Episode 43. Pohon Mangga

1.5K 167 5
                                    

Di ruang kelas jurusan bisnis di salah satu kampus ternama di kota ini, terlihat Elang duduk dan fokus mencatat apa yang menurutnya penting dalam penjelaskan dosen yang berdiri didepan kelasnya itu.

Bahkan ia tak menyadari hpnya yang berada di dalam tas dari tadi bergetar menandakan ada panggilan masuk, hp itu beberapa kali bergetar hingga ahkirnya pelajaran itu selesai.

Elang langsung merapikan buku-bukunya dan mengeluarkan hpnya itu dari tas, ia sedikit heran karna melihat ada 10 panggilan dari nomor yang ia beri nama home.

Lantas Elang menelpon kembali nomor itu sambil memasukkan bukunya ke dalam tas, tak butuh waktu lama itu panggilan itu di jawab.

"Hallo bi ada apa?"

"Hallo tuan . . Tuan kapan pulang?" tanya Hesti dengan nada panik

"Aku masih ada satu kelas lagi, memang ada apa?" ucap Elang dan perasaan Elang langsung tak nyaman

"Tuan . . . Tuan Juli . . . Itu"

"Aaaaaaahh cepatlah aku mulai lemas" suara Juli di teliga Elang

Sontak Elang langsung panik, "Bibi ada apa? Astaga Juli kenapa bi?"

"Tuan cepatlah pulang tuan Juli"

"Bibi cepat tolong aku" ucap Juli yang terdengar seperti berteriak

"Ia tuan saya datang . . . Tuan Elang cepatlah pulang"

Elang langsung sepanik-paniknya, berlari keluar dari kelas dan secepat kilat berlari menuju parkiran kampusnya, mencari mobilnya dan masuk ke mobil

"Juli kau kenapa? Apa kau ingin melahirkan tapikan kau masih 7 bulan, ya Tuhan aku mohon . . . Aku mohon . . . Tunggu aku Juli" batin Elang membawa mobilnya seperti di kejar setan

Bahkan beberapa kali mobil lagi mengklakson karna Elang menyalip mereka tapi peduli keadaan meraka, karna pikirannya saat ini ia harus cepat pulang.

Sesampainya Elang di rumahnya ia langsung berlari masuk sambil berteriak, "JULI . . . JULI . . . BIBI . . . . ."

"Aah . . . Disini banyak semut" suara dari arah dapur

"Tuan Elang kami di belakang" jawab bibi Hesti mendengar teriakkan Elang

Elang langsung berlari ke belakang rumah, wajah Elang sangat panik bahkan keringat sudah memenuhi tubuhnya.

Dan saat Elang melihat keadaan di belakang matanya membulat, "JULI APA YANG KAU LAKUKAN?" Teriak Elang melihat istrinya berada di atas pohon mangga yang tingginya sekitar 5 meter lebih

"Elang aku gak bisa turun, aah . . Disini banyak semut" ucap Juli dengan polosnya memukul semut di tanganya

"ASTAGA KALIAN BAGIAMANA KERJANYA" bentak Elang kepada ketiga pelayannya itu

Seketika ketiga pelayannya langsung membungkuk ketakutan.

"JULI KAU NGAPAIN DISITU" teriak Elang lagi panik melihat ke Juli

"Aku mau mangga itu, aku bisa naiknya tapi gak bisa turun Lang tolong" jawab Juli polos

Elang langsung memukul dahinya, menghela nafas berusaha menetralkan emosinya.

"Cepat ambil tangga dan kasur" perintah Elang

"Juli jangan banyak bergerak nanti dahan itu patah, astaga ya Tuhan kenapa kau ini" ucap Elang lagi geram menahan emosinya

Dengan cepat pelayan itu bergerak menyiapkan yang di perintahkan tuan mereka, sementara Juli duduk diam karna Elang melotot padanya, emosi Elang sudah sampai ubun-ubun.

Green or Blue (BL) ~END~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang