Episode 25. Aku Mohon

2.8K 318 13
                                    

~Elang Pov~

Perasaanku saat ini campur aduk, entahlah aku tak bisa menjabarkannya.

Senang, bingung, gugup dan takut menjadi satu terlebih lagi melihat orang yang kau tau saat ini sedang mengandung anakku hampir saja meninggalkanku untuk selama-lamanya membuatku ingin memeluknya dan menjaganya.

Tapi hatiku sekarang lebih ke sakit hati setelah mendengarnya tak menginginkan anakku.

"Lang aku tak menginginkan ini" ucapnya tanpa memikirkan perasaanku.

"Maksudnya?" tanyaku seolah tak mengerti apa yang dia katakan

"Dia baru tiga minggu berarti masih bisa kita buang, aku punya uang untuk operasinya Lang, ayo kita lakukan" ucapnya lagi dengan bibir pucatnya itu

"Buang katamu . . . . Itu anakku bukan sampah yang bisa kau buang"

"Lalu apa kau membiarkannya hidup, Lang kita sebentar lagi ujian sekolah dan aku ingin berkuliah dengan normal seperti impianku aku ingin mengejar cita-citaku" ucapnya dengan lantang

"Tidak . . . . Aku tidak mau aku ingin melihatnya lahir"

"Kau gila ya? Apa matamu sudah buta kau tidak lihat aku ini seorang lak!-lak! sama sepertmu jangan . . . ."

"Tapi saat ini kau mengandung anakku" ucapku memotong perkataannya

"Bagaimana kau yakin ini anakmu?!!! Bisa aja kan aku bermain dengan orang lain jadi biarkan aku mengugurkannya" ucapnya membuatku tertawa kecut

Tapi tak lama aku mendekatkan wajahku padanya, aku mengurung dia dengan posisi ia masih duduk di ranjangnya.

"Jangan berbohong Juli, aku tau hanya aku yang menyentuhmu jadi dia 100% anakku" ucapku serius

Dan dia malah malah mulai menangis dan memelukku, "Aku gak mau Lang aku takut, tolong katakan ini sebuah mimpi atau ini hanya kejahilanmu, aku mohon jangan membalasku sekejam ini aku tau aku banyak salah dan selalu memaksamu" ucapnya dengan tangis yang pecah

Aku langsung memeluknya, mengelus pelan rambutnya, "Sssstttt . . . . Semua akan baik-baik saja sudah kau tenang saja ya aku akan mencari cara untuk . . . . "

"Tidak Lang, cara satu-satunya dia harus keluar dari tubuhku sekarang juga"

Aku langsung melepaskan pelukkanku dan memegang kuat kedua pundaknya, "Jika kau berani melakukan itu aku bersumpah akan menghamilimu lagi dan mengurungmu" ucapku dengan wajah serius

"Kalau begitu bunuh saja aku . . . Aku . . . . Aku lak!-lak! Bagaimana bisa ada bayi di perutku" ucapnya memukul perutnya

Dengan cepat aku pegang kedua tangannya, dan kembali memeluknya "Tenanglah, pasti ada jalan keluar dari ini semua"

"Aku mohon Lang aku ingin mengejar cita-citaku, biarkan aku mengugurinya" ucapnya sambil mendorongku

"Ssssttt . . . . Tenang dulu Juli . . . . Pasti ada jalan lagi . . . Kau lihat dia masih sangat kecil kenapa kau begitu tega mengambil kesempatannya untuk hidup" ucapku sambil mengeluarkan foto hasil USG tadi

"Lalu . . . A . . Aku harus bagaimana?!!! Aku takut . . . . Aku tidak ingin terjadi"

"Tenang dulunya semuanya akan baik-baik saja aku janji"

"INI SEMUA SALAHMU . . . . APA KAU SUDAH PUAS MERUSAK MASA DEPANKU" teriaknya dengan air matanya yang mengalir deras di pipinya bahkan bajunya sudah ikut basah

"Ia aku bodoh, aku baj*ngan, aku brengs*k, seperti yang kau katakan aku bahkan tidak punya masa depan dan sekarang aku malah merusak masa depanmu tapi aku mohon beri aku kesempatan memperbaikin masa depanmu, masa depanku dan masa depan kita" ucapku dengan dan memohon sambil memegang kedua tangannya

Green or Blue (BL) ~END~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang