~Author Pov~
Sabtu, jam 11.45
Disebuah pintu apartemen yang bertuliskan angka 72, terlihat Juli tengah berdiri sambari mengecek alamat yang ia terima dan melihat nomor aparteman didepannya, "Sepertinya ini Apartemennya" guman Juli
Beberapa jam yang lalu Juli memberanikan diri untuk menelpon Elang dan mempertanyakan keadaannya tapi Elang malah memintanya untuk datang, awalnya Juli tak ingin tapi setelah Elang bilang tidak ada yang merawatnya maka Juli tak enak hati dan ahkirnya berangkat menuju aparteman Elang.
Tok . . . Tok . . . . Tok . . .
Ahkirnya Juli mengetuk pintu itu juga dan terdengar dari dalam mengatakan, "Tunggu sebentar"Tak lama pintu itu terbuka, Elang yang membukanya tampak terlihat seksi karna ia hanya menggunakan kaos tanpa lengan dan celana pendek membuat Juli sedikit kaget melihat penampilan Elang seperti itu.
"Masuk" kata Elang membuyarkan lamunan Juli yang memperhatikan lengan berotot Elang
"Ya ampun dia seksi sekali . . . . Lihat ototnya pantas saja dia dengan gampang merayu para gadis" batin Juli
Juli perlahan masuk dan melihat sekeliling, ruang tamu apartemen Elang terlihat mewah dan elegan dengan tema abu-abu hitam, tempat ini terlihat terawat dan rapi, Juli menduganya ada seorang pembantu yang membersihkannya.
Hingga ahkirnya Juli duduk disebuah sofa panjang, "Kau mau minum apa?" tanya Elang membuat Juli sadar dan menatapnya
"Tidak usaha . . . . Aku ke sini hanya ingin melihat kondisimu" ucap Juli tersenyum
"Tunggu sebentar akan aku buatkan?" ucap Elang berjalan menuju dapur
"Hei . . . . Tunggu . . . Tidak usaha aku tidak haus" ucap Juli bangun dan menahan Elang
"Hhhmm baiklah. . . . " ucap Elang yang ahkirnya kembali ke sofa dan duduk bersampingan dengan Juli
"Eehh. . . . Sebelumnya aku mau minta maaf dan terima kasih sudah melindungiku" ucap Juli sambil melihat Elang tapi respon yang di berikan Elang malah tampak kebingungan dan menatap Juli dengan heran
"Haaah. . . Kenapa kau minta maaf?"
"Karna aku menarikmu kemaren dan kau berusaha melindungiku jadi kau terluka bahkan aku dengan dari Mike kau sampai di jahit apa itu benar?"
"Hahaha. . . . . Ternyata kau polos sekali ya pendek, kau ini bagaimana sih kan aku yang kelahi dan kau hampir celaka karnanya kok malah kau yang minta maaf lalu kalau soal luka di punggungku ini gak terlalu lebar kok hanya perlu dua jahitan" jelas Elang sambari tertawa
Melihat Elang tertawa, Juli merasa kesal dan bercemberut, "Menyesal aku sudah mengkhawatirkanmu seharusnya aku tak merasa bersalah" ucap Juli cemberut
Tapi Elang malah semakin tertawa, hingga tiba-tiba ia merasa pipinya sakit dan ia meringis kesakitan, melihat itu Juli langsung memegang wajah Elang, "Makanya jangan tertawa sudah tau wajahmu luka semua gitu, dan kenapa tidak di obatin sih"
"Aku malas" jawab singkat Elang membuat Juli menggelengkan kepalanya
"Dasar bodoh"
"Hei apa yang kau bilang?"
"Aku bilang kau bodoh apa sekarang telingamu juga tuli"
"Sekali lagi kau bilang aku bodoh aku cium kau" ancaman Elang membuat mata Juli terbuka lebar karna kaget dan wajahnya tiba-tiba memerah, segera ia memalingkan wajahnya begitu juga Elang yang ternyata tak sadar dengan apa yang ia ucapkan
"Astaga apa yang aku katakan tadi" batin Elang
"Kenapa dia mengancamku seperti itu" batin Juli
Tiba-tiba situasi menjadi hening, canggung dan berlangsung cukup lama hingga ahkirnya Juli kembali melihat ke arahan Elang dan memberanikan bertanya, "Elang apa kau g*y"
KAMU SEDANG MEMBACA
Green or Blue (BL) ~END~
RomanceTamat ✅ Bagaimana kalau jika siswa paling berprestasi bahkan dikenal sebagai siswa paling teladan dengan citra sangat bagus diberikan tugas oleh kepala sekolah untuk mengajarkan anak paling bermasalah di sekolah bahkan ada yang mengatakan siswa itu...