Min Yoongi dan aku sudah bersama hampir 2 bulan terakhir. Artinya wisudaku juga akan segera terlaksana. Aku dan Yura tak bertemu muka sejak pertemuan kami dengan Bangtan disini.
Pagi ini, pintu rumahku tiba-tiba bersuara. Aku masih malas-malasan diatas kasur ku.
"Chagiaaaa." Panggilan suara yang sangat ku kenal.Aku terduduk diatas ranjang. Rambut berantakan, masih dengan piyama, belum mandi dan bau bangun tidur. Aku sedang berusaha turun dengan cepat dari ranjang untuk lari ke kamar mandi.
"Aku membangunkan mu?" Suga berdiri diambang pintu. Menyandarkan punggungnya di kusen pintu. Tangannya tersimpan di saku celananya sedangkan tangannya yang lain sibuk dengan ponselnya. Sexy sekali. Setelan jas hitam dengan dalaman kaos putih dan topi pet hitam membuatnya terlihat sangat putih.
"Oppaaaaaa." Tangan ku sibuk merapikan rambut.
"Aku lapar."
"Kenapa tidak sarapan di dorm?"
"Tak ada kau disana."
Blush!
Sarapan rohani pagi ku terpenuhi karenanya."Aigoo." Tangannya meraih tangan ku lalu membuatku mau tak mau bangkit.
"Jangan lupa kopi ku cinta."
"Aku belum mandi."
"Oke, mandilah atau aku yang mandikan?"
"Yak!" Gummy smilenya muncul.
Sarapan sederhana sudah siap, termasuk aku yang sudah duduk dengan rambut yang masih setengah basah.
"Kau akan sakit jika rambutmu masih basah begitu."
"Tak akan, selama ini juga begini. Aku biarkan rambutku kering sendiri. Hemat listrik dan lebih sehat." Suga menatapku lekat-lekat. Mungkin dia menilai ku kelewat hemat bahkan terkesan miskin.
"ECO green maksud mu?" Sekarang aku yang terhenyak karena asumsi ku salah. Aku mengangguk dan tersenyum.
"Boram-aa, ayo kita menikah?"
"Uhuk..uhuk..." Aku tersedak makananku. Rasanya sebutir nasi masuk ke rongga hidungku. Sakit sekali.
"Kaget?" Santai dan tanpa dosa sekali dia menatapku tanpa mencoba membantuku.
"YAK! MIN YOONGI! APA KAU GILA!"
"Ani...agensi tau hubungan kita."
"Mworago?! Bagaimana bisa?"
"Aku yang mengaku."
"Untuk?"
"Oh, oke! Reaksi mu menunjukkan kalau kau tak sungguh-sungguh dengan hubungan kita."
"Enak aja! Aku kaget! Kita bahkan baru berapa bulan pacaran. Kau itu artis tuan Suga. Aku hanya gadis biasa. Apa kata keluarga mu?"
"Mereka akan merestui kita pasti. Toh yang menikah adalah kita. Aku sanggup membiayai semuanya sendiri. Aku sanggup menghidupi mu dan anak-anak kelak. Kita hanya perlu datang ke rumah ku lalu minta restu."
"Selain dingin, kau juga gila ternyata. Aku tak tahan lagi."
"Jika tak tahan, berarti harus secepatnya bukan?"
"Kau bicara apa ini? Menikah atau meniduri ku?"
"Menikah, meniduri mu itu hak dan kewajiban ku setelah menikah nanti."
"Oppa, ayolah gunakan otak jenius mu. Jangan bercanda dengan hal semacam ini. Aku mohon."
"Baiklah. Aku berhenti."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Cold : Di Pacari Artis
FanfictionKetidaksengajaan membuat segalanya berubah dalam hitungan hari.