Suga memutus rasa dingin canggung yang menyelimutinya dengan keluar kamar dan membuat makan malam. Aku sendiri sibuk memilih baju yang cocok untuk ku pakai didepan kekasih mu malam ini. Semua gadis pasti akan sadar fashion jika harus berada di depan pria yang disukainya. Tampil mengesankan dan mendapat pujian adalah kebutuhan paling tinggi setiap manusia, aku juga.
Suga masih sibuk didepan kompor. Bau makanan yang tersaji di meja membuat mu menilik makanan apa saja yang dia masak malam ini.
"Oppa, siapa yang akan datang, makanannya banyak sekali." Tanya ku sambil mencomot sebuah telur puyuh.
"Yura dan yang lainnya." Aku sendiri lupa bahwa malam ini janjian dengannya.
"Telponlah Taehyung, ponsel ku ada di atas meja depan tv." Aku bergegas mengambilnya dan menghubungi Taehyung seperti perintah tuan bossy itu.
"Oppa, aku harus bilang apa?"
"Ajak mereka makan malam."
.
.
.
Maka aku dan Yura sibuk di dapur membersihkan dapur dan alat makan kalian tadi. Sedangkan 7 pria aset negara itu tersebar di seluruh ruangan di rumah ini. Bahkan Jungkook dan Jin berada di teras dengan bir mereka."Mengapa kau mengundang mereka semua?" Yura melirik para pria yang sibuk dengan game mereka di ruang tv dengan sedikit kesal.
"Apa yang bisa ku lakukan didepan tuan bossy Min Yoongi itu." Jawab ku mengangkat bahu singkat.
"Tapi, by the way, aku senang sekarang kita hidup di dunia yang sama." Jelas ku tau maksud kiasan kalimat Yura itu.
"Kekasih ku kaya raya." Aku terkekeh geli sendiri membanggakan kekasih dengan cara receh seperti itu.
"Tae banyak bercerita, termasuk biaya wisuda mu."
"Dia pria yang suka bergosip rupanya." Ku goda Yura.
"Aku yang bertanya, setelah aku cerita soal kau harus pindah lagi. Ternyata hidup mu sesulit itu nona dokter. Maaf aku tak tau jika kau harus pontang-panting sendirian seperti itu. Aku merasa tak berguna jadi sahabat."
"Aigoo, aku sekarang hidup senang. Lihat aku sekarang. Aku tak akan lagi menyusahkan mu dan siapapun. Aku harap begitu." Aku masih berpikir jangan-jangan akan muncul lagi hal spesial yang bisa membuat semua orang terkejut. Apakah aku masih bisa bilang bahwa hidup ku sudah senang?
"Jadi bagaimana Mac?"
Kau bercerita sesingkat, sepadat mungkin pada Yura. Yura hanya berdiri melongo memegang gelas jus yang isinya masih penuh itu. Dia terlalu antusias mendengar cerita, apa lagi bagian Megumi dan Sora.
"Kalian berdua, mengapa hanya berdiri didepan kompor?" Jimin bertanya dari tempatnya berdiri sambil memandang kearah kami yang bersandar pada kompor di dapur.
Aku dan Yura menatap kearah para pria, sedangkan para pria juga menatap kami keheranan. Hingga Jin muncul untuk mengambil bir baru. Pandangan kami terarah pada SeokJin.
"Relaks, aku memang paling ganteng!" Pedenya muncul membuat kami semua kembali pada aktifitas kami. Membuat Jhope tertawa terpingkal-pingkal sambil bertepuk tangan.
"Boram-aa, buang cincin mu itu! Seperti cincin anak-anak." Tatapan tak suka Yura pada jari manis ku.
"Aku sangat menyukainya. Aku tak akan pernah membuangnya." Suga menoleh kearah mu yang memuji cincin yang dia berikan.
Percakapan kami terputus sejenak karena pesan masuk ke ponsel ku. Ponsel ku ada dihadapan Suga. Bersamaan dengan bunyi mesin pencuci piring yang berhenti.
"Oppa, tolong cek ponsel ku. Aku sedang menunggu jadwal jaga Minggu depan." Pinta mu sambil meraih serbet untuk mengeringkan peralatan makan kalian tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Cold : Di Pacari Artis
FanfictionKetidaksengajaan membuat segalanya berubah dalam hitungan hari.