2. Menyembunyikan mu

489 34 0
                                    

Hari Sabtu penuh kejutan. Harusnya aku sudah di minimarket tempatku bekerja paruh waktu. Gajinya lumayan untuk menopang hidupku. Tapi sekarang agaknya aku harus cari kerja sambilan baru.

Kubuka laptop ku, untuk mengisi waktu bonus mencari lowongan pekerjaan. Suga sibuk di dapur dengan bunyi talenan terketuk pisau. Dia sedang memasak. Ya astagha, dia mengeluarkan hampir setengah isi kulkas ku. Mataku tak bisa lepas dari tatapan kearahnya.

Apa benar aku beruntung? Apa benar ini seperti mendapat lotere? Sepertinya bukan. Dia merubah hidup ku dalam setengah hari. Muncul tiba-tiba, memeluk, mengecup kening ku, menyuapi ku, membuatku dipecat, sekarang dia sedang berusaha menghabiskan persediaan makanan ku.

"Tapi Boram, dia Suga BTS yang kau idolakan. Imajinasi mu selama ini jadi kenyataan. Serumah dengannya, bangun dan tidur bersamanya, menungguinya masak untuk kalian, dia mengecup mu, mencintai mu, memeluk mu, menghabiskan waktu berdua bersama. Menikah. Punya anak. Happily everafter." Hatiku bicara sendiri tanpa diminta.

Ting!
Bunyi notifikasi ponselmu membuyarkan isi pikiran ku. Pesan baru yang membuatku tercekat.

"Ohh shit!" Teriak ku.

"Boram!" Suga berteriak seolah telah mengenal ku lama dan dekat.

"Aku dipecat!" Jawabku datar menatapnya yang juga menatapku cuek. Dia kembali berkutat dengan pisau dan seluruh teman-teman nya.

"Kau masih bisa cari kerja baru. Lagian kau mahasiswa bukan? Mengapa kau harus kerja sambilan? Fokuslah pada kuliah mu." Terdengar sok sekali kalimatnya ditelinga ku.

Balum kenal sudah menasehati. Tau apa dia? Hidupnya indah! Penuh uang, glamor, outfitnya juga branded. Bahkan nafasnya berharga jutaan dolar. Wajarlah dia menganggap enteng semua yang terjadi padaku. Mungkin dia lupa perjuangannya dulu sebelum jadi seperti sekarang.

Aku sedang di posisinya dulu, saat ini. Aku berjuang dengan berdiri diatas kakiku tanpa bantuan siapapun. Dukungan pun minim. Itu alasan ku mengapa aku menggilainya. Tapi nyatanya, dia seolah menganggap semua hal yang terjadi padaku KARENA DIA adalah hal kecil.

"Kau lupa? Kau pernah ada di posisiku sekarang?" Ujar ku sebal.

"Lanjutkan!" Aku melongo mendengar respon nya.

"Kau apatis! Aku menyesal mengidolakan mu."

"Kau tau? Istilah mati satu tumbuh seribu?"

"Hei! Kau ingin ku usir dari sini?"

"Tidak! Aku hanya lelah dengan keluhan mu."

"Apa maksudmu? Aku mengeluh? Kau yang menempatkan diriku pada situasi ini tuan Min Yoongi."

"Sekarang kau menyalahkan ku. Terima kasih aku tersanjung."

"Kau sungguh menyebalkan! Kau bertolak belakang dengan di tivi."

"Makanlah. Supaya kau lebih kuat mengumpat ku, menyesali hidup mu dan menangis." Tangannya meletakkan piring-piring berisi makanan olahannya diatas meja.

Dengan cekatan dia menutup laptop ku, menggantinya dengan alat makan dan dia menyuap nasi setelah berdoa. What? Dia memejamkan mata dalam diam teduh. Dia berdoa.

"Apa sesuai selera mu?" Matanya beradu dengan manik mataku. Aku mengangguk. Senyum tersungging di bibirnya.

"Perhatikan makan mu nona." Suaranya terdengar mengintimidasi, tangannya terulur membersihkan sudut mulutku dari sisa saus.

Duh!! Jantungku bergerak tak berirama. Aku malu. Wajahku panas. Gerakan ku terhenti tak lama.

"Boram. Boram...nona. Sadarlah! Makan!" Teriaknya kemudian.

Mr. Cold : Di Pacari ArtisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang