"Kau yakin akan berpakaian seperti itu?? Kita akan berkuda!! Dan apa yang kau lakukan pada rambutmu itu??"
Clara melotot pada Adinda yang pagi itu memilih untuk memakai gaun musim panas tanpa lengan sepanjang lutut berwarna kuning lembut. Jenis pakaian yang memang sangat tidak cocok untuk berkuda.
Adinda meraih rambutnya yang baru saja ia keriting kemudian, menyeringai. "Bagus 'kan? Tampaknya aku cocok berambut keriting. Membuatku berbeda."
"Kau selalu cocok bergaya apa saja. Sialan! Aku iri padamu!" Clara mendesah memandangi rambut Adinda yang terurai dan mengembang itu dengan pandangan sangat ingin. "Apa kau berniat menggoda pamanku dengan dandanan menawan itu?"
Adinda terkekeh malu. Ya, sebenarnya memang itu tujuannya. Hari ini, mereka berempat berencana pergi berkuda. Dan karena hanya Clara yang mahir berkuda, yang lain tentu membutuhkan pendamping.
"Aku tidak boleh ambil bagian dalam rencana berkuda kita, jika kita ingin membuat Chase mendekati Vic. Jika aku ikut, bocah itu hanya akan memilih untuk naik kuda denganku."
"Lalu apa tepatnya yang akan kau lakukan?" tanya Clara penasaran.
"Jalan-jalan ke sungai. Aku suka tempat itu."
Sekali lagi Clara memandangnya dengan penuh kecurigaan. "Kau suka karena Pamanku sering ke sana. Bukan karena tempatnya!"
Lagi-lagi tawa malu terdengar dari mulut Adinda. Sudah beberapa hari, Jesse kembali seperti dulu. Maksudnya, menjadi pria yang dingin, pendiam, dan tak tersentuh. Padahal, Adinda sudah susah payah menghapal bahasa isyarat itu agar bisa bicara dengan lebih mudah.
Seperti yang sudah ia katakan, jika dirinya sangat bertekad, Adinda bisa melakukan apa saja. Itu terbukti dari betapa cepatnya ia belajar bahasa isyarat. Ia ingin mempraktekkannya dengan Jesse. Sayangnya, pria itu kembali menjaga jarak dengannya.
"Pastikan saja kalian berkuda jauh dari tempat itu. Aku tidak ingin Chase merusak semuanya."
Clara memutar bola mata. "Ingat, kau berhutang banyak padaku, Abimanyu."
Adinda terkekeh. "Aku tidak akan melupakan itu. Ayo kita turun. Vic tidak akan sabar menghabiskan hari ini bersama Chase." Adinda meraih jaket tipis berwarna hijau dan memakainya sebelum keluar dari kamar.
Sama seperti yang tadi diperlihatkan Clara, reaksi Britt dan Vic juga sama kagetnya saat melihat ia mengenakan rok, bukannya celana panjang untuk berkuda. Tanpa menjelaskan apapun kepada mereka, ia mengajak teman-temannya keluar rumah. Hari sudah mulai terang, dan Vic pasti akan protes jika sinar matahari nanti akan membakar kulitnya.
"Kau tidak ikut berkuda?" tanya Chase ketika Adinda dan yang lain sampai di istal.
Mata Adinda melirik cepat mencari keberadaan Jesse tetapi tidak menemukan pria itu di manapun. Ia kembali memperhatikan Chase, kemudian tersenyum.
"Aku minta maaf, hari ini aku kedatangan tamu bulananku. Akan tidak nyaman jika harus menaiki kuda dengan kondisi seperti ini."
Dalam hatinya, Adinda berdoa semoga Tuhan memaafkan kebohongannya kali ini. Ia juga tidak ingin berbohong, tetapi keadaan memaksanya melakukan itu. Adinda hanya ingin Vic bisa bebas berduaan dengan Chase tanpa dirinya.
"Lalu apa yang akan kau lakukan? Aku bisa menemanimu."
"Tidak. Kau harus tetap menemani mereka berkuda. Aku tidak mau terjadi apa-apa pada teman-temanku."
Chase melirik Vic yang menunggunya dengan sabar, lalu kembali lagi menatap Adinda. "Apa yang akan kau lakukan?"
Adinda mengangkat bahu. "Membaca. Jalan-jalan. Atau belajar memasak bersama Penny." Ia menyeringai saat menyebutkan nama tukang masak di keluarga ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, I Love Your Daddy! (TAMAT)
RomanceVERSI LENGKAPNYA SUDAH BISA DIBACA DI KARYAKARSA dan PLAYSTORE Seumur hidupnya, Adinda Abimanyu selalu menjadi yang terabaikan di keluarganya. Ia tidak pernah terlalu dipedulikan karena ia adalah anak kedua. Karena itulah ia memutuskan pergi untuk m...