05. Jangan Berisik

3.8K 416 3
                                    

~Author Pov~

Setelah kepergian Elang, suasana kelas yang tadinya tegang perlahan mulai ramai kembali khusus beberapa orang mulai berbicara dan berbisik-bisik bahkan ada yang kagum dengan sikapnya Juli.

"Juli apa yang terjadi?" ucap Axe teman Juli yang baru datang dari kantin dan kaget melihat beberapa meja berhamburan dan Juli berada ditengah sedang berdiri mematung.

"Eehh. . . . Itu tadi ada orang bodoh yang mengamuk" ucap Juli yang kembali sadar lalu mulai bergerak merapikan kursi dan meja-meja

"Juli kau hebat sekali berani membentak Elang tapi aku rasa kau dalam bahaya deh karna Elang tidak mungkin membiarkan kau begitu saja" ucap salah satu teman sekelas Juli

"Haaahh. . . . Maksudnya?" ucap Axe yang bingung

"Sudah tenang saja orang bodoh kaya dia gak akan berani melukaiku" ucap Juli dengan santai padahal hatinya ketakutan

Saat kursi dan meja sudah di rapikan kembali, Juli membersihkan kotak bekalnya yang isinya telah berhamburan karna Elang tadi mengamuk.

"Jul . . . Jangan bilang ini karna tugas dari kepala sekolah yang memintamu mengajarkan Elang" tanya Axe yang membantu Juli

"Ya begitulah . . . Mau gimana lagi dan aku tak mungkin pindah sekolah kan sebentar lagi kita ujian kelulusan" ucap Juli

"Kalau begitu bagaimana kalau aku membantumu . . . Aku khawatir Elang akan berbuat aneh-aneh dulu aku pernah dengar bahwa Elang di pindahkan ke sini karna sudah membunuh seseorang"

Mendengar perkataan Axe, Juli langsung terdiam ia mulai berpikir yang tidak-tidak tentang Elang dan takut Elang akan murka dan tadi hanya peringatan untuk Juli.

Juli memang pernah mendengar ada gosip yang menyatakan Elang dipindahkan kesekolah ini karna sesuatu dan ayahnya menjadi kepala sekolah untuk mengawasi Elang.

.
.
.

~Juli Pov~

Apa benar yang dikata Axe tapi mungkin saja itu benar lihat saja seluruh siswa satu kelas ini ketakutan melihat Elang mengamuk dan jika rumor itu benar maka gimana nasipku.

Aku masih belum mau mati muda masih banyak yang belum aku pelajari didunia ini, bagaimana ini tak mungkinkan aku minta maaf pada si bodoh itu tapi nyawaku benar-benar terancam saat ini.

"Jul. . . Juli . . . JULI. . . Astaga kau kenapa malah ngelamun ayo cepat bersihkan sebentar lagi guru masuk" ucap Axe memecah lamunanku

"Aa. . . Eeh . . . Ia . . . Ia" ucapku sambil melanjutkan membersihkan makanan yang berhambur dari kotak bekalku

Dan bunda pasti akan marah jika tau kotak bekalnya jadi rusak seperti ini apa lagi dia tau bahwa makanannya tidak aku makan.

Tak lama kemudian guru masuk dan memulai pelajaran kedua kami, aku berusaha fokus kepelajaran walaupun saat ini aku ketakutan tapi aku tak boleh menunjukkannya.

Aku melirik ke kursinya Elang dan ternyata dia tak masuk dan sepertinya dia tidak akan mengikuti pelajaran hari ini tapi sepertinya aku harus tetap menunggunya perpustakaan setelah pulang sekolah nanti.

Dan benar saja Elang benar-benar tidak kembali ke kelas sampai jam pulang.

"Kau yakin mau menunggu Elang di perpus hari ini Jul" tanya Axe sambil memasukkan bukunya ketasnya

Axe duduk disampingku semenjak kelas sepuluh dua tahun yang lalu jadi kami sudah menjadi sahabat dekat dan anehnya walaupun kelas selalu di acak tiap tahunnya tapi aku akan tetap sekelas dengan Axe tapi aku bersyukur tentang itu karna aku tidak perlu menyusuaikan diri lagi dengan teman baru.

"Hhmmm. . . . Mau gimana lagi Axe kau tau sediri ayah dan anak itu sudah melibatkan aku dalam masalah dan aku tak bisa lari" ucapku lemas

"Mau aku temanin karna aku tidak ada kesibukkan hari ini"

"Tidak perlu paling si bodoh itu tidak akan datang jadi aku bisa belajar sendiri diperpus"

"Tapi aku khawatir Jul dia. . . . "

"Axe ayo latihan basket pak pelatih baru memberikan info nih di grup" ucap Kala salah satu teman Axe

"Kau masih latihan basket bukannya sebentar lagi ujian Axe" ucapku

"Ia ia sebentar. . . . "
"Kau tenang saja Jul aku belajar kok dirumah dan ini pertandingan terahkirku nanti nontonnya dan maaf aku tak jadi menemanimu"

"Dasar kau ini kan aku sudah bilang tidak usaha jadi jangan minta maaf . . . . Sudah sana latihan yang benar"

"Oke-oke aku duluanya"

"Ia hati-hati"

Setelah Axe pergi bersama temannya akupun bangun dari kursiku, Axe adalah tipe orang yang ceria dan mudah bergaul, ia juga baik kepada semua orang karna itu dia cukup populer di sekolah sedangkan aku jarang berbicara pada siswa lain aku asyik dengan duniaku sendiri hingga tak sadar bahwa banyak orang bilang bahwa aku sombong dan tak mau bergaul.

Aku tak memperdulikan tentang rumor-rumor yang menyebar diseluruh sekolah karna bagiku yang menjalani hidupku adalah aku jadi aku akan melakukan apa yang nyaman bagiku.

Saat ini aku tengah berjalan menuju perpustakaan sambari melirik jam tangan yang menunjukkan jam 3 siang.

Sesampainya di perpustakaan aku seperti biasa akan mencari buku yang mau aku baca baru aku duduk di tempat biasanya aku menunggu Elang tapi hari ini berbeda aku melihat Elang tengah tidur di kursi tempatku biasanya duduk.

Jantungku tiba-tiba berdetak sangat cepat melihatnya duduk tertidur disitu dengan posisi kepalanya berbantal tangannya di meja, aku berjalan pelan mendekatinya, perlahan aku duduk disampingnya.

Aku bisa melihat bahwa Elang benar-benar tertidur, aku pandangi wajahnya, dia tampan juga dan terlihat anak yang baik jika sedang tidur begini tapi kenapa saat bangun dia menjadi sangat menyebalkan.

Tanpa aku sadari aku terpukau melihat wajah Elang yang tertidur, aku malah tersenyum melihat setiap lengkuk wajahnya dia benar-benar terlihat seperti anak kucing, sangat imut, dan entah kenapa aku berani mengelus kepalanya.

Dan tiba-tiba tanganku ditahanya membuat aku kaget, ia membuka matanya dan menatapku, "Apa yang kau lakukan?"

Aku sempat terdiam sesaat dan ia melepaskan tanganku dan bangun, duduk dengan baik, "Kenapa kau lama sekali"

"Haaahh. . . . . Eeehh. . . Ya ialah lama kelas saja baru saja selesai itu juga aku langsung ke sini" jawabku berusaha bersikap normal karna saat ini jantungku berdetak seperti hendak keluar dari dadaku

Aku juga tidak tau kenapa, aku malah berpikir bahwa aku sedang ketakutan.

"Jam berapa sekarang?" tanyanya

"Jam 3 lewat" jawabku singkat

"Aahh sial masih pagi. . . Aku mau tidur lagi jangan gangu aku dan bangunkan aku jika sudah jam 5" ucapnya dengan kembali membaringkan setengah badannya dimeja

"Hei. . Kok malah tidur lagi sih kau ke sini menunggukukan karna kita mau belajar bersama" ucapku sambil menarik pundaknya agar duduk tegak.

"Apa sih? Sudah diam saja dan belajar sendiri sana sudah untung aku mau kesini" ucapnya sambil menepis tangankuz

"Tapi aku kesini itu untuk mengajarimu bukan . . . . "

"BISA DIAM GAK" bentaknya membuatku terdiam kaget

"Jangan berpikir aku kesini mau belajar denganmu dan melupakan apa yang sudah kau katakan tadinya, sudah untung kau aku biarkan hidup . . . .aku tak menghajarmu hanya karna ingat kemaren kau membantuku jadi jangan pikir aku akan diam saja kau atur" ucapnya lagi sambil menatapku dengan tajam

"Tapikan. . . " ucapku pelan

"Sudah jangan ribut dan belajar saja kau disini aku mau tidur" ucapnya sambil menutup wajahnya dengan jaket yang ia bawa.

****************


Jangan Lupa Vote dan Komennya

Green or Blue (BL) ~END~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang