5 tahun kemudian
Disebuah bengkel mobil
"Eehh . . . Juli kenapa kau disini? Bukannya beristirahat di rumah, besok kau tanding lho, 200 lap itu gak mudah" ucap seorang pekerja dibengkel itu sambil melihat pemuda yang berjalan mendekat ke arahnya
"Aku baik-baik saja, aku kesini sekalian mau ngecek mobilku" ucap Juli sambil tersenyum
"Wah kau ini seperti tidak percaya pada kami saja"
"Bukan seperti itu, hanya saja aku lebih suka mengeceknya sendiri . . . Tolong jangan tersinggung"
"Hahaha . . . . Kau ini Juli gampang sekali dipermainkan orang . . . Aku hanya bercanda kok, ya sudah mobilnya ada didalam kok, kau ingin mengcek mesinnya kan"
Juli tersenyum dan menganguk lalu berjalan masuk mengikuti pria tadi yang menujukan mobil yang akan ia pake untuk balapan besok.
Mereka berduapun mencek mesin, sistem dan juga hal lainnya dari mobil itu hingga selesai Juli merasa mobilnya sudah cukup bagus dan tidak ada yang perlu di khawatirkan untuk besok.
"Jadi bagaimana?! Apa ada perkerjaanku ada yang kurang?"
"Hehehe . . . Tidak kok semuanya bagus . . . Terima kasih . . . . Ayolah paman masa kau tersinggung sih" jawab Juli sambil tersenyum lebar
"Hhmm bagaimananya . . . . Eehhmm tapi ngomong-ngomong bagaimana dengan para investor? Apa sudah ada kemajuan?"
"Aku sudah mengajukkan ke beberapa perusahaan, makanya besok aku harus menang agar bisa menyakinkan para investor" ucap Juli sambil menutup cap mobilnya lalu mencuci tangannya
"Kau berjuangan sangat keras Juli, semoga aja ada jalan keluarnya untuk hal itu"
"Tentu saja harus ada, lagi pula tak mungkin aku menyerah . . . . Ya sudah aku mau pulang dulu besok jangan terlambat ya. . ."
"Harusnya kami yang bilang seperti itu" ucap pria tadi membuat Juli tertawa
Juli berjalan menuju motornya tapi sebelum sampai di motornya, Juli melihat anak kecil yang duduk disebuah bangku depan bengkel, anak kecil itu menatapnya dengan wajah yang bersedih hendak menangis.
Lantas Juli berjalan mendekatinya sambil melihat sekeliling, "Kenapa ada anak kecil disini?" batin Juli
"Hai adik manis kenapa kau sendirian disini?" sapa Juli sambil tersenyum tapi bukannya dijawab anak kecil itu malah menangis membuat Juli panik
"Eeh . . . Adik kecil . . . Hei kenapa kau malah menangis . . . . Ibumu dimana? Maaf apa kau takut, aku tidak bermaksud" ucap Juli sambil jongkok dan melihat anak kecil itu mencoba membuatnya tenang, Juli mengelus pipinya dan tersenyum.
"Peluk" ucap anak kecil itu sambil membuka kedua tangannya
Juli yang melihat itu langsung tersenyum gemas melihatnya dan tanpa pikir panjangan langsung memeluknya.
"Mami" bisik lembut anak itu sambil memeluk erat Juli
"Eehh adik manis, kau ke sini sama siapa? Dimana ibumu" ucap Juli sambil melepaskan pelukkan mereka
"Ibuku pergi tapi kata papah, dia akan menjemputnya dan membawanya pulang" ucap anak kecil dengan suara khasnya membuat Juli tersenyum gemas
"Baiklah kalau begitu tapi sekarang kau tidak boleh berada di bengkel sendirian jadi kau kesini sama siapa?" ucap Juli sambil mengendongnya
"Tuan muda . . . Tuan muda ada dimana?" teriak seorang wanita paruh baya
"Bibi aku disini" ucap anak kecil itu sambil melambaikan tangannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Green or Blue (BL) ~END~
RomanceTamat ✅ Bagaimana kalau jika siswa paling berprestasi bahkan dikenal sebagai siswa paling teladan dengan citra sangat bagus diberikan tugas oleh kepala sekolah untuk mengajarkan anak paling bermasalah di sekolah bahkan ada yang mengatakan siswa itu...