Epsiode 47. Sakit Hati

1.8K 182 2
                                    

~Juli Pov~

Kejadian aku melihat Elang memeluk Naomi kembali terlintas di pikiranku, itu sangat mengangguku padahal sudah satu minggu berlalu tapi kenapa rasanya masih saja sakit.

Elang sudah menjelaskan bahwa ia hanya mencoba menenangkannya tapi aku yakin itu tidak bagi Naomi, terlebih aku bisa melihat sorot mata Naomi menatap Elang begitu hangat, menunjukkan rasa cintanya dan kadang Elang kulihat juga begitu.

Kehadiran Naomi di rumah ini sangat berdampak besar padaku dan Elang, aku rasa perhatian Elang terbagi menjadi dua.

Aku ingin sekali mengusirnya tapi setelah mengetahui apa yang terjadi padanya aku juga merasa kasihan dan iba namun saat melihat ia berusaha mendekati Elang, rasanya aku ingin menarik rambutnya itu dan melemparnya keluar.

"Juli . . . Juli . . Hei . . . Kok malah ngelamun" ucap kak Obi sambil mengoyangkan pahaku, memecah lamunanku

"Haaah . . . Ia kak apa?"

"Kau kenapa? Perutmu sakit?" tanya bundaku dengan nada khawatir

Saat ini kak Obi dan bunda sedang main ke rumah karna di perkirakan dua minggu lagi aku menjalankan operasi jadi mereka sering kesini apa lagi saat tau Elang sedang fokus ujian.

"Tidak bunda aku baik-baik saja" jawabku tersenyum

"Katakan saya Juli, ada apa saat kami tanya tentang wanita itu kau langsung diam saja, siapa dia? Awalnya kau kaget seorang wanita yang membukakan pintu padahal biasanya bibi Hesti" ucap kak Obi sambil melihat ke arah dapur

"Dia temannya Elang karna ada masalah keluarganya jadi Elang membantunya dan membiarkan dia tinggal disini sementara waktu"

"Tapi kau tidak apa-apa kan sayang?" tanya bunda sambil mengelus pipiku

Aku langsung tersenyum, "kenapa bunda bertanya seperti itu?"

"Dasar kau ini kami khawatir padamu tau, aku baca bahwa ibu hamil itu perasaannya sensitif apa lagi saat ini Elang malah membawa teman wanitanya tinggal disini, jadi bagaimana perasaanmu?" pertanyaan kak Obi membuat senyumanku langsung hilang

Perasaan siapa yang tak sakit hati melihat pasangannya membawa orang lain kedalam rumahnya terlebih lagi orang lain itu pernah menjalani hubungan dengan pasangannya, walaupun itu masa lalu tapi tetap saja.

Aku menghela nafas dan berusaha tersenyum, "aku baik-baik saja, aku yakin pada Elang"

"Ya sudah sayang kalau ada apa-apa cepat hubungi bunda atau kak Obi ya" ucap bunda yang aku jawab dengan anggukkan kepala

"Cckk. . . Kok aku kesal ya" guman kak Obi yang kubalas dengan terkekeh pelan

"Ini tehnya silahkan diminum" ucap Naomi yang mendekat pada kami dan meletakkan gelas minuman dan sepiring berisi kue kering

"Terima kasih . . . Eeh . . "

"Nama saya Naomi tante"

"Oh ia . . . Terima kasih nak Naomi, saya bundanya Juli dan ini kak Juli namanya Obi" ucap bundaku tersenyum

"Eehh . . . Ia tante salam kenal . . . Ah maaf saya masih ada kerjaan saya kebelakang dulu ya" ucap Naomi pamit yang di balas oleh bunda anggukkan kepala

Sementara kulihat kak Obi seperti menahan kesalnya, aku hanya diam duduk ditengah mereka dan setelah kepergian Naomi kami melanjutkan pembicaraan dan ku dengar kabar kalau ka Ben sebentar lagi akan menikah.

Hari itu berlalu sangat cepat hingga malam tiba kak Obi dan bundapun berpamitan pulang setelah puas mengelus perutku, bunda tak sabar melihat jagoan kecilku lagi.

Green or Blue (BL) ~END~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang