala sekolah yang seperti pidato kampayen yang tak terhitung luas dan lebarnya.

Seluruh siswa di wajibkan mengikuti kegiatan itu tapi ada saja siswa yang nakal dan nekad tak mengikutinya terlebih lagi bagi Elang yang menurutnya upcara hanya buang-buang waktu.

Maka dari itu saat ini Elang malah asyik bercumbu dengan seorang siswi didalam salah satu bilik toilet siswa.

"Aaahh. . . Elang lebih cepat lagi . . . Rasanya nikmat"

"Yes beby . . . Dengan senang hati" ucap Elang menggerakkan pinggulnya lebih cepat lagi

"Lang. . . Kiss me please. . . . " desahan siswi itu sambil mendekatan wajahnya

"Sorry beby . . . Tidak bisa" ucap Elang menutup mulut siswi itu dan menghentakkan miliknya agar masuk lebih dalam lagi

"Aaahh. . . " desah Elang saat melakukan pelepasan

Elang langsung mengeluarkan miliknya dan melepaskan kond*mnya mengikat ujungnya dan membuangnya ke tong sampah.

Siswi itu merapikan pakaiannya begitu juga Elang yang mengancing celananya, saat sudah selesai siswi itu bangun dan menatap Elang.

"Terima kasih Lang" ucapnya sambil hendak mencium Elang tapi dengan cepat Elang menghindar.

"Okey . . . . Thank's cantik sampai berjumpa lagi" ucap Elang keluar dari bilik dan berjalan meninggalkan siswi yang baru saja ia pakai

Siswi itu tampak kesal karna Elang tidak mau menciumnya dan benar setiap wanita yang Elang tiduri tidak ada satupun yang pernah Elang cium, bukan karna Elang tidak mengerti cara berciuman namun ada alasan lain yang tidak ada satupun yang tau kenapa Elang begitu.

Saat ini Elang kembali ke kelasnya yang sudah penuh dengan siswa siswi lainnya, tapi saat Elang hendak duduk matanya langsung tertuju pada Juli yang duduk di pojok kelas barisan kedua.

Mata Elang langsung terbuka lebar, "Haaah dia sekelas denganku" guman Elang sambil duduk dan memperhatikan Juli

Tempat duduk Elang berada paling belakang dan teman sebangkunya bernama Mike.

"Bro dari mana kau tadi, aku tak melihatmu ikut upacara" tanya Mike

"Biasa" jawab Elang santai

"Dasar kau ini, jadi siapa tadi?"

"Gak tau bahkan aku sudah lupa wajahnya" ucap Elang tapi matanya tertuju pada Juli yang sedang berbicara dengan teman sebangkunya

"Wah parah kau nih"

"Kau kenal si pendek itu gak?" ucap Elang sambil menunjuk Juli

"Siapa?!!!!. . . . Oohhh dia masa kau tak kenal. . . Dia itu yang selalu menjadi nomor satu di setiap ujian namanya Juli bahkan orangtuaku saja selalu membandingkan aku dengannya jika selesai pembagian rapot" jelas Mike yang hanya di balas anggukkan oleh Elang

Tak lama kemudia gurupun datang dan memulai pelajaran, tapi Elang masih saja memperhatikan Juli.

.
.
.
.

~Elang Pov~

Kenapa pelajarannya lama sekali membuatku mengatuk saja, aku menjatuhkan kepalaku di meja berniat untuk tidur, tapi belum juga tidur orang didepan kelas memanggilku.

"Elang. . . Elang . . . Bapak sudah peringatkanmu perhatikan pelajaran kalau kau mau tidur di rumahmu saja" omel guru didepan tapi aku hany cuek saja

"Jangan mentang-mentang kau anak kepala sekolah kau jadi bisa bersikap seenaknya saja ya . . . Ayahmu sudah memperintah setiap guru agar tegas padamu jadi jangan berbuat seenaknya saja"

"Aaah . . . Bapak cerewet sekali" ucapku bangun dari kursiku dan beranjak keluar

"Hei . . . Elang kau mau kemana . . . Elang. . . Elang kembali ke kelas pelajaran belum selesai" ucap guru itu memanggilku yang berjalan keluar meninggalkan kelas

Lebih baik aku ke kantin dan makan dari pada didalam kelas yang membosankan itu bikin ngantuk saja.

Aku berjalan ke kantin dengan santainya melewati kelas-kelas yang ada guru maupun tidak ada bahkan aku dengan beberapa siswi bersorak melihatku lewat.

Di kantin aku memesan makanan, aku jadi ingat dengan kartuku yg di blokir oleh pak tua itu, memang dia pikir dengan memblokir aset milikku maka aku akan jadi mau menuruti semua maunya.

Kalau dia berpikir seperti itu maka kesalahan besar bahkan tanpa dia pun aku bisa hidup kok bahkan selama ahkir pekan kemaren aku habiskan untuk pindah ke apartemen milikku pribadi agar aku tak bertemu lagi dengan pak tua itu.

Tak lama kemudian pesananku datang dan aku mulai memakannya dengan tenang tapi saat sibuk makan hpku bergetar membuatku menghentikan kegiatanku.

Aku bingung siapa yang menghubungiku padahal hp ini baru saja aku beli, aku melihat ada pesan masuk yang berisikan, "Pulang sekolah kau wajib mengikuti belajar bersama Juli di perpus jangan tidak datang lain atau papah akan benar-benar memblok semua asetmu"

Aku meremas hpku dengan kuat lalu menghirup nafas panjang lalu kuletakan kembali hpku dan langsung bangkit aku sudah kehilangan nafsu makan.

Setelah membayar makananku aku berniat kembali kekelas mengingat sudah jam istirahat, aku berjalan masuk dan mataku langsung tertuju pada siswa yang sedang membuka bekalnya.

Aku sempat heran dia siswa kelas 12 SMA masih saja membawa bekal aku jamin di pasti anak mami, aku berjalan mendekat padanya, "Hei pendek. . . . " ucapku memanggilnya membuat ia menoleh padaku dan wajahnya tampak marah

"Apa punya nama bodoh" ucapnya kesal dan menatapku dengan tajam

"Aku gak tau namamu pendek" ucapku berbohong

"Namaku Juli bodoh J.U.L.I . . . . Jangan panggil aku pendek . . . Tinggiku dirata-rata kok" ucapnya dengan nada marah bahkan mengejakkan namanya

"Ia . . . Ia . . Berisik. . . Dengarnya pendek berhentilah melapor pada pak tua itu"

"Apa katamu? Aku saja belum bertemu dengan pak kepala sekolah pagi ini"

"Sudahlah . . . . Kau mau mengajarikukan jadi mari kita lihat seberapa hebatnya dirimu" ucapku dengan senyum meremehkannya

Dia tampak semakin marah bahkan ia bangun dari duduknya dan menunjukku, "Kau pikir aku takut padamu . . . . Jika pak kepala sekolah tak memaksaku . . . Aku juga tak sudi berurusan dengan orang bodoh sepertimu"

"Apa kau bilang . . . Aku bodoh"

"Ia orang bodoh yang tidak tau sopan santun dan juga tidak memiliki masa depan aku berani taruhan kau hanya akan menjadi sampah masyarkat nantinya" ucapnya menghinaku

Sontak kelas yang tadinya berisik langsung diam kaget melihat ada yang berani melawanku dan anehnya aku hanya diam menatapnya yang saat ini tengah marah dan menunjukku.

"Kau pikir kau hebat dengan berpenampilan layaknya preman pasar seperti itu, dan hanya karna ayahmu kepala sekolah disini jadi tidak ada satupun yang berani padamu maka kau salah tuan Elang yang bodoh aku tak takut padamu" ucapnya lagi membuatku tak bisa menahan emosiku lagi

Aku langsung menandang mejanya, anehnya aku tak bisa memukulnya aku melampiskan emosiku dengan menghancurkan benda disekelilingku membuatnya sedikit ketakutan, kupandang dia dengan tajam lalu kumelangkah pergi keluar dari kelas.

****************


Jangan lupa Vote dan Komen ya

Green or Blue (BL) ~END~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang