Episode 14. Semakin Dekat

3.5K 380 1
                                    

~Author Pov~

Jumat, jam 4 sore disebuah ruang baca perpustakaan

Terlihat Elang tengah mengerjakan soal yang sudah disiapkan Juli sementara yang duduk disampingnya malah termenung, pikirannya memikirkan kejadian tadi pagi dimana ia berdebat dengan ibunya.

"Pendek aku sudah selesai ini periksa" ucap Elang sambil memberikan lembaran soal itu ke Juli tapi Juli belum juga merespon

"Woi pendek . . . . . Malah ngelamun mikirin apa sih?" ucap Elang lagi mengoyang tubuh Juli

"Iiihh apa sih mengangu aja . . . Sudah sini dasar soal gini aja gak bisa ngecek sendiri jawabannya salah apa benar" omel Juli

"Dasar pendek . . . . Kau ini suka sekali bikin orang kesal"

"Diamlah Lang aku lagi gak mood berkelahi denganmu" ucap Juli sambil fokus ke lembar jawaban Elang

"Memang kau kenapa?"

"Hhhhmmm . . . . . Aku tadi pagi kelahi dengan ibuku, aku merasa ibuku terlalu over protektiv"

"Haaah maksudnya . . . . . kau kenapa?!. . .  Seharian ini kau kulihat banyak termenung tak seperti biasanya"

"Jadi gini tadi pagi ibuku bertanya kapan aku lulus lalu aku jawab sisa 5 bulan lagi, dan ia bertanya lagi apa aku benar-benar mau kuliah di luar negeri dan tinggal sendiri jadi kami berdebat deh, aku merasa ibuku seperti ingin tak memberikan izin aku kuliah dan mengejar cita-citaku" jelas Juli dengan wajah sedih

Elang langsung tersenyum dan mengelus lembut kepala Juli, "Setidaknya kau masih memiliki ibu yang memikirkan dirimu" ucap Elang pelan membuat Juli langsung menunduk

"Maaf Lang bukan maksudku mengingatkanmu tapi Lang aku merasa diperlakukan berbeda dengan kakak-kakakku, mereka boleh pulang malam sementara aku diperlakukan seperti anak gadis itu menyebalkan"

Mendengar perkataan Juli, Elang tertawa dan itu malah membuat Juli semakin kesal, "Hhmm lihat . . . . Tertawalah ini kenapa aku tadi tak mau cerita" ucap Juli dengan cemberut

"Idih ngambek dia . . . Haahaha . . . Ia . . Ia maaf . . . . . Memang kau sendiri salah kenapa lahir membawa wajah cantik makanya orangtuamu takut kau di culik om-om" ejek Elang dan Juli langsung mencubit pahanya.

"Aaaww. . . Aaaaww . . Sakit pendek . . . Dasar kau ini" rintih Elang sambil mengosok pahanya

"Makanya jangan bikin mood orang tambah buruk donk dasar gak membantu sama sekali . . . . Hhhhmm Lang bagaimana kita jalan-jalan saja aku sedang tidak mood belajar"

Elang menaikkan satu alisnya dan menatap Juli dengan heran, "Ayolah Lang aku bayari deh temanin aku jalan-jalan" ucap Juli lagi dengan nada memohon

"Tapi bagaimana motormu"

"Alah gampang sudah ayo kita pakai mobilmu aja" ucap Juli sambil merapikan buku-bukunya dan Elang hanya bisa mengikuti kemauan Juli.

Semenjak kejadian Elang menantang Juli di rooftop senin lalu, hubungan Elang dan Juli malah terjalin karna Elang selalu belajar dan menempel dengan Juli yang secara tidak sadar mereka berdua menjadi akrab, walaupun Elang belum menyadari sepenuhnya kenapa ia tertarik pada Juli

Ditambah lagi Elang yang memperhatikan Juli dan perlahan bersikap lembut padanya sedangkan Juli menerima hal itu ia juga perlahan membuka pertemanannya dengan Elang walaupun ia sendiri juga belum sadar bahwa ia memulai memiliki perasaan pada Elang, Juli terkadang juga tanpa sadar menujukkan sifat manjanya karna merasa nyaman bersama Elang.

.
.
.

~Elang Pov~

Aku saat ini berusaha menutup mataku bahkan aku meremas kuat tangan si pendek yang duduk sampingku, kami berdua sedang menonton film horor dan aku paling tidak suka genre film horor tapi si pendek memaksaku sehingga aku harus duduk ketakutan didalam biskop tapi si pendek malah tertawa bahagia melihat aku tersiksa seperti ini.

Green or Blue (BL) ~END~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang