Episode 20. Pingsan

3.2K 309 14
                                    

~Elang Pov~

Aku kaget melihat Juli yang menangis karna aku membentaknya, tidak seperti biasanya yang ia akan marah ganti dan membalas perkataanku tapi kali ini dia menangis membuatku mendekat kepadanya dan duduk dihadapannya.

"Sudahlah berhenti nangisnya . . . Ia . . . ia maafkan aku telah membentakmu . . . Aku hanya khawatir" ucapku dengan lembut sambil memegang kedua pipi Juli

Tapi bukannya berhenti dia malah semakin menjadi-jadi, tapi kenapa malah terlihat lucu ya, astaga Elang kau harus fokus.

"Cup . . . Cup anak manis berhentilah menangis nanti akan kubelikan es krim" ucapku membujuknya

"Kau pikir aku anak kecil apa . . . " ucapnya dengan nada setengah teriak bahkan ia memukul dadaku

"Kalau bukan anak kecil makanya berhentilah menangis"

"Aku . . Hiks . . . Gak bisa berhenti . . . Air matanya mau terus keluar . . . Hiks . . Uuaaahh . . . . Hiks"

Cup . . . Much

Kucium keningnya membuatnya langsung terdiam, kubelai lembut wajahnya, kudekatan bibirku kematanya dan ia langsung menutup matanya.

Aku mengecup pelan kedua matanya secara bergantian, sambil kuusap air matanya.

"Maafkan aku . . . Aku hanya khawatir padamu . . . Aku juga tidak tau kenapa tapi saat melihatmu terjatuh, hatiku terasa sakit dan aku langsung panik" jelasku dengan lembut

Ia perlahan membuka matanya membuat mata kami bertemu, saling menatap secara dalam dan entah kenapa aku merasa merindukan sorot mata ini.

Perlahan kudekatan lagi wajahku dan kali ini aku mendekatkannya ke arah bibirnya tapi belum sempat mengenai bibirnya tiba-tiba tirai yang tadi tertutup terbuka.

Membuat Juli kaget dan langsung mendorongku, ada rasa kecewa didalam hatiku.

"Juli bagaimana keadaanmu?" ucap ibu guru yang baru saja masuk

"Eeehh ada nak Elang?" ucapnya melihatku dan aku hanya tersenyum tipis

"Saya sudah baik-baik saja bu, apa saya boleh ke kelas lagi?"

"Boleh tapi kalau kau masih pusing sebaiknya pulang saja"

"Tidak apa-apa bu sisa dua pelajaran lagi jadi tanggung kalau pulang, saya masih kuat kok" ucap Juli sambil turun dari ranjangnya

Akupun dengan sigap membantunya turun, aku sempat melirik ibu guru itu tersenyum, melihat kami.

"Saya permisi dulu ya bu terima kasih dan maaf merepotkan" ucap Juli tersenyum

Ibu guru itu hanya mengangguk pelan dan membiarkan kami keluar dari UKS.

Kami berduapun berjalan beriringan menuju kelas kami, terlihat Juli kembali meminum susu kotaknya tadi.

"Kau rasa coklat" tanyaku memecah keheningan antara kami

"Tidak juga, sebenarnya aku lebih suka rasa vanila"

"Baiklah lain kali aku akan belikan rasa vanila"

Juli tersenyum padaku, "Janji?"

"Hhhhmm" jawabku terkesan malas dan membuang mukaku karna aku merasa wajahku memerah melihatnya tersenyum

"Lang apa kau kesulitan belajar sendiri" tanyanya tiba-tiba

"Kenapa?"

"Aku tidak keberatan kalau kau ingin sesekali kita belajar bersama"

"Tidak usaha . . . Aku di jamin lulus dengan nilai bagus walaupun tidak belajar kok"

"Dasar sombong . . . . Seharusnya kau berusaha dan lulus secara jujur"

Green or Blue (BL) ~END~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang