Di kamar inap rumah sakit
Elang terbaring di ranjang pasien dengan infus terpasang di tangannya, terlihat juga Abrisam duduk disampingnya.
Cukup lama Elang tertidur hingga ahkirnya matahari menunjukkan sinarnya, kemudian perlahan kesadaran Elang kembali.
"Juli" teriak Elang saat terbangun bahkan ia langsung duduk
"Ahkirnya kau bangun juga, aku sudah menyuruh seseorang mencarikan darah untukmu" ucap Abrisam melihat Elang
"Ayah bagaimana Juli? . . . Apa yang terjadi?!! . . Berapa lama aku tertidur" ucap Elang dengan wajah panik
Ia mau turun tapi Abrisam menahannya, "Tenanglah"
"Bagaimana aku bis tenang . . . Cepat jawab"
"Anakmu sudah lahir tapi Juli masih belum sadarkan diri" perkataan Abrisam membuat Elang menepis tangan ayahnya kemudian mencabut infus yang di tangannya lalu langsung turun dari ranjangnnya dan keluar.
Elang berlari keluar disusul ayahnya, mereka menuju tempat icu dan sudah sampai mata Elang langsung membulat saat melihat Juli dari luar jendela kaca.
Terlihat Juli terbaring dengan selang oksigen dihidungnya dan benda medis lainnya menempel di tubuhnya.
Elang langsung terjatuh berlutut di lantai dan tangisnya langsung pecah, "Juli maafkan aku . . . Maafkan aku"
"Kata dokter dia mengalami syok pasca melahirkan tubuhnya sangat lemah saat ini . . . . Tapi anakmu lahir dengan selamat dan dia laki-laki"
Elang tak merespon perkataan ayahnya ia bangkit dan hendak masuk ke ruang itu tapi tiba-tiba Obi datang dan menghentikan Elang masuk.
Obi menarik tangan Elang dan mendorong Elang menjauh dari pintu, "Kau tak diizinkan untuk masuk" ucap Obi dengan menatap tajam ke Elang
"Kak . . . Aku ingin melihatnya secara langsung . . . Aku mohon" ucap Elang dengan isak tangisnya
"Aku tak akan membiarkanmu masuk atau berada didekatnya lagi" ucap Obi masuk dan mengunci pintu ruang itu
Sontak Elang mengetuk pintu itu sambil memohon untuk bisa masuk tapi Obi malah bergerak menutupin jendela kaca dengan tirai.
"Kak . . . Aku mohon kak . . Kak Obi . . . Biarkan aku masuk . . . Kak" ucap Elang setengah teriak dan menggedor pintu
"Lang . . . Jangan ribut Juli butuh istirahat . . . Sudah tenanglah kakaknya Juli hanya marah padamu . . . Sabarlah mungkin sebentar lagi" ucap Abrisam menghentikan Elang agar tak membuat keributan
"Ayah aku ingin melihat Juli . . . . Aku mohon biarkan aku masuk" ucap Elang memohon
"Aku tak bisa berbuat banyak Lang . . . Ini kesalahanmu makanya kau harus menanggungnya sendiri . . . Sudahlah ayo berdiri mari kita lihat anakmu"
Elang terdiam dan mengapus air matanya lalu bangkit dan berjalan bersama ayahnya menuju ruangan khusus tempat bayi.
Walaupun matanya masih mengeluarkan air, bibir Elang bergerak membuat senyuman saat melihat anak laki-lakinya berada di keranjang bayi dalam keadaan sehat dan tertidur pulas.
"Selamat datang Kala Noah Brahmastra" ucap Elang menyetuh jendela kaca
"Kau sudah menyiapkan nama? Jadi kau tau anakmu laki-laki"
"Tentu saja . . . . Juli yang menyiapkan namanya . . . . Juli berharap dia bisa menjadi waktu yang membahagiakan" ucap Elang tersenyum
"Tunggu disini ayah panggilkan suster agar kita bisa mengendongya" ucap Abrisam meninggalkan Elang
KAMU SEDANG MEMBACA
Green or Blue (BL) ~END~
RomanceTamat ✅ Bagaimana kalau jika siswa paling berprestasi bahkan dikenal sebagai siswa paling teladan dengan citra sangat bagus diberikan tugas oleh kepala sekolah untuk mengajarkan anak paling bermasalah di sekolah bahkan ada yang mengatakan siswa itu...