Wanita muda melangkah menuju pintu lift agensi Bangtan. Dengan angkuh tanpa sapaan pada siapa saja yang mengangguk kearahnya. Dia dan seorang lainnya naik ke lantai 8. Lantai 8 adalah lantai milik Bangtan. Aktifitas mereka banyak dihabiskan dilantai ini.
Member Bangtan sedang break latihan, saat seorang stylish Noona memberi tahu bahwa Suran datang. Suga duduk tenang sambil mengetik pada ponselnya. Sedangkan member lain tampak cemas.
"Hai?!" Sapa wanita itu. Wanita yang lebih tua 2 tahun diatas Suga. Matanya terarah menatap pada pria dingin itu. Tapi Suga tak bergeming.
"Hai Noona." Hanya JiMin menjawab sapaannya.
"Aku ingin bicara dengan mu." Tak ada nama yang disebutkan oleh Suran, tapi semua tau siapa yang di maksudkan.
"Katakan saja disini."
"Yeogi (disini)?" Jawaban Suga membuatnya bereaksi nada tinggi.
"Jika tak mau, maka tak usah!" Suran menghela nafas.
"Hyung, sebaiknya kalian bicara berdua. Kami akan ke studio." RM yang memang tak enak dengan suasana canggung memberanikan diri untuk pamit. Mewakili keinginan member lainnya.
"Pergilah, tapi setelahnya aku tak akan kembali ke studio." Ancaman Suga membuat semua menciut. Mereka mencoba bertahan dengan atmosfir ruangan yang begitu dingin dan mencekam. Bahkan stylish Noona, dancer ataupun staf lain yang biasa keluar masuk, tak berani melewati pintu itu sekarang.
"Oke.......! ayo kembali bersama." Permintaan Suran membuat semua member saling bertukar pandangan, tapi tidak dengan Suga. Wajahnya tersenyum iblis menatap Suran.
"Nugu? Kau dan aku?" Suran tau dia ditolak.
"Aku tau aku salah, tapi aku sudah mengakhiri semuanya."
"Aku juga sudah mengakhiri semuanya.... dengan mu. Aku kembali ke studio ku." Suga melenggang santai melewati Suran yang sangat tau kebiasaan dan gayanya. Meninggalkan semua member yang tak habis pikir dengan kelakuan pria itu.
"Aish, pria itu!" Suran mengejar Suga. Terdengar suara permohonan Suran yang makin lama makin menjauh. Entahlah apa yang dipikirkan para staf melihat adegan itu.
"Geuge mwoya (Apa itu?)" Jhope menutup mulutnya yang terbahak setelah menyaksikan seseorang di tolak didepan umum oleh kakaknya. Sepertinya dia tak mau orang lain selain mereka tau bahwa dia menertawakan tingkah bodoh seseorang.
"Daebak! Suga Hyung memang keren!" Taehyung memuji.
"Kita juga sudah berakhir!" Jungkook si peniru memeragakan versinya membuat member lain tersenyum.
Tak ada reaksi lain selain dari ketiga pria tampan itu. Yang lain memilih diam dengan pikiran mereka masing-masing.
.
.
.
Kau kembali bertugas di IGD klinik bersama Baekhyun dan SooJin. Gadis itu nampaknya menjaga jarak dengan mu. Terlihat dia lebih memilih berbincang dengan dokter atau perawat lain.Baekhyun menoleh bergantian kearah mu dan SooJin, yang berdiri jauh. Kau menatap kearah SooJin seperti kehilangan. Berbeda dengan SooJin yang begitu menikmati tawa dengan gadis-gadis lainnya.
"Sudahlah, jika dia tak mau berteman maka carilah teman lain. Masih ada aku disini."
"Bukan begitu, hanya saja kami seperti ini karena salah paham."
"Tak perlu kau jelaskan. Dia juga tak minta penjelasan mu. Tiba-tiba bertingkah seperti anak kecil kemudian menjauh." Nada kesal dan tak suka terlalu kentara dari Baekhyun.
"Gumawo, tetap mau menjadi teman ku. Tolong jangan jatuh cinta padaku, aku sudah bertunangan." Kau menunjukkan cincin yang mungil yang melingkar di jari manis tangan kiri mu.
"Aku, juga sudah punya kekasih. Kita akan jadi teman baik, bukan pasangan. Selamat dokter, atas pertunangan mu. Siapa pria yang sial itu? Apa aku mengenalnya?" Baekhyun menggoda mu.
"Jinja?!" Protes mu disambut tawa kalian berdua. Kalian tak menyadari ada orang lain yang memperhatikan kalian dari kejauhan.
Break makan siang membuat kalian berdua berjalan menuju kantin. Pekerjaan di agensi Bangtan telah tuntas 3 hari yang lalu. Artinya kalian genap bekerja 2 Minggu. Untung saja yang menangani pemeriksaan member dan direksi adalah dokter spesialis. Untuk pribadi level mereka, dokter umum fresh graduate tak diperlukan.
"Boram, siapa tunangan mu? Aku mengenalnya?" Baekhyun ternyata masih penasaran.
"Tidak, hanya seseorang yang ku kenal." Baekhyun sangat berharap kau menyebut satu nama diantara Suga atau Mac. Tapi nyatanya bukan, dia nampak sedikit kecewa.
"Ku kira salah satu dari mereka berdua." Kau tau maksudnya siapa.
"Mengapa kau berharap begitu?"
"Akan gampang untuk mengurai masalah jika terjadi seperti yang sudah-sudah. Aku juga sekarang yakin, kau gadis yang menyelamatkan Suga di vidio dulu. Kalian berdua sangat mirip."
"Makanlah yang banyak, kita masih punya setengah hari sebelum pulang." Kau memutus percakapan kalian. Tak mau lagi ada gosip.
Ponsel mu berdering. Nama Yura disana.
"Oh, nyonya Kim?" Kau menyapa Yura dengan formal sebagai cara gampang berpamitan pada Baekhyun.
Kau berdiri di balik tembok diluar kantin untuk mengobrol dengan gadis itu.
"Aku berharap secepatnya jadi nyonya Kim. Apa kabar mu nona dokter kontoversial?"
"Jangan membuat ku makin lelah Yura-aa. Apa kabar mu?"
"Tentu saja aku rindu. Lama tak terdengar kabar, malah muncul vidio baru. Apa yang terjadi?"
Kau bercerita semua pada Yura. Yura merespons dengan antusias. Seperti sedang mendengarkan presentasi jutaan dolar pada perusahaannya.
"Daebak! Kau punya kakak tiri yang hot! Apa Suga cemburu?" Tanyanya kemudian.
"Dia bahkan mempertanyakan seberapa besar cinta ku padanya."
"Pria itu polos ternyata." Yura tertawa. Membuat mu ikut tersenyum.
"Yura, aku harus kembali bekerja." Pamit mu.
"Malam ini aku akan ke rumah baru mu, kirimkan alamat mu pada ku. TAK ADA PENOLAKAN nyonya Min." Sebutan Yura membuat mu terkekeh.
"Dok! Kita harus kembali." Panggilan Baekhyun membuat Yura histeris penasaran disana.
"Yura-ya, sampai nanti malam." Pamit mu sebelum menutup panggilannya.
"Teman mu?" Baekhyun kepo.
.
.
.
Dalam kantor Mac."Dok." Megumi menyerahkan ponsel berisi Vidio pada Mac. Wajah Mac mengeras. Matanya terpejam menahan amarah.
Megumi menarik kembali ponsel itu kemudian dia menyimpannya lagi. Wanita itu pun sedang berusaha menahan gejolak dalam dirinya sendiri. Vidio yang tak pernah dia tau sebelumnya, hingga bosnya menyuruhnya untuk melacak.
Malam itu, dia menemukan sesuatu yang membuatnya sangat tak nyaman. Mac bergelimpangan harta, keluarganya powerful, pendidikan tinggi, tampan. Wanita berserakan disampingnya, menginginkan menjadi pendamping atau hanya sekedar uangnya.
Semua hal itu, tak pernah menjadi masalah serius bagi Megumi, tapi Vidio yang dia temukan, mampu membuatnya runtuh dalam derita cemburu. Bagaimana tidak? Mac dan Megumi punya gadis kecil bernama Sora.
"Haruskah saya membereskan semuanya?" Suara Megumi membuat Mac menatapnya tajam. Ada getir dalam sorot mata itu. Ada kepedihan yang Megumi sedang berusaha tutupi. Tapi untuk Mac, Megumi belum lulus. Gadis itu tak bisa menyembunyikan apapun darinya.
"Biarkan saja!" Sekarang Megumi yang terhenyak. Dalam dadanya telah membara keinginan untuk melampiaskan kemarahannya, kecemburuannya. Tapi tanpa komando dia tak bisa berbuat apapun.
Megumi berjalan keluar kantor bosnya dengan lesu dan kecewa. Megumi tak menyadari bahwa kau mengunci sosok gadis itu dengan mata mu. Seolah merasa seseorang memperhatikannya, Megumi menoleh kearah mu. Sesaat kalian bertemu, tapi....
"Dokter Han, anda diperlukan di bed 4."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Cold : Di Pacari Artis
FanfictionKetidaksengajaan membuat segalanya berubah dalam hitungan hari.