Episode 08. Kejadian Langka

3.7K 380 3
                                    

~Author Pov~

Kamis, jam 11.30

Di kantin sekolah terdengar bunyi suara kamera yang sibuk mengambil gambar seorang pemuda yang tengah duduk membaca buku, terdengar juga banyak siswi-siswi yang tampak kagum dan berbisik melihat kejadian yang sangat langka ini.

"Ya ampun matahari terbit dari selatan . . . . Aduh ganteng banget sih kalau lagi belajar gitu" ucap salah satu siswi

"Gila Elang makin seksi aja kalau diam membaca gitu" ucap temannya

"Sstt. . . . Jangan berisik aku sedang meresapi momen berharga ini" ucap satunya lagi

Dan masih banyak lagi bahkan bukan siswi saja, ada juga siswa-siswa yang tampak heran dan kaget melihat seorang Elang sedang membaca buku, ini merupakan tanda kiamat.

Tak lama kemudian, Mike datang dan duduk didepan Elang, wajah Mike juga tampak kebingungan, "Kau salah minum obat bro?" sapa Mike membuat Elang melihatnya.

Elang menutup bukunya dan duduk tegak lalu mengambil minumannya yang dari tadi ia diamkan bahkan esnya saja sudah meleleh.

"Kau kenapa sih bro dua terahkir ini aku melihatmu belajar tidak seperti biasanya? Lho gak bertukar jiwakan sama Juli . . . Tapi gak mungkin karna aku lihat Juli juga masih belajar" ucap Mike

"Apa sih? Kebanyakan nonton film po*no jadi gini deh otaknya" ucap Elang dengan nada kesal

"Habisnya kau bikin satu sekolah heran tau . . . Nih lihat sekeliling lo, kantin ini jadi heboh karna seorang Elang Brahmastra sedang belajar" ucap Mike sambil melihat sekeliling

"Asal lo tau gue taruhan sama si pendek, maka ya gue mau gak mau belajar"

"WHAAT. . . . . TARUHAN. . . lo taruhan apa?" ucap Mike sambil mencondongkan kepalanya kearah Elang

"Biasa aja kali responnya gak usaha sok kaget gitu. . . Gue taruhan dengan ulangan fisika besok" ucap Elang sambil mendorong wajah Mike

"Wah gila lo Lang . . . Lo pasti kalah karna guru fisika kita itu kan killer bahkan nilai tertingga yg di kasih hanya 85 dan itu hanya di pegang oleh Juli"

Elang tampak kaget mendengar perkataan Mike, "Masa sih kok aku gak pernah tau?"

"Ya ialah lo gak tau orang lo gak pernah masuk hari jumat kok jadi gak pernah ketemy sama guru itu"

"Oooohhhh tenang aja gue gak akan pernah kalah" ucap Elang tenang padahal dalam hatinya ia berpikir bahwa Juli sudah menjebakanya.

~Elang Pov~

"Gila jadi si pendek itu menjebakku pantas saja dia dengan beraninya menantangku tapi tenang saja bukan Elang kalau sampai kalah dan lihat aja pendek bersiaplah kalah" pikiranku setelah mendengar perkataan Mike

Aku kembali membuka buku fisika yang menjadi bahan ulangan besok dan mulai membacanya lagi, hari ini jadi hari terahkir aku belajar jadi aku harus benar-benar memanfaatkannya, aku gak boleh kalah dari si pendek sombong itu.

Tiba-tiba bunyi bel tanda jam istirahat telah berahkir terdengar, maka aku dan Mikepun bangun dan berjalan menuju ke kelas dan sepanjang jalan aku membaca buku ini hingga seseorang menabrakku membuat buku di tanganku terjatuh.

"WOI . . . PUNYA MATA GAK?" bentakku tanpa melihat orang itu

"Apa sih lo yang salah kok bentak-bentak orang" suara ini adalah suara si pendek

Dan benar ia menatapku dengan tajam sambil mengelus pundak kirinya, "Jangan itu lihat-lihat donk . . . . " ucapnya lagi

"Lo yang nabrak gue kok" ucapku sambil menatapnya juga

"Sudahlah . . . Aku buru-buru dasar bodoh" ucapnya berlalu

"HEI . . . . HEI PENDEK . . . Dasar kurang ajar bukannya minta maaf malah pergi gitu aja" geramku sambil mengambilku yang terjatuh

"Sudah Lang sabar . . . . Sabar . . . Sudah ayo masuk ke kelas mungkin dia lagi di suruh ambil buku pelajaran" ucap Mike berusaha menyabarkanku

Kulihat si pendek itu berlari ke ruang guru dan mungkin benar apa yang di katakan Mike, dan kami pun melanjutkan kekelas.

Sampai di kelas aku langsung duduk di bangku sambil memcoba fokus kemateri yang aku baca, karna tadi bukunya terjatuh aku lupa sampai mana aku sudah membacanya dan itu gara-gara si pendek itu.

Awas saja dia sudah menjebakku sekarang menyusahkanku, dan gara-gara taruhan itu aku harus memperlajari buku payah ini.

"Dasar brengsek" geramku sambil memukul meja

Dan kelaspun langsung diam, hening karna ulah bahkan Mike yang dari tadi ributpun ikut diam, tadi suasana kelas rame karna guru belum masuk dan itu membuatku gak bisa fokus.

"Kalian bisa diam gak . . . Aku sedang belajar kalau kalian ribut kusobek mulut kalian" ucapku dengan lantang membuat seluruh penghuni kelas menunduk tak ada yang berani bahkan tak ada yang bergerak.

"Bro . . . kenapa sih Lang, sabar dong" ucap Mike

"Lo juga diam, berisik" ucapku sambil kembali melihat bukuku

Mike hanya geleng-geleng kepalanya lalu mengeluarkan hp dari kantong celananya.

Tak lama kemudian si pendek itu masuk dan membawa sebuah buku, ia berdiri didepan kelas setelah menaruh buku itu di meja, "teman-teman ibu Shani tidak masuk jadi dia memberikan tugas tolong di selesaikan hari ini dan di kumpul di meja ini" jelasnya sambil melihat sekeliling tapi tidak ada yang berani berkata apa-apa

"Hallo guys . . . . Kenapa kalian diam semua?" ucapnya lagi dengan mimik bingung

"Tugasnya di buku paket halaman 63, pilihan ganda dan juga essay di kerjakan di buku latihan dan jika kalian sudah selesai bisa kumpulkan ke aku lalu bisa istirahat tapi jangan ribut ya nanti aku yang kena omel" jelasnya lagi dan kali ini tapi masih tidak ada yang berkata apa-apa

"Ya sudahlah" gumannya sambil berjalan ke arah bangkunya dan kemudian duduk

Aku lihat di mencolek temannya dan berbisik pada teman sebangkunya, kalau tidak salah Axe namanya, terlihat mereka membicarakan sesuatu dan setelah mereka berbicara si pendek itu menatapku dan wajahnya terlihat marah tapi tak aku perdulikan aku mengambil buku latihanku.

Dengan cepat aku kerjakan soal-soal itu karna dalam pikiranku aku harus cepat kembali belajar karna aku tak mau kalah sama si pendek itu.

Suasana kelas hening benar-benar hening tak ada yang berani menimbulkan sedikit suara, butuh waktu sekitar 30 menit aku menyelesaikan tugas itu dan ahkirnya selesai.

Aku bangun dari kursiku dan berjalan ke meja si pendek, "Ini tugasku" ucapku sambil menaruh buku latihanku di mejanya

Ia tampak kaget dan mendongakkan kepalanya agar melihatku, "Aneh" ucapnya dengan wajah yang mimiknya tak bisa aku baca, ia tampak bingung dan heran tapi kenapa ia terlihat manis.

"Tumben kau mengerjakan tugas . . . Kesambet setan apa?"

"Kenapa kalian semua bertanya hal yang sama apa sesuatu yang aneh kalau aku belajar?" ucapku dengan nada kesal

"Ia . . . Melihatmu belajar membuat orang-orang pada ketakutan"

"Sudahlah malas aku berdebat denganmu" ucapku beranjak pergi ke mejaku dan mengambil buku tadi lalu keluar pergi dari kelas

"Aneh, ia mengatakanku dengn sebutan aneh bukannya ia yang memintaku untuk belajar dan saat aku belajar kenapa ia malah menyebutku dengan aneh" ucapku sambil menaiki tangga menuju atas sekolah

Tempat favoritku karna disini selalu tenang dan tak ada yang berani kesini selain aku, akupun duduk dan kunyalakan rokokku lalu kembali membaca buku ini.

Aku gak boleh kalah dari si pendek itu, aku akan buktikan bahwa aku juga bisa dan lihat saja nanti si pendek itu akan kubuat menyesalnya sudah menantangku, tapi kenapa setiap aku membaca buku ini semakin aku tak memahaminya.

Apa aku benar-benar bodoh seperti apa yang di katakan si bodoh itu, tidak aku itu pintar aku hanya tak mau memamerkannya

**********

Jangan Lupa Vote dan Komen

Green or Blue (BL) ~END~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang