"Apakah kau mengawasi ku, Suga-ssi?"
Ponselku berdering. Aku benar-benar gemas dengan kelakuannya.
"Hallo?""(kemana kalian pergi?)"
"Kami hanya makan, tadi kau menyeret ku tanpa memberiku makan."
"(Oh, kau tak bilang kalo belum makan.)
"Kau memintaku jadi wanita mu, tapi kau bahkan tak tau kebutuhan dasar ku sebagai manusia. Kau aneh!"
"(Aku tak tau kalau kau belum makan)"
"Kau seharusnya tau. Kau menculik ku saat jam makan malam."
"(Maaf, aku tak perhatian)"
"Tak, apa. Perut kenyang membuat hati ku senang." Kekehannya terdengar sangat renyah.
"(Aku senang, sekarang aku punya teman bertengkar)
"Aku juga, senang bertengkar dengan mu. Aku bahkan mulai terbiasa sekarang."
"(Kalau begitu jangan berhenti bertengkar dengan ku, jika itu menyenangkan hati mu. Tidurlah! Ingat tak ada lagi koleksi oppa)"
"Baiklah..selamat malam juga Suga-ssi."
Ku rebahkan tubuhku karena penat dan lelah. Satu hari terlewati, dan pagi nanti aku akan memulai kehidupan baru ku.
🟣🔵🟣🔵🟣🔵🟣🔵🟣
Sebuah gedung yang sama tinggi dengan gedung apartemen lama, terlihat di hadapanku. Sebetulnya ini adalah sebuah rumah dengan lantai dasar restoran daging sapi, lantai ke dua adalah rumah tinggal, lantai atas adalah atap dengan bangunan mungil.
"Aigoo HyunJin-aa, kau sudah datang? Kau tampan sekali! Mari masuk." Seorang wanita paruh baya yang gendut dan pendek dengan rambut kriting dan apron menyambut kami.
Dia menepuk-nepuk bahu HyunJin sambil tangan kanannya memberi isyarat padaku untuk masuk.
"Ini yang namanya Boram?""Iya bibi, Han Boram." Ku bungkuk kan badan ku memberi hormat.
"Aigoo, dia kekasih mu ya HyunJin?"
"Bukan bi, kami hanya bertetangga di flat."
"Aigoo..." Bibi itu kemudian beralih padaku. Mencermati diriku dari atas hingga kebawah kemudian menatap mataku.
"Panggil aku bibi Kwon. Namaku Yumiko Kwon. Bingung bukan? Ibuku orang Jepang."
"Ah iya bibi Kwon."
"Aku harap kau suka tinggal di rumah atap ku. Kau hanya perlu membersihkannya. Sejak HyunJin pindah, tak ada yang menempati. Kau bisa bekerja di resto ku setelah kuliah mu. Itu juga jika kau mau." Tawarannya membuatku menjadi bersemangat.
"Terima kasih bibi, aku bersedia. Terima kasih."
"Cha! Akan ku tunjukkan rumah atapnya."
Kami mengikuti bibi Kwon menuju atas. Pandangan kota yang indah. Gedung BigHit bahkan terlihat dari sini walau lumayan jauh. Beberapa pot bunga dan tempat duduk tersudut tak terawat.
Rumah atap dengan kamar tidur yang cukup luas, dapur yang menyatu dengan ruang makan, kamar mandi dan WC juga ruang tamu. Sangat sempurna! Ini lebih dari cukup. Dengan sewa perbulan hampir 157.000 Won.
"Kau bisa bersihkan pelan-pelan Boram. Tapi, apa betul berita itu?" Bibi Kwon bertanya setengah berbisik seolah tak ingin HyunJin dengar.
"Aku hanya menolongnya bibi, tak lebih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Cold : Di Pacari Artis
FanfictionKetidaksengajaan membuat segalanya berubah dalam hitungan hari.