Ngak ngerti sama Wetpet sekarang. Nggak ada notif sama sekali baik apdetan, komen, maupun vote. Kelen gitu juga ga sih? Apa cuma mamak aja yang ga dapet? 🤣🤣
Pokoknya, ada notif atau enggak, makasih buat semua dukungan kelen buat Mamak selama bertahun-tahun... Nggak kerasa dah mau tujuh tahhn aja.. 😭😭
Mamak bukan apa-apa tanpa kelen. Sayang kelen banyak-buaaanyaaakkk ❤❤❤...
Mata Adinda membelalak menerima ciuman yang tidak terduga itu. Ia merenggut bagian depan kaus Chase, bermaksud untuk mendorong pria itu menjauh, tetapi Chase malah menarik lehernya, hingga membuat Adinda tidak bergerak. Tangannya mencengkeram kerah kaus Chase, tidak mampu bergerak ataupun menolak.
Tidak seperti ciuman Jesse yang bisa membakar tubuhnya hanya dalam satu sentuhan, ciuman Chase jauh lebih lembut. Ciuman itu tidak dipenuhi nafsu, melakukan sebuah keputusasaan dan kepedihan yang mungkin ingin Chase tunjukkan padanya.
Tubuhnya tidak memanas, tetapi entah bagaimana, sudut kecil dalam hatinya menghangat. Ada sesuatu yang berbeda dari cara Chase menciumnya. Sesuatu yang tidak Jesse miliki. Sesuatu yang mengarah pada kemungkinan sebuah hubungan baru di antara mereka berdua.
Adinda membuka mulutnya, bermaksud untuk mengambil napas, tetapi Chase memperdalam ciumannya, dan sialnya, Adinda tidak bisa menahan diri untuk membalas ciuman itu. Ia memejamkan mata, menikmati ciuman yang Chase berikan, membalasnya, dan akhirnya, Chase melepaskan pagutan bibirnya.
Pria itu tidak melepaskan tangannya di leher Adinda, melainkan menempelkan kening mereka, dan saling berebut udara yang ada untuk menarik napas. Mata mereka saling menatap, dan betapa anehnya, Adinda merasakan koneksi baru dengan Chase.
Bukan koneksi erotis seperti yang dirasakannya pada Jesse, tetapi jauh melebihi daripada itu. Ada perasaan nyaman, dilindungi, dan dicintai seperti seorang keluarga. Sesuatu yang selama ini Adinda inginkan dari keluarganya, tetapi tidak pernah didapatkannya.
Setelah napas mereka berdua tenang, Chase menjauhkan kepalanya tanpa mengalihkan pandangan sekalipun dari mata Adinda yang masih tampak takjub.
Tadi, mungkin ia masih ragu apakah mungkin hati akan bisa bercabang dan mencintai dua orang yang berbeda. Kini, Adinda tahu alasannya kenapa hatinya bercabang.
Ia menyayangi Chase. Bukan dalam cara yang sama dengan Jesse tentu saja, tetapi ia memang memiliki perasaan kepada pria ini. Lebih dari sekedar teman, tetapi juga belum sampai ke tahap menyayanginya seperti keluarga.
"Aku rasa, kau merasakannya juga," gumam Chase dengan suara parau.
Adinda mengangguk. "Apa seperti itu juga yang kau rasakan?"
Tidak ada nafsu ataupun gairah yang membara, tidak ada api yang tertinggal di sekujur tubuhnya, tidak ada percikan apapun. Kosong.
Chase menghela napas lelah. "Kupikir akhirnya aku telah menemukan seseorang yang tepat, tetapi tampaknya aku salah."
Adinda terkekeh mendengarnya. "Aku hampir saja mendorong dan memukulmu tadi."
"Bagus kau tidak melakukannya, karena jika iya, aku masih akan terus bertanya-tanya dan memperebutkan gadis yang sama dengannya."
Mata Adinda otomatis menatap ke arah kabin Jesse yang sekarang gelap. Apa pria itu sudah tidur?
"Apa itu sangat berbeda dengan ciuman yang Vic berikan padamu?" tanyanya tanpa mengalihkan pandang dari jendela Jesse.
Saat tidak mendapatkan jawaban apapun, Adinda menoleh pada Chase dan melihat wajah pria itu yang merona hingga membuatnya terbahak-bahak.
"Tidak usah kau jawab. Aku sudah tahu jawabannya." Lalu ia memberikan senyuman mengejek pada Chase. "Kau pura-pura jual mahal padanya, padahal ciumannya lebih mempengaruhimu daripada aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, I Love Your Daddy! (TAMAT)
RomansaVERSI LENGKAPNYA SUDAH BISA DIBACA DI KARYAKARSA dan PLAYSTORE Seumur hidupnya, Adinda Abimanyu selalu menjadi yang terabaikan di keluarganya. Ia tidak pernah terlalu dipedulikan karena ia adalah anak kedua. Karena itulah ia memutuskan pergi untuk m...