Tangan Jesse menarik Adinda mendekat sebelum gadis itu sempat bicara apapun. Ia tidak ingin mendengar Adinda bicara. Jesse takut mendengar apa yang akan Adinda katakan. Ia tidak mau Adinda menolaknya, ataupun berkata bahwa semua ini tidak akan bisa mereka lalui.
Jadi, sebelum Adinda sempat bicara apapun, Jesse mencium Adinda dengan sedikit kasar. Pada awalnya, Adinda sedikit kaget dan hampir mendorongnya menjauh, tetapi Jesse mendekap tubuh gadis itu dengan sangat erat.
Adinda mendesah sekali sebelum akhirnya menarik kerah kemeja Jesse agar mereka semakin merapat, dan membalas ciumannya. Bibir mereka saling menyatu dalam ciuman yang panas dan penuh kerinduan.
Hasrat menerjang Jesse dengan begitu kuatnya. Ia melepaskan satu tangannya dari pinggang ramping Adinda, merayap menaiki punggungnya, menelusupkan jarinya di sela-sela blazer resmi yang dikenakan Adinda, dan mengerang saat telapak tangannya menyentuh kulit halus Adinda.
Gadis itu mengerang dan terengah saat jemari Jesse mengusapnya dengan gerakan sensual. Jesse menciumnya kuat-kuat agar Adinda tahu betapa bergairahnya dirinya atas Adinda.
Entah karena Adinda juga bergairah, atau karena pengaruh ciuman Jesse yang begitu kuat, jemari Adinda menyelip ke dalam rambut Jesse, menariknya kuat, dan membalas ciuman Jesse dalam-dalam.
Oh yeah, dia suka sekali berciuman dengan Adinda. Gadis ini mungkin masih polos dan tidak memiliki pengalaman berciuman, tetapi Adinda jelas lihai mengimbanginya.
Atau...Adinda pernah punya kekasih sebelumnya?
Pemikiran itu membuat Jesse melepaskan ciuman mereka. Adinda mengerang protes, sebelum wajahnya memerah malu saat mata mereka saling beradu dan menyadari apa yang baru saja terjadi.
Adinda terlihat sangat imut sekaligus menggairahkan saat terlihat malu-malu dengan bibir bengkak seperti ini. Namun, meskipun sangat ingin menciumnya lagi, Jesse harus menanyakan kebenaran itu.
Ia merasakan kecemburuan yang sangat besar pada sosok yang entah ada atau tidak itu. Jesse tidak ingin membayangkan ada pria lain yang pernah mencium Adinda seperti ini. Melihat Chase menciumnya saja sudah membuat Jesse begitu cemburu.
'Kau pernah punya pacar?' tanya Jesse dalam bahasa isyarat karena Adinda sedang tidak menatap wajahnya sekarang.
Mata Adinda naik padanya saat gadis itu menggeleng. "Pacar tidak pernah masuk di dalam daftar hidupku."
Oke, itu jawaban yang agak mengagetkan bagi Jesse. Untuk gadis secantik Adinda, tidak akan sulit baginya memiliki seorang kekasih. Atau dua, tiga. Tidak. Adinda tidak boleh memiliki kekasih sebanyak itu.
'Kenapa?'
Adinda tersenyum muram sambil turun dari pangkuannya, dan kali ini, Jesse tidak menahannya. Miliknya masih berdenyut nyeri karena begitu menginginkan Adinda. Dengan gadis itu tetap duduk di atasnya, itu tidak akan baik bagi akal sehat Jesse.
"Ada banyak hal yang ingin kulakukan sebelum usiaku tiga puluh, dan pacar bukan salah satunya. Jika keluargaku saja tidak bisa mencintaiku sebesar itu, bagaimana orang lain bisa?"
Perkataan itu diucapkan dengan nada tak acuh, tetapi Jesse melihat luka yang teramat besar dari dalam diri Adinda. Seburuk apa perlakuan yang diterima gadis ini dari keluarganya?
"Tapi lalu semua rencana hidupku yang indah dan tertata rapi itu hancur berantakan saat aku datang ke peternakanmu."
Bibir Jesse membentuk senyuman kecil karena tahu itu pasti berhubungan dengannya. Namun, ia tidak mengatakan apa-apa dan menunggu Adinda menyelesaikan pembicaraannya. Jesse ingin mendengar pengakuan itu lagi dari bibir Adinda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, I Love Your Daddy! (TAMAT)
RomanceVERSI LENGKAPNYA SUDAH BISA DIBACA DI KARYAKARSA dan PLAYSTORE Seumur hidupnya, Adinda Abimanyu selalu menjadi yang terabaikan di keluarganya. Ia tidak pernah terlalu dipedulikan karena ia adalah anak kedua. Karena itulah ia memutuskan pergi untuk m...